Bulaksumur, Rabu (3/9) kemarin Institute of International Studies (IIS) mengadakan acara yang bertajuk Special Lecture (Gadjah Mada University) Japanese Economy and Asian Countries: Future Direction. Acara ini dihelat di Ruang Seminar Timur Fisipol UGM yang dihadiri tidak kurangdari 150 peserta dari berbagai jurusan. Dimulai pada Pk 10.00 WIB, materi dibawakan secara apik oleh Hideaki Ohta, salah seorang staff pengajar Ilmu Hubungan Internasional dari Ritsumekan University.
Dalam paparannya, Hideaki Ohta menyampaikan keadaan ekonomi Jepang dan isu- isu politik global yang menyertainya. “Sebelum krisis global di tahun 2008, USA merupakan Negara yang menerima keuntungan atas berbagai investasinya”, ucap Hideaki Ohta. Berbagai kajian dilakukan untuk menemukan formula tepat dalam pengambilan kebijakan ekonomi dan politik oleh Jepang. Terdapat tiga kebijakan yang diambil Jepang dalam rangka memajukan perekonomian dan hubungannya dengan negara- negara lain. Pertama, kebijakan moneter terutama dalam hal pemasaran atau ekspansi produk- produk dalam negeri untuk dipasarkan ke negara lain. Kedua, kebijakan fiskal dimana pajak prograsif inaikka. Namun dalam langkah ini tidak berkelanjutan dan hanya pada saat- saat tertentu saja. Ketiga, Kebijakan structural terkait regulasi baru bagi perusahaan besar yang ada di negara matahari tersebut.