BRIWORK X JOINMUN 2020: Hubungan Internasional harus menjadi Diplomat?

Yogyakarta, 22 Juni 2020—BRIWORK FISIPOL UGM bekerja sama dengan Jogja International MUN (JOINMUN) 2020 mengadakan diskusi #BRIWORKMikirBareng bertajuk “Hubungan Internasional = Diplomat?” melalui platform Google Meet. Diskusi ini menghadirkan tiga mahasiswa Departemen Hubungan Internasional UGM angkatan 2018—sekaligus yang menjadi perwakilan dari JOINMUN 2020—yaitu Dhania Salsha sebagai moderator, serta Christophorus Ariobumi dan Fransiskus Gabriel sebagai pembicara.

Tepat pukul 14.00 WIB, moderator menyampaikan bahwa diskusi akan dimulai setelah seluruh peserta diskusi bergabung dalam ruangan Google Meet. Sekitar pukul 14.10 WIB, moderator pun membuka diskusi dengan memperkenalkan diri dan menanyakan asal daerah para peserta. Ternyata, peserta berasal dari berbagai daerah, bahkan ada juga yang berasal dari luar Pulau Jawa. Tidak lupa, moderator juga menjelaskan secara singkat mengenai topik yang akan dibahas dalam diskusi #BRIWORKMikirBareng kali ini dan mempersilakan para pembicara untuk memperkenalkan diri.

Diskusi dilakukan dengan metode tanya jawab; moderator menanyakan sejumlah pertanyaan yang kemudian dijawab oleh para pembicara. Pertanyaan diawali dengan cakupan yang masih sangat umum, seperti alasan memilih, awal mula mengetahui, dan bayangan awal mengenai jurusan Hubungan Internasional. Ternyata, Bumi dan Gabriel memiliki latar yang berbeda terkait alasan mereka memilih jurusan Hubungan Internasional. Gabriel sendiri sudah tertarik dengan jurusan Hubungan Internasional sejak SMA. Ia juga pernah menonton video seorang diplomat yang pada waktu itu sempat viral. Dari situ lah, ia kemudian bercita-cita untuk menjadi seorang diplomat.

Lain Gabriel, lain pula Bumi. Awal ketertarikan Bumi dengan isu-isu internasional muncul ketika ia mengikuti sebuah summercamp internasional di usia 14 tahun. Sebelumnya, Bumi tidak pernah membahas isu internasional sama sekali. Ketika melihat peserta summercamp yang lain mengetahui banyak isu-isu internasional, ia pun menjadi tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam lagi. Ia pun bertanya pada orang-orang terdekatnya dan mencari di internet seputar jurusan kuliah yang membahas isu-isu internasional secara lebih spesifik. Dari situ lah ia mengetahui jurusan Hubungan Internasional.

Diskusi dilanjutkan dengan membahas hal-hal yang lebih spesifik ketika keduanya sudah menjadi mahasiswa Departemen Hubungan Internasional UGM. Moderator menanyakan kesesuaian bayangan para pembicara mengenai jurusan ini dengan kenyataan yang mereka jalani, terutama pada semester-semester awal. Moderator juga meminta para pembicara untuk menceritakan perbedaan-perbedaan yang dirasakan sejak awal menjadi mahasiswa jurusan Hubungan Internasional hingga saat ini, cita-cita para pembicara saat ini—apakah masih sama dengan cita-cita di awal menjadi mahasiswa, mata kuliah kesukaan para pembicara, serta tips untuk menunjang performa selama di perkuliahan. Kedua pembicara pun menceritakan pengalamannya masing-masing dengan rinci dan bersemangat. Baik Bumi maupun Gabriel menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan memberikan contoh kasus nyata, sehingga para peserta lebih mudah memahami konteks yang dibicarakan.

Menyambung topik sebelumnya—tips untuk menunjang performa selama di perkuliahan—diskusi dilanjutkan dengan membahas kegiatan yang digeluti oleh kedua pembicara dan moderator, yaitu JOINMUN. Bumi dan Gabriel menjelaskan bahwa JOINMUN terbuka bagi seluruh mahasiswa dari program studi apa pun. Kenyataannya, meskipun terkesan seperti sangat “Hubungan Internasional” karena mengandung unsur “United Nations”, banyak peserta MUN yang bukan merupakan mahasiswa Hubungan Internasional. Baik Bumi maupun Gabriel pernah berkenalan dan menemukan peserta MUN yang berasal dari program studi Hukum, bahkan Kedokteran dan Farmasi.

Selain itu, walau pada kegiatan JOINMUN ini para peserta dilatih untuk berdiplomasi dan menjadi delegasi suatu negara atas isu tertentu, banyak di antara para peserta yang tidak ingin menjadi diplomat. Bumi dan Gabriel bercerita bahwa para peserta ini hanya ingin mendalami isu tertentu dari sudut pandang global. Dalam kegiatan MUN sendiri banyak isu yang diangkat, seperti isu kesehatan, isu jurnalistik, isu pekerja anak, dan masih banyak lagi. Tiap peserta diizinkan untuk memilih isu yang disediakan sebagai konsentrasinya.

Sebelum masuk ke sesi tanya jawab dengan peserta, moderator pun menyampaikan simpulan dari bahasan para pembicara. Pada akhirnya, mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tidak selalu harus menjadi diplomat. Masih ada banyak kemungkinan untuk bergerak di bidang lain yang secara tidak langsung juga difasilitasi oleh pembelajaran di perkuliahan. Selain itu, ada banyak cara untuk menekuni isu-isu internasional selain menjadi mahasiswa Hubungan Internasional, seperti dengan mengikuti kegiatan MUN dan sebagainya. Setelah melakukan sesi tanya jawab, diskusi pun diakhiri sekitar pukul 15:15 WIB. Bagi para peserta yang masih memiliki pertanyaan mengenai jurusan Hubungan Internasional atau JOINMUN, dapat menghubungi akun Instagram resmi KOMAHI dan JOINMUN 2020. Sedangkan bagi para peserta yang memiliki ketertarikan dengan isu-isu internasional, dapat mendengarkan podcast milik Departemen Hubungan Internasional UGM. (/hfz)