Dosen Fisipol UGM Bersama 18 Penulis Luncurkan Buku tentang Urbanisasi Indonesia

Yogyakarta, 18 November 2024—Peneliti sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM, Amalinda Savirani kali ini menggandeng pakar politik Australian National University, Edward Aspinall dalam karya barunya. Buku berjudul “Governing Urban Indonesia” resmi diluncurkan pada Jumat (15/11) di BRI WORK Fisipol UGM. Buku ini secara khusus menyorot isu penting dalam perkembangan tata kelola perkotaan dan daerah rural dari masa ke masa.

Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas’udi memberikan apresiasi terhadap terbitan buku terbaru karya peneliti Fisipol UGM yang juga hasil dari kolaborasi antar pakar internasional. “Saya ucapkan selamat dan terima kasih atas karya-karyanya, sekaligus mendukung kontribusi Fisipol UGM dalam menyelesaikan isu-isu nasional,” ungkapnya. Ia berharap melalui karya tersebut, nantinya dapat menginspirasi dosen atau peneliti lainnya agar tidak segan-segan membuat karya kolaboratif dengan universita lain.

Buku “Governing Urban Indonesia” merupakan kumpulan artikel yang mengangkat isu urbanisasi. Pada bagian pertama yang ditulis Amalinda, ia bercerita bagaimana fokus pemerintah dari era kemerdekaan hingga reformasi telah mengalami pergeseran. Masa kepemimpinan Soekarno hingga Soeharto contohnya, hanya 12-16% populasi penduduk Indonesia yang tinggal di daerah urban. Sedangkan 70% lainnya masih berada di daerah rural, karena mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani.

Namun lonjakan urbanisasi penduduk terjadi pada tahun 2011. Saat itu untuk pertama kalinya jumlah penduduk perkotaan lebih banyak dibanding rural. Selain itu, urbanisasi juga didukung dengan perubahan kondisi pedesaan menjadi urban seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Meirina Ayumi menyatakan bahwa sampai tahun 2040 nanti, urbanisasi akan terus berkembang pesat.

“Tahun 2040 atau 2050 nanti bisa diperkirakan kita akan memiliki 70-80% penduduk daerah urban. Ini tidak hanya disebabkan karena mobilisasi penduduk, tapi perubahan lingkungan, pekerjaan, dan lahan agrikultur,” terang Meirina. Pembanding antara daerah urban dan rural adalah lahan pertanian, sedangkan saat ini jumlah lahan tani semakin menipis akibat minimnya regenerasi petani. 

Sejak tahun 2020, perkotaan menyumbang sebesar 74% dari PDB Indonesia dan diperkirakan terus tumbuh hingga 2030. Hal ini juga disebutkan sebagai konsekuensi dari pembangunan infrastruktur besar-besaran yang dilakukan oleh Pemerintahan Jokowi. Dalam satu sisi pembangunan tersebut berhasil membuka akses daerah rural dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun di sisi lain, program tersebut tidak diiringi dengan pengembangan dan penguatan daerah rural, sehingga tetap tergerus urbanisasi.

Sayangnya, peningkatan urbanisasi menimbulkan masalah yang lebih kompleks di kota-kota besar Indonesia. Masalah tersebut ditimbulkan oleh membeludaknya jumlah penduduk urban tanpa disertai pengelolaan daerah yang tepat sasaran. Isu polusi dan pengelolaan sampah masih belum terselesaikan di berbagai daerah, termasuk Ibukota Jakarta. Nur Azizah, Dosen DPP UGM menjelaskan bagaimana pentingnya pengelolaan sampah bagi area urban. Ia mencontohkan Surabaya sebagai daerah urban yang bisa menjadi contoh.

“Dari tahun 1922 sampai 2022 Surabaya menerima Adipura Kencana berkali-kali. Artinya mereka memiliki waste management yang baik,” ujar Azizah. Ia menjelaskan strategi pemerintah Surabaya dalam mengelola sampah perkotaan. Pertama, mereka menjalin kerja sama dengan komunitas masyarakat yang peduli akan sampah. Mulai dari sistem pengambilan sampah door to door, hingga pemilahan. Sektor swasta juga diajak berkolaborasi untuk membuat rumah-rumah kompos di sekitar kota.

“Pemerintah benar-benar berdedikasi dan mengeluarkan banyak biaya untuk mengelola sampah. Contohnya, mereka menggunakan garbage compactor truck untuk mengangkut sampah, bukan truk biasa seperti di Jogja,” terang Azizah. Menurutnya, pemerintah Jogja bisa meningkatkan sistem pengelolaan sampah dengan mencontoh pemerintah kota Surabaya. Terlebih peran pemerintah sebagai penggerak dan garda terdepan sangat penting bagi masyarakat agar mau menumbuhkan kesadaran akan sampah.

Peluncuran buku “Governing Urban Indonesia” telah berkolaborasi dengan 19 penulis nasional dan internasional. Selain sebagai karya inspiratif dari peneliti Fisipol UGM, peluncuran buku ini membuktikan komitmen fakultas dalam menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4, yakni Pendidikan Berkualitas. (/tsy)