Ajang IREC 2025 Hadirkan Diskusi Isu Dunia Bersama Siswa-Siswi Indonesia

Yogyakarta, 15 September 2025—The International Relations English Competition (IREC) 2025 kembali digelar pada tahun ini oleh Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) pada 12-14 September 2025. Ajang kompetisi bergengsi nasional ini memberikan kesempatan pada siswa-siswi seluruh Indonesia untuk menunjukan bakatnya berbahasa inggris dan mengasah kemampuan berpikir kritis terhadap isu-isu global.

Tahun ini, IREC mengusung tema “Shaping Future Generations: Global Policies In The Changing World” yang membawakan isu penting mengenai kebijakan dunia, ketimpangan, dan peluang di era perubahan dinamis. Disampaikan Ketua Panitia, Letizia Pangkerego Dana, isu ini dipilih karena dunia sedang mengalami banyak perubahan. Adanya perubahan memang mendorong peradaban manusia untuk bisa beradaptasi dan semakin maju. Namun di sisi lain, ada banyak disrupsi yang disebabkan oleh perubahan. Ketimpangan contohnya, ambisi ekonomi dan pergulatan posisi internasional membuat banyak kebijakan seringkali justru memperluas jurang ketimpangan.

“Tema ini dipilih karena dunia saat ini tengah mengalami banyak perubahan, dan kami merasa penting bagi para pelajar muda untuk menyadarinya serta belajar bagaimana menghadapi tantangan-tantangan global di masa depan,” ujar Letizia. Terdapat dua isu utama yang dibahas, yakni ketimpangan dan transformasi digital. Peserta diharapkan mampu merefleksikan tantangan global di kedua isu tersebut yang nantinya dapat menambah wawasan.

Terdapat empat cabang lomba yang diadakan oleh IREC 2025, yaitu Speech (pidato), Storytelling (mendongeng), Newscasting (pembawa berita), Short Story Writing (penulisan cerpen), dan Debat. Seluruh lomba diadakan secara individu kecuali kategori Debat. Juri yang dihadirkan juga tak kalah menarik. Selain berasal dari kalangan profesional di bidangnya, beberapa juri juga memiliki catatan prestasi terbaik di kategori yang dilombakan. Seperti lomba Storytelling akan dinilai oleh Hafizh Nurul Faizah yang telah menulis 5 buku anak-anak dan menjadi editor di lebih dari 50 buku anak. Kemudian lomba debat dijuri oleh Nahdatu Rosyada, pemenang sejumlah lomba debat tingkat nasional, dan juri-juri bertalenta lainnya.

Letizia menambahkan, peserta IREC 2025 tahun ini mencapai total 250 peserta yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia, terutama Pulau Jawa dan Bali. Mulai dari Malang, Solo, hingga Denpasar. Keragaman asal daerah menghadirkan peserta yang membawa ciri khas daerah masing-masing dengan satu kekhawatiran akan isu yang sama. Selain itu, pengetahuan dan proses pertukaran pikiran yang dilaksanakan sepanjang kompetisi membuahkan ide dan pengetahuan yang berharga.

Berlangsung selama dua hari, IREC 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi bagi peserta, namun juga ruang kreasi dan bermain yang menyenangkan. Pengalaman berinteraksi bersama siswa-siswi cemerlang di kampus membuat agenda diskusi menjadi lebih kaya. Di luar dugaan, peserta memiliki pengetahuan dan ambisi yang kuat dalam mengeksplorasi isu. Hal ini terlihat dari dinamika dan alur diskusi yang intens namun tetap kreatif.

Letizia menyampaikan, IREC 2025 dapat memberikan tempat bagi siswa-siswi untuk mengasah kemampuan berbahasanya sekaligus membangun international mindedness. Bhawa isu-isu internasional sangat berhubungan dengan apa yang terjadi di dalam negeri. Lebih lanjut, ia juga berharap ajang ini mampu membuka berbagai peluang berjejaring dan membangun dialog konstruktif.

“Misi kami adalah memberdayakan pelajar Indonesia dengan memberikan panggung untuk mengekspresikan ide-ide global dalam bahasa Inggris, baik melalui debat, diskusi, maupun karya kreatif yang menyoroti isu-isu mendesak dunia saat ini. Adalah sebuah forum ide, tempat di mana berpikir kritis bertemu dengan ekspresi kreatif,” pungkas Letizia.