
Yogyakarta, 16 November 2020—Sociopreneur Muda Indonesia (Soprema) FISIPOL UGM kembali mengadakan webinar Bincang Soeprema untuk kedua kalinya pada Minggu (15-11). Bincang Soeprema kali ini bertajuk “Pandemi COVID-19: Menilik Nasib Pekerja Industri Kreatif”. Bekerja sama dengan Geronimo FM, Bincang Soeprema #2 ini bisa disaksikan secara langsung di kanal Youtube FISIPOL UGM dan Kongkow Bisnis Geronimo FM. Tiga pembicara yang hadir kali ini adalah Arief Ardi Nugroho, pendiri Funtastic Consulting; Irvansyah Utoh Banja, Deputi Direktur Bidang Humas Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan; dan Tovic Raharja, Direktur Utama Rajawali Indonesia. Bincang Soeprema #2 dimulai dengan pemaparan mengenai info umum seputar Soeprema oleh Rezaldi Alief Pramadha, Dosen FISIPOL UGM.
Sebagai salah satu pekerja industri kreatif, Tovik menceritakan di tahun 2020 ini banyak acara yang akan digarap olehnya dan tim, hanya saja terkendala COVID-19. Tovik juga menuturkan mulanya ada beberapa acara yang ditunda, misalnya Prambanan Jazz. Kemudian, karena pandemi tidak kurun berakhir, maka secara konsep acara tersebut dilakukan secara virtual. “Konsep virtual yang paling memungkinkan untuk kondisi saat itu,” ungkap Tovik. Meskipun sebelum pandemi, Tovik mengakui bahwa Rajawali Indonesia sudah memulai e-concert, yakni layanan tv berbayar yang menyiarkan semua acara yang pernah dilakukan oleh Rajawali Indonesia, seperti konser. E-concert ini kemudian dilanjutkan dan semakin dikembangkan selama pandemi.
Tovik mengungkapkan siasat yang perlu dilakukan industri kreatif untuk bertahan di tengah pandemi, yaitu berpikir lebih kreatif. Baginya, pandemi merubah banyak hal termasuk industri kreatif. “Kita dipaksa belajar untuk lebih mengembangkan kapasitas,” tutur Tovik.
Tidak hanya Tovik, Arief mengatakan bahwa ia banyak belajar dan mengembangkan ide saat mencari solusi permasalahan bisnis saat pandemi. Ia melihat dari kondisi Yogyakarta yang sepi karena pandemi dan saat itu restoran cepat saji yang cukup ramai adalah yang menyediakan layanan drive-thru. Kemudian ia terlintas untuk menyediakan layanan drive-thru bagi pembeli usaha donat yang ia miliki. Bagi Arief, hal-hal seperti ini dapat disebut dengan istilah ‘mempelajari pasar’. “Saya pelajari pasar dulu, baru bagaimana menyediakan produk,” ungkap Arief.
Mengenai kerentanan-kerentanan yang dihadapi oleh pekerja, Irvansyah menuturkan bahwa selama pandemi BPJS Ketenagakerjaan telah melakukan beberapa program. Salah satunya yaitu adanya perlindungan untuk pekerja yang melakukan work from home. Kemudian BPJS Ketenagakerjaan juga melakukan relaksasi iuran untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM). “Sejak agustus 2020 hingga januari 2021 untuk program JKK dan JKM peserta hanya membayar 1 persen,” imbuh Irvansyah. (/anf)