
Yogyakarta, 27 Februari 2025─Prof. Amalinda Savirani., S.IP., M.A resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang bisnis dan politik pada Kamis (27/02). Upacara pengukuhan yang dilaksanakan di Balai Senat UGM ini menjadi penanda Linda sebagai guru besar perempuan pertama di Departemen Politik dan Pemerintahan di UGM.
Dalam perjalannya sebagai seorang akademisi, Linda terus konsisten mengembangkan kajian-kajian gerakan sosial khususnya di Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan isu-isu perburuhan di Indonesia. Bahkan tidak hanya di ranah teoretis saja, Linda juga aktif terlibat secara langsung dalam kerja-kerja akar rumput dan aktivisme perburuhan.
Pada kesempatan yang berharga ini, Linda menyampaikan pidatonya yang diberi judul “Antara Civic Making dan Profit Making: Mencari Pembiayaan Alternatif Organisasi Masyarakat Sipil Indonesia di Era Neoliberal”. Linda melihat bahwa OMS merupakan bagian penting dalam demokrasi di Indonesia. Sayangnya, ia mengamati bahwa OMS di Indonesia mengalami tantangan pendanaan dalam beberapa dekade terakhir.
Ia juga menyebut bahwa hal ini tidak terlepas pada sifat OMS di Indonesia yang cenderung mengandalkan khususnya dari lembaga internasional. Namun, dukungan dari lembaga internasional saat ini berkurang cukup signifikan sehingga membuat OMS perlu mencari sumber lain baik dari negara atau masyarakat ekonomi.
Disinilah Linda melihat adanya paradoks hubungan antara OMS dengan pemerintah dan masyarakat ekonomi. Ia menyebut kedua sumber ini membawa risiko masing-masing. Pendanaan dari negara dan korporasi dapat memunculkan hubungan yang paradoksal dan dapat memunculkan risiko OMS untuk terjebak dalam ruang yang tidak bebas.
Dari berbagai perjalanan refleksinya, Linda menemukan jalan ketiga untuk keberlangsungan OMS. Ia melihat adanya potensi OMS untuk dapat menjadi aktor bisnis (profit making) melalui aktivitas unit usaha atau mekanisme perputaran uang lainnya tanpa menghilangkan tujuannya (civic making) untuk keberlanjutannya. “Sembari mendorong gerakan sosial adalah kata kunci agar OMS tidak terjebak sebagai agen kapitalis yang semata berorientasi pada profit making,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa setidaknya ada empat upaya baik secara ekonomi maupun sosial dalam mendukung keberlangsungan OMS. Empat upaya tersebut adalah usaha sosial dari unit usaha OMS; aktivitas koperasi oleh OMS; aktivisme sosial ekonomi seperti socio-preneur oleh mahasiswa, dan merekalisasi semangat kewarganegaraan. Upaya tersebut diarahkan agar OMS dapat terus bergerak mengisi ruang demokrasi. “Kematian OMS bukanlah opsi karena kematian OMS adalah kematian demokrasi,” tuturnya.
Di penghujung pidatonya, Linda mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam terhadap semua orang yang menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Ia juga berkeyakinan untuk terus berkontribusi dalam hal-hal yang ia sukai seperti isu-isu gerakan sosial di akar rumput dan isu-isu perburuhan.