C-HUB Sharing Session dengan Block71 dan Agradaya

Yogyakarta, 27 September 2019Start up merupakan suatu kegiatan usaha yang kini makin digemari terutama di beberapa kota di Indonesia. Dengan memadukan inovasi berbasis ekonomi digital dan juga target pasar yang bervariasi, berbagai macam start up mencoba mencari kombinasi produk dan konsumen yang tepat. Hal ini dilakukan melalui berbagai proses dan beragam metode yang tentunya multidisipliner. C Hub Sharing Session mencoba membantu beberapa penggiat start up untuk mendapatkan ilmu dari pakar yang bersangkutan.Berlokasi di Auditorium lantai 4 Gedung BB, FISIPOL UGM, Session C Hub Sharing berkolaborasi dengan Block 71 NUS Enterprise dan sebuah perusahaan Start Up bernama Agradaya. Block 71, sebagai penyedia incubator untuk berbagai start up, membawakan Sazali Johari selaku direktur Block 71 di Indonesia. Agradaya diwakili oleh Andika selaku CEO dan Founder. Acara ini dihadiri oleh perwakilan berbagai start up berbasis sociopreneurship seperti eBeTe, MIMI BASI, suara.kan, Ghidza, dan masih banyak lagi.

Sazali menyampaikan bagaimana pengalamannya sebagai direktur, ia melihat bahwa karakteristik start up di Jakarta, Bandung, dan Jogja yaitu kota-kota cabang Block 71, memiliki kekhususan masing-masing. Ia berpendapat bahwa start up di Jakarta lebih fokus ke bisnis dan e-commerce dan Bandung lebih fokus ke industri kreatif seperti e-sports dan pembuatan permainan komputer. Jogja sendiri memiliki keunikan yaitu fokusnya yang mengarah kepada social entrepreneurship.

Lain cerita dengan pengalaman Andika dalam berkecimpung dalam sociopreneurship di Agradaya. Start up ini berfokus kepada pengembangan sumber daya desa, lebih spesifiknya dalam bidang pertanian. Filosofi di balik nama Agradaya dikatakan merupakan untuk menjadikan para petani sejahtera. Hal ini dijadikan Andika sebagai tujuan Agradaya karena ia merasa kondisi pertanian sedikit mengkhawatirkan saat ini.

Setidaknya sebanyak 5 juta petani menyatakan resign dan beralih pekerjaan, selain itu anak-anak petani banyak yang tidak memiliki keinginan melanjutkan usaha pertanian orang tua mereka karena penghasilan yang kurang dalam profesi ini. Oleh karena itu, Agradaya berusaha untuk melibatkan banya anak-anak usia sekolah dalam komunitas Anak Bumi. Hal ini diharapkan dapat menarik minat generasi masa depan untuk melanjutkan usaha pertanian di Indonesia. Saat ini Agradaya memfokuskan usaha mereka untuk masyarakat di Gunung Kidul dan Trenggalek.

Hanif Janitra, mahasiswa departemen Ilmu HI dan seorang peserta sharing session yang berasal dari start up pandawa.id, menyatakan bahwa program ini sangat membantu dirinya dan kawan-kawan satu timnya. Mereka mendapat banyak masukan dan ilmu teknis yang cukup substansial. Hanif dan tim pandawa.id sudah pernah melakukan sesi konsultasi dengan Sazali Johari mengenai start up mereka. Sebagai start up yang bergerak di bidang bantuan pencarian dana bagi mahasiswa yang tidak dapat membayar UKT, Hanif merasa mendapat cukup banyak masukan dari program ini, terlebih karena dirinya dan timnya masih dalam tahap awal dalam pembuatan start up ini. (/Lak)