Yogyakarta, 22 September 2022–Dalam rangka Dies Natalis ke-65, Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) Fisipol UGM menyelenggarakan acara Career Talks: Inspirational Leadership dengan tema Taking Action in Environmental Justice pada Kamis (22/9). Acara tersebut diselenggarakan secara hybrid di BRIWork Amphitheater dan melalui platform zoom.
Tiga narasumber yang merupakan alumni Departemen PSdK hadir untuk berbagi pengalaman mengenai karirnya, yaitu Ulul ‘Azmi Aziz, Program Manager Omah Kolektif; Nitia Agustini K A, MSc International Development Studies di Utrecht University, serta Lalu Muh. Azwar, Sustainable Development & Societal Officer di PT Pertamina Hulu Mahakam dan dimoderatori oleh Pinurba Parama Pratiyudha, dosen PSdK.
Pembicaraan berfokus pada praktik-praktik dalam melakukan pembangunan sosial yang berbasis lingkungan. Azwar berbagi pengalamannya mengenai karir di bidang korporat yang menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR) dan pendampingan masyarakat. Hal ini sejalan dengan peran Azwar sebagai Community Development Officer (CDO) di PT Pertamina Hulu Mahakam.
Sebagai CDO, Azwar memiliki tiga tugas pokok dan fungsi utama, yaitu (1) mengidentifikasi dan memetakan masalah hingga dapat memformulasikan program yang akan dijalankan, (2) memastikan program memiliki isi dalam bentuk inovasi sosial yang dapat berdampak terhadap perbaikan lingkungan, peningkatan kualitas hidup dan kapasitas masyarakat, serta (3) melakukan monitoring dan evaluasi program.
“Ilmu-ilmu yang saya dapatkan dari PSdK sangat berguna untuk menganalisa dan meracik kegiatan,” aku Azwar.
Nitia melanjutkan pembicaraan dengan berbagi pengalamannya sebagai peneliti. Bagi Nitia, kegiatan-kegiatan yang dijalankan ketika kuliah sangat berpengaruh terhadap karirnya. “Memulai karir bisa dimulai dari sekarang saat jadi mahasiswa,“ ungkap Nitia, yang sejak menjadi mahasiswa tertarik dalam kegiatan penelitian kini juga berkarir sebagai peneliti.
“Tugas sebagai peneliti adalah menjawab pertanyaan yang belum pernah ditanyakan oleh orang lain,” jelas Nitia. Namun, dinamika sebagai peneliti tidak berhenti ketika hasil penelitian diterbitkan, tetapi berlanjut hingga implementasi dan tindak lanjut penelitian tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan program atau mengevaluasi program yang sudah ada.
Ulul turut berbagi pengalamannya, bagaimana seorang lulusan PSdK bisa terjun dalam dunia entrepreneurship. Ulul melihat bisnis bukan sebagai intinya, “core-nya adalah bisnis sebagai salah saru tools untuk memecahkan masalah sosial,” ujar Ulul. Hal tersebut terlihat dari agensinya, Kartitedjo, yang memproduksi karya audio visual yang berkaitan dengan kebudayaan. Hal didasari oleh masa kecilnya yang lebih dekat dengan budaya barat dibandingkan budaya Indonesia yang dianggapnya sebagai sebuah masalah. Oleh karenanya, kehadiran agensi tersebut bertujuan mendekatkan masyarakat dengan kebudayaan Indonesia. (/tt)