75 Tahun Persahabatan Cina-Indonesia, GO SOUTH Fisipol UGM Refleksikan Prospek ke Depan

Yogyakarta, 3 Oktober 2025—Memperingati 75 tahun kerja sama Indonesia dengan Cina, Institute of International Studies, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada menggelar seminar kolaboratif Global South (GO-SOUTH) bertema “From Afro-Asia Solidarity to Global South Cooperation: Navigating Indonesia China Relations in a Changing Global Order” bersama Xiamen University, Cina. Forum pada Jumat (3/10) ini sekaligus menjadi titik bertemunya kembali kedua negara di dalam hubungan bilateral bertahun-tahun yang perlu direfleksikan. 

Disampaikan Direktur Kemitraan dan Relasi Global, Prof. Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt. menyambut kedatangan Duta Besar Cina, pimpinan Xiamen University serta jajaran pimpinan Fisipol UGM. Ia menyampaikan, pencapaian di dalam kerja sama berpuluh-puluh tahun ini memperkuat hubungan antara Indonesia dengan Cina di bidang perdagangan, kebudayaan, dan pembangunan nasional. “Hari ini kita kembali memperkuat kerja sama strategis, khususnya di sektor infrastruktur, informasi, dan teknologi. Kita membuka komunikasi dan utamanya untuk menyeimbangkan dengan kepentingan nasional,” tuturnya.

Sejalan dengan itu, Duta Besar Cina untuk Indonesia, Wang Lutong merasa terhormat menjadi bagian dari persahabatan Indonesia dan Cina. Menurutnya, dunia tengah menghadapi tantangan baru dalam sejarah peradaban yang mampu mengubah masa depan. Negara-negara selatan harus mulai berkooperasi dan berkoordinasi untuk menghadapinya, serta menjamin keamanan serta kebijakan global yang adil. “Cina dan Indonesia adalah negara yang besar, selama 75 tahun hubungan diplomatik kita menjadi model bagi negara-negara lain,” paparnya.

Wang juga menyampaikan inisiatif pembangunan global yang berbasis keamanan dan solidaritas. Dalam hal ini, Indonesia dan Cina memiliki kekuatan tersendiri sebagai dua negara yang menjalin hubungan bilateral lebih dari setengah abad lamanya. Untuk itu, forum-forum komunikasi menjadi penting untuk mendiskusikan langkah strategis apa yang akan diambil oleh Indonesia dan Cina untuk menghadapi dinamika politik, ekonomi, dan kemajuan industri.

Dalam konteks perguruan tinggi, Fisipol UGM dan Xiamen University sepakat untuk menjalin kolaborasi demi mewujudkan pendidikan yang lebih kaya, riset yang beragam, serta membuka kesempatan jejaring internasional bagi mahasiswa. Dikatakan Prof. Dr. Gao Yanjie dari Xiamen University, negara di Asia Tenggara seperti Indonesia memiliki potensi besar di dalam riset. Kekayaan sumber daya alam dan budaya belum banyak dieksplorasi oleh negara lain. Oleh karena itu, inisiatif kerja sama ini diharapkan mampu memotivasi para akademisi untuk turut andil menjalankan riset berdampak. Hal ini diwujudkan melalui kerja sama dengan UGM dan Universitas Indonesia.

Tak dapat dipungkiri, Indonesia adalah salah satu rekan paling kuat yang dimiliki oleh Cina, khususnya di sektor perdagangan. Namun kerja sama puluhan tahun telah memberikan dampak pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang luar biasa bagi Indonesia. Maka hubungan kedua negara menjadi lebih dekan dibanding hanya sebagai rekan dagang saja. Tentunya potensi ini perlu didiskusikan secara mendalam untuk melihat sejauh mana peran kolaborasi Indonesia dengan Cina mampu memberikan dampak di mata dunia.

Dr. Luqmanul hakim, Direktur IIS UGM menyampaikan, kolaborasi ini nantinya akan membuahkan kerja sama antar individu, akademisi, hingga industri. Kesempatan bagi mahasiswa dalam negeri untuk belajar di Cina akan lebih terbuka, sebaliknya mahasiswa Cina juga mendapat keuntungan untuk membangun jejaring di Indonesia. “Kita perlu melakukan refleksi atas kerja sama selama 75 tahun ini. Harus ada solusi yang diberikan, tidak hanya bagi kedua negara namun juga untuk komunitas dunia,” pungkasnya.

Forum GO-SOUTH menghadirkan sejumlah pakar dari berbagai universitas. Hadir dari Xiamen University, Dr. Miao Zhang dan Xuemeng Sui, Prof. Dr. Nur Rahmat Yuliantoro dari UGM, dan Dr. Yeremia Lalisang dari UI dalam Panel I bertajuk “Social Economic Dimentions of China-Indonesia Relations: Prospect and Retrospect. Panel ini membahas bagaimana potensi hubungan ekonomi dan sosial Indonesia bisa dipetakan melalui refleksi dinamika hubungan bilateral kedua negara. Panel II tak kalah menarik dihadiri oleh Dr. Ke Xu dan Dr. Shuqi Wang dari Xiamen University, Dr. Klaus Radityo dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, dan Andrew W. Mantong dari Center of Strategic and International Studies dengan tajuk “Geopolitics and Security Relations: China and Indonesia in An Age of Uncertainty”.

GO-SOUTH sekaligus menjadi rangkaian acara di dalam Dies Natalis Fisipol UGM memperkuat komitmen fakultas untuk terus berkontribusi terhadap isu-isu nasional dan global. Harapannya, forum ini mampu menghasilkan inisiatif kolaboasi dan inovasi yang mampu menjawab tantangan dunia.