Masuk ke sesi sharing, Moderator menyampaikan latar belakang mengenai program pitching yang ada di Fisipol UGM. Dalam penuturannya, Ia mengungkapkan bahwa secara kapasitas generasi muda saat ini memiliki kemampuan adaptasi yang cukup baik. Hal ini dapat ditemui dari berbagai fenomena dimana anak muda seringkali bekerja di lingkungan yang tidak cukup in line dengan bidang studi mereka di bangku kuliah. Sedangkan dari sisi latar belakang fakultas, Dekan Fisipol UGM melihat bahwa terdapat banyak pelaku startup yang terlalu profit oriented, padahal sebenarnya jika ingin sustain salah satu hal yang perlu dilihat adalah soal masalah, dan masalah sosial merupakan salah satu hal yang cukup terkemuka. Karenanya Fisipol mengambil andil untuk turut memfasilitasi pengembangan inovasi Social Start Up.
Berkaitan dengan upaya membangun Social Startup, bagian terpenting adalah mengupayakan keberadaanya agar dapat memberikan impact sosial. Dalam hal ini, komponen yang perlu dipenuhi diantaranya memiliki tools untuk menangkap masalah, memiliki cara untuk mengukur impact, dan yang ketiga kita perlu memiliki banyak teman dan ekosistem. Kendati demikian, Start Up juga perlu memikirkan model ekonomi untuk menghasilkan modal di luar donasi. Karenanya ekosistem transdisiplin cukup diperlukan, bagaimana kita berkecimpung dan juga berjejaring dengan praktisi atau stakeholder yang dengan masalah sebagai harapan mendapatkan resources yang dapat mendukung berbagai kegiatan yang kita lakukan.
“Selama dari project yang kamu lakukan itu bisa memberikan manfaat pada masyarakat, dan selama kamu keluar dari sana masyarakat kehilangan kamu. Maka wajib bagi kamu untuk terus memperjuangkannya, Itu yang harus kita pegang dalam Social Entrepreneurship” Tutur Assat sebagai penutup diskusi. (/Mdn)