Why Social Start Up and 3 Ways to Make Your Great Social Impact

Yogyakarta, 16 April 2021 – Creative Hub  (C-HUB) Fisipol UGM menyelenggarakan acara diskusi daring melalui live Instagram dengan tajuk Why Social Start Up and 3 Ways to Make Your Great Social Impact. Acara ini berlangsung dari pukul 16.00-17.00 WIB dengan menghadirkan Narasumber Matahari Farransahat, S.E., M. HEP selaku Program Manager Creative Hub dan moderator Ramadhanti Firmaningsih, S.IP selaku Knowledge Manager Creative Hub Fisipol UGM. Acara yang diikuti sekitar 20 peserta diskusi ini secara garis besar membahas mengenai kiat-kiat dalam membangun Startup yang dapat memberikan dampak sosial bagi masyarakat.Mengawali sesi diskusi, Moderator menyampaikan sedikit intermezzo mengenai C-Hub Fisipol UGM sebagai ekosistem belajar tentang Startup, dunia digital, dan juga mengenai kewirausahaan sosial. Dalam berbagai kesempatan, C-Hub memfasilitasi berbagai kegiatan pembinaan dan pitching bagi berbagai kalangan untuk mengembangkan Startup yang memiliki impact sosial.

Masuk ke sesi sharing, Moderator menyampaikan latar belakang mengenai program pitching yang ada di Fisipol UGM. Dalam penuturannya, Ia mengungkapkan bahwa secara kapasitas generasi muda saat ini memiliki kemampuan adaptasi yang cukup baik. Hal ini dapat ditemui dari berbagai fenomena dimana anak muda seringkali bekerja di lingkungan yang tidak cukup in line dengan bidang studi mereka di bangku kuliah. Sedangkan dari sisi latar belakang fakultas, Dekan Fisipol UGM melihat bahwa terdapat banyak pelaku startup yang terlalu profit oriented, padahal sebenarnya jika ingin sustain salah satu hal yang perlu dilihat adalah soal masalah, dan masalah sosial merupakan salah satu hal yang cukup terkemuka. Karenanya Fisipol mengambil andil untuk turut memfasilitasi pengembangan inovasi Social Start Up.

Berkaitan dengan upaya membangun Social Startup, bagian terpenting adalah mengupayakan keberadaanya agar dapat memberikan impact sosial. Dalam hal ini, komponen yang perlu dipenuhi diantaranya memiliki tools untuk menangkap masalah, memiliki cara untuk mengukur impact, dan yang ketiga kita perlu memiliki banyak teman dan ekosistem. Kendati demikian, Start Up juga perlu memikirkan model ekonomi untuk menghasilkan modal di luar donasi. Karenanya ekosistem transdisiplin cukup diperlukan, bagaimana kita berkecimpung dan juga berjejaring dengan praktisi atau stakeholder yang dengan masalah sebagai harapan mendapatkan resources yang dapat mendukung berbagai kegiatan yang kita lakukan.

“Selama dari project yang kamu lakukan itu bisa memberikan manfaat pada masyarakat, dan selama kamu keluar dari sana masyarakat kehilangan kamu. Maka wajib bagi kamu untuk terus memperjuangkannya, Itu yang harus kita pegang dalam Social Entrepreneurship” Tutur Assat sebagai penutup diskusi. (/Mdn)