Yogyakarta, 3 Juni 2025—Dosen Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) FISIPOL UGM, Mulyadi Sumarto, menyumbangkan tulisan terbaru yang mengungkap dinamika hubungan antara demokratisasi, politik elektoral, dan kebijakan sosial di Indonesia. Artikel ilmiah berjudul “Welfare and Democratisation: How Electoral Politics Shape Indonesian Social Policy and Citizen’s Social Rights” ini dipublikasikan dalam jurnal Contemporary Politics dan ditulis Mulyadi Sumarto bersama John F. McCarthy dari The Australian National University.
Yogyakarta, 3 Juni 2025—Mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) angkatan 2023 melaksanakan kegiatan aktivasi kampanye sosial di area Sansiro FISIPOL UGM pada Selasa (3/6). Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek akhir mata kuliah Social Campaign, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk tidak hanya peka terhadap isu-isu sosial, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam pencarian solusi melalui strategi komunikasi yang tepat.
Yogyakarta, 3 Juni 2025─Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) hari ini, Selasa (3/6), menerima kunjungan dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Prof. Dr. Erika Setyanti Kusumaputri, S.Psi., M.Si. dan perwakilan dari beberapa prodi FISHUM Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga di Dekanat FISIPOL UGM.
Kunjungan ini bertujuan untuk berdiskusi dan bertukar informasi mengenai pengembangan International Undergraduate Program (IUP) yang baru dicanangkan oleh UIN dalam satu tahun terakhirnya.
Yogyakarta, 2 Juni 2025—Indonesia sebagai negara demokrasi memiliki sistem desentralisasi untuk memberikan kewenangan signifikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Kajian ini dibahas oleh Departemen Manajemen Kebijakan Publik (DMKP) dan GEO Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Gadjah Mada dalam seminar “Public Policy and Administration in Turkey and Indonesia: A Comparative Perspective”. Diselenggarakan pada Jumat (23/50, diskusi ini mengundang sejumlah pakar kebijakan publik dan politik dari Gaziantep University, Turki.
Yogyakarta, 2 Juni 2025─Di tengah dunia yang berubah cepat akibat disrupsi teknologi, krisis sosial, dan pandemi global, cara kita memahami realitas pun ikut berubah. Kini, bukan hanya kekuasaan politik atau ekonomi yang menentukan arah masyarakat, tapi juga siapa yang berhasil membentuk dan menyebarkan makna. Itulah gagasan utama dalam artikel terbaru Megashift FISIPOL UGM berjudul “Bahasa, Kekuasaan, dan Norma di Antara Triple Disruption dan Perebutan Makna.”
Artikel ini mengangkat bagaimana bahasa telah menjadi alat penting dalam perebutan kekuasaan—bukan dalam bentuk represif, tetapi dalam bentuk yang lebih halus: mempengaruhi cara berpikir, membingkai isu, dan menentukan apa yang dianggap wajar dalam kehidupan sosial. Dalam kondisi disrupsi yang bertubi-tubi, aktor-aktor sosial—baik negara, media, korporasi, maupun masyarakat sipil—ikut terlibat dalam upaya membentuk norma dan kebenaran versi mereka masing-masing.
Yogyakarta – Juni 2025, Tiga mahasiswa dari Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM berhasil mengharumkan nama almamater dengan meraih Juara 1 dalam kompetisi Brand Innovation di ajang Advertising Week Festival 2025—sebuah festival kreatif nasional bergengsi yang menjadi wadah bagi talenta muda untuk menampilkan inovasi di bidang komunikasi pemasaran dan strategi merek. Tim yang terdiri dari M. Indra Maulida Rosyid, Elvina Syarifah Hery Maharani, dan Artikha Wibawa ini berhasil menyisihkan ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia melalui presentasi konsep yang inovatif, relevan, dan berdampak sosial.
Yogyakarta, 26 Mei 2025─Dosen Departemen Sosiologi Fisipol UGM, Deshinta Dwi Asriani, baru saja menerbitkan artikel ilmiah berjudul “Why me? The meaning of intergenerational care transfer practices and aspirations of adult daughters in Indonesia” di jurnal bereputasi Journal of Family Social Work, yang diterbitkan oleh Routledge Taylor & Francis Group.
Penelitian ini menyoroti pengalaman perempuan dewasa di Indonesia dalam memberikan perawatan kepada orang tua lanjut usia, sebuah fenomena yang sering dianggap sebagai tanggung jawab moral dan kultural perempuan. Melalui pendekatan kualitatif, Deshinta menelaah bagaimana praktik perawatan lintas generasi tidak hanya dipengaruhi oleh struktur keluarga, tetapi juga oleh norma gender, tekanan sosial, dan aspirasi pribadi para perempuan.
Yogyakarta, 30 Mei 2025─Mahasiswa Departemen Sosiologi, FISIPOL UGM, mencetak prestasi dalam kompetisi International Ideapaper Festival (IIFest) yang berskala internasional. Dalam kompetisi ini, terdiri dari tiga mahasiswa dari departemen Sosiologi, yaitu Zaidan Falah Abdillah, Afkar Nabil Falah, dan Panji Setya Putrahadi yang berhasil meraih medali emas dengan penghargaan “The Most Feasible Solution”. Rangkaian acara dalam kompetisi ini mewadahi aspirasi dan ide-ide berbasis riset yang ditujukan untuk menjawab tantangan global.
Yogyakarta, 28 Mei 2025—Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM bekerja sama dengan Manchester Metropolitan University menyelenggarakan Diffusion edisi ke-123 bertajuk “From Digital Harm to Digital Good: Centering Humans in the Digital Age”. Acara ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana platform digital, yang awalnya menjanjikan konektivitas dan akses informasi, kini juga membawa dampak negatif seperti disinformasi, polarisasi, dan pelanggaran privasi.
Diskusi ini menyoroti pentingnya menempatkan manusia sebagai pusat dalam pengembangan teknologi digital. Para pembicara menekankan perlunya kerangka kerja yang mengedepankan etika, keadilan, dan kekuasaan dalam era digital. Tujuannya adalah membangun sistem digital yang menghormati martabat manusia dan memperkuat nilai-nilai demokrasi.
Yogyakarta, 28 Mei 2025─Di tengah gencarnya kampanye keberlanjutan dan ramah lingkungan, konsep ESG (Environmental, Social, and Governance) menjelma menjadi standar global baru yang tampaknya menjanjikan masa depan yang lebih adil dan hijau. Namun, apakah ESG benar-benar mampu menciptakan keadilan global? Atau justru menjadi wajah baru dari ketimpangan itu sendiri?
Melalui artikel terbarunya, Megashift FISIPOL UGM mengajak kita melihat lebih dalam bagaimana ESG, yang awalnya digagas sebagai instrumen untuk menilai dampak lingkungan dan sosial dari praktik bisnis, kini banyak digunakan sebagai tameng oleh aktor-aktor global dalam mempertahankan sistem pembangunan neoliberal. Alih-alih menghadirkan solusi, ESG kerap kali justru digunakan sebagai bentuk baru greenwashing—upaya mencitrakan diri ramah lingkungan tanpa perubahan nyata terhadap struktur ketimpangan.