Yogyakarta, 23 Februari 2024—Guna mendukung pemberdayaan dan pengembangan kompetensi tenaga kerja, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM bersama Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Global Edukasi Talenta Inkubator (GeTI) mengadakan “Sertifikasi dan Pendampingan Industri untuk Wirausaha Muda” pada Jumat (23/2). Program merupakan bimbingan teknis dari pelatihan yang dihelat GeTI dan telah diikuti oleh puluhan mahasiswa dan dosen dari berbagai fakultas di UGM.
“Saya ucapkan terima kasih kepada pihak UGM yang telah mendukung acara ini. Ini bukan sekedar hanya pelatihan dan ujian. Pada dasarnya prosesnya seperti itu, tapi tujuan besarnya adalah kami ingin mengajak teman-teman semua masuk ke dalam era di mana tahapan yang menjadi pemain industri itu semakin cepat. Untuk menjadi seorang pengusaha, dari kecil sampai besar itu semua ada di tangan kita,” papar Divera Wicaksono, selaku Academic, Incubation, & Bussiness Director GeTI.
Berkembangnya era digital memiliki pengaruh besar terhadap dunia kerja. Meskipun banyak lapangan kerja dan profesi baru yang terbuka, namun angkatan kerja yang tersedia juga semakin banyak. Menurut Divera, jumlah angkatan kerja saat ini tidak diiringi dengan kompetensi yang dibutuhkan industri. Oleh karena itu, penting bagi anak muda ataupun masyarakat dengan usia kerja untuk mendapatkan sertifikasi dan standarisasi dalam meningkatkan kompetensi diri.
Dukungan juga disampaikan oleh Dekan Fisipol UGM, Dr. Wawan Mas’udi, S.IP., MPA, Ph.D. “Awalnya kerja sama ini kita bangun karena menyadari adanya kekurangan dalam pemahaman kebutuhan industri saat ini. Jadi pelatihan ini sebagai solusi terkait bagaimana sistem pasar ini bekerja. Mudah-mudahan program ini akan terus ada untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten sesuai bidang dan kebutuhan industri. Saya setuju, setelah sertifikasi ini kalau bisa kita benar-benar menghasilkan pengusaha,” tutur Wawan.
Menurut Wawan, kesempatan untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi ini tidak hanya membuka peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan nilai tambah sebagai tenaga kerja. Tapi juga diharapkan akan muncul jiwa-jiwa wirausaha yang mau membangun bisnis dan berpartisipasi membantu penyerapan tenaga kerja. Urgensi ini juga didorong oleh adanya bonus demografi pada tahun 2045 mendatang, di mana Indonesia akan mengalami masa penuh tantangan, peluang, sekaligus ancaman.
Pelatihan dan sertifikasi GeTI ini telah divalidasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Peserta yang telah mengikuti pelatihan dan lulus ujian akan mendapatkan sertifikat langsung yang diakui secara nasional. Antusiasme pelatihan GeTI ini pun turut didukung oleh fakultas di UGM lainnya, seperti Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, serta Fakultas Peternakan. Meskipun memiliki fokus bidang dan disiplin berbeda, namun urgensi ketenagakerjaan terjadi hampir di setiap sektor.
“Kami dari Fisipol sangat senang bisa bekerja sama dengan GeTI, serta memberikan kesempatan juga pada fakultas lainnya untuk ikut bergabung. Kolaborasi ini menjadi lengkap, karena program ini tidak hanya bisa membantu peserta, namun juga membantu pertumbuhan UMKM, membantu perusahaan nasional, dan tentunya mendorong perekonomian nasional,” ungkap Wawan. Program pelatihan GeTI bersama Fisipol UGM ini sekaligus menjadi implementasi dari Sustainable Development Goals ke-17, yakni kemitraan untuk mencapai tujuan. (/tsy)