Yogyakarta, 10 Oktober 2024─Transformasi digital saat ini telah berlangsung secara masing dan mendalam. Tantangan yang muncul dari regulasi transformasi digital membutuhkan sorotan besar akan pentingnya teknologi digital yang inklusif dan adil. Merespons diskursus tersebut, CfDS resmi menutup rangkaian acara Digital Society Week 2024 dengan meluncurkan AI Policy Monitoring Dashboard.
Melalui rangkaian kegiatan dari Digital Society Week 2024, CfDS UGM kembangkan berbagai isu mengenai transformasi digital. Dalam Closing Ceremony Digital Society Week 2024 yang diselenggarakan di Auditorium Mandiri Fisipol, CfDS UGM meluncurkan AI Policy Dashboard yaitu alat penelitian terpadu yang mampu mengumpulkan, menganalisis, dan merangkum kebijakan-kebijakan AI atau kecerdasan artifisial di Indonesia.
Iradat Wirid, selaku Deputy Executive Secretary CfDS, menjelaskan bahwa inisiasi ini berusaha memperluas pemahaman terkait kebijakan kecerdasan artifisial dari berbagai negara sehingga diharapkan terbentuk dasar kebijakan yang responsif dan berkelanjutan. Seiring berjalannya waktu, CfDS berharap dashborad ini juga bisa merangkum kebijakan-kebijakan dari lembaga internasional, platform media sosial, dan global tech company.
“Harapannya juga kita bisa adakan fitur komparasi, jadi tinggal di-klik negara mana dengan negara mana untuk membandingkan kebijakan satu dengan yang lain,” ungkap Iradat.
Dalam talkshow yang bertajuk “Advancing Indonesia’s Digital Transformation: Embracing Technology for a Digital Society”, Hafiz Noer selaku Head of Research juga menjelaskan bahwa dashboard tersebut hadir sebagai one-step information center yang dapat membantu masyarakat menjadi lebih up-to-date dengan perkembangan kebijakan AI di tingkat global. Hal ini karena diskursus mengenai teknologi digital yang saat ini kerap diperbincangkan adalah bagaimana etika kita dalam merespons artificial intellegent (AI).
“Untuk saat ini regulasi yang ada tidak mengikat, KOMINFO mengeluarkan surat edaran kecerdasar artifisial membahas etikanya terlebih dahulu sehingga sifatnya lebih ke mengajak tidak mengikat,” jelas Hafiz dalam talkshow tersebut.
Talkshow tersebut turut mengundang Septiaji Eko Nugroho (Ketua Mafindo), Alfatika Aunuriella Dini (Dosen Fakultas Hukum UGM), dan Dr. Nurhadi Susanto (Wakil Dekan FISIPOL UGM). Dengan demikian, melalui Digital Society Week 2024, CfDS Fisipol UGM berharap mampu memunculkan pemikiran-pemikiran baru untuk memastikan bahwa transformasi digital bisa memberi manfaat sosial yang lebih kuat, menjadi alat menipiskan kesenjangan, dan mengembangkan berbagai aspek yang mendukung kesejahteraan masyarkat. (/noor)