Arsip:

Berita

Puluhan Riset Siap Dipresentasikan dalam Hibah Riset Fisipol 2018  

Yogyakarta, 26 November 2018—Hibah Riset Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM kembali di helat.

Acara ini diselenggarakan mulai 26 November 2018 hingga 28 November 2018. Pada penyelenggaraan  kali ini ada sedikitnya 63 hasil  riset, baik dosen hingga mahasiswa, yang akan dipresentasikan. Berlokasi di Ruang Seminar Timur pada sesi kedua Senin (26/11), ada empat riset yang dipresentasikan dihadapan mahasiswa Fisipol.

Empat riset ini dari kelompok Hibah Hilirisasi Output Penelitian Advokasi Kebijakan dan Hibah Hilirisasi Output Penelitian Pengabdian Masyarakat. Untuk Hibah Hilirisasi Output Penelitian Pengabdian Masyarakat, ada tiga riset yang dipresentasikan. Di antaranya riset yang dikerjakan oleh Lisa Lindawati dkk yang berjudul ‘Kaum Muda Berdaya dengan Data #3 Peningkatan Kapasitas Pengelolaan dan Produksi Konten Multi Platform untuk Optimalisasi Dampak pemanfaatan SIPKADES’. read more

Akademisi dalam Aksi Humaniter, Pentingkah?  

Yogyakarta, 26 November 2018—Menyikapi pentingnya aksi humaniter UGM bekerja sama dengan NOHA dalam membentuk acara “The NOHA-UGM School on Humanitarian Supply Chain Management and Logistics”.

Aksi humaniter dimaknai sebagai upaya untuk menyelematkan kehidupan, mengurangi penderitaan, dan mempertahankan martabat manusia dalam keadaan pasca-krisis. Dengan begitu, kehidupan korban terdampak krisis menjadi hal yang paling diutamakan.

Setiap tahunnya, berbagai wilayah di belahan dunia dihadapkan dengan keadaan krisis seperti bencana alam dan konflik bersenjata. Keadaan inilah yang kemudian menjadikan aksi humaniter menjadi hal yang penting. read more

Presentasi Riset Hingga Pameran Poster: Research Days 2018 Fisipol UGM Resmi Dibuka

Yogyakarta, Senin, 26 November 2018—Mengangkat tema “Committed to Science for Better Society”, Research Days 2018 resmi dibuka di Ruang Seminar Timur Fisipol UGM. Acara yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut hingga tanggal 28 November 2018 ini, akan dilaksanakan pada tiga lokasi berbeda pula; yakni Ruang Seminar Timur, Ruang Sidang Dekanat, dan Digilib Café Fisipol UGM.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Poppy S. Winanti, Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Alumni dan Penelitian dalam sambutannya pada pembukaan gelaran hibah riset tersebut, Research Days 2018 memiliki banyak inovasi yang berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya adalah poster dari tiap-tiap riset yang dipamerkan dan dapat dinikmati kalangan umum, di Selasar Timur Fisipol UGM. read more

Brief history of the Rohingya Refugee Crisis: Bisakah ASEAN Menyelesaikannya?  

Yogyakarta, 23 November 2018—ASEAN Studies Center UGM mengadakan diskusi bulanan bertajuk Bincang ASEAN: What ASEAN Can Do for Rohingya? Diskusi tersebut menghadirkan Dian Tricesaria, M.A., Chief Editor at IRRegular dan Former Health and Psychosocial Officer at Jesuit Refugee Service sebagai pemantik diskusi dan dipandu oleh Chitito Audithio Research Intern ASC  Fisipol UGM.Konflik etnis Rohingya dengan pemerintahan Burma kala itu, masih terus berlanjut saat ini hingga pemerintahan tersebut diganti menjadi Myanmar. Rohingya menjadi sebuah kisah yang tidak diselesaikan bahkan tidak dibicarakan oleh Myanmar. Terjadinya krisis kemanusiaan terhadap Rohingya telah menjadi perhatian internasional, sehingga mendorong PBB memberi “peringatan” terhadap Myanmar.

Brief history of the Rohingya Refugee Crisis menjadi topik yang disampaikan oleh Dian. Masyarakat Rohingya adalah masyarakat minoritas yang tinggal di utara Arakan (Burma) yang selanjutnya berganti nama menjadi Rakhine State (Myanmar). Adanya Operation Dragon King pada tahun 1978 di Burma waktu itu, menjadi momen Burma secara resmi sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah Buddhist, sementara Islam, menjadi kelompok agama yang minoritas. Kala itu, Burma menetapkan etnis apa saja yang diakui dan Rohingya tidak termasuk didalamnya. read more

Youtube Lebih dari TV?: Membahas Televisi dan Media Digital dalam Masyarakat Indonesia bersama Remotivi  

Yogyakarta, 22 November 2018—Center for Digital Society (CfDS) UGM kembali adakan 90⁰ Digitalk dengan tema “Well-informed Society: Social Media vs Television”, untuk membahas literasi masyarakat mengenai media dan informasi secara mendalam (22/11). Acara yang diadakan di Auditorium Mandiri FISIPOL UGM tersebut, mengundang Muhammad Heychael, koordinator Divisi Penelitian Remotivi, sebagai pembicara.Heychael mengawali materinya dengan jargon “Youtube lebih dari TV”, yang beberapa tahun belakangan ramai diperbincangkan. Menurutnya, penting untuk mengamati daya penetrasi serta tingkat kepercayaan  pada media klasik dan media digital di Indonesia. Bukan hanya bentuk fisik yang membedakan kedua media tersebut, tetapi juga bagaimana keduanya memiliki pengaruh yang berbeda terhadap perilaku masyarakat Indonesia dalam mengakses informasi.

Pada aspek daya penetrasi, Heychael mengungkapkan bahwa televisi nyatanya masih menempati peringkat tertinggi di Indonesia, yakni 96%. Internet, meskipun dengan tren yang terus meningkat akibat peningkatan infrastruktur, justru masih menempati urutan ketiga. Penggunaan internet justru dominasi dengan fungsi dual user, yaitu penggunaan untuk menonton video/televisi digital seperti Youtube dan Vimeo.

Fakta-fakta ini, menurut Heychael lantas membuktikan asumsi bahwa internet merupakan media terpenting dalam hidup masyarakat Indonesia masa kini. Sebaliknya, tren penggunaan internet yang terus naik membuat kepercayaan publik terhadap media konvensional seperti televisi, menurun. Hal ini menurut Heychael tak terlepas dari polarisasi kepercayaan terhadap media, dimana publik meyakini bahwa setiap kanal media televisi dikuasai atau mendukung golongan politik tertentu. Sehingga akhirnya, keputusan masyarakat untuk “mengkonsumsi” dan mempercayai informasi dari kanal tersebut pun terpolar, dan akan sangat bergantung pada pilihan politiknya masing-masing. read more

Softskill Mastering Series CDC: Yuk Belajar Videografi!

Yogyakarta, 22 November 2018 – Career Development Center (CDC) mendukung pengembangan softskill mahasiswa Fisipol dengan mengadakan Softskill Mastering Series: Smartphone Videgraphy Course pada Kamis (23/11).Muhammad Sigit Rokhadi, staf Digital Media and Communication Studies (DECODE) UGM menjadi fasilitator di Softskill Mastering Series di kesempatan ini. Pada pelatihannya, Sigit menggunakan FilmoraGo sebagai sarana pelatihan videografi.Dalam pengambilan video,  ada beberapa dasar prinsip yang perlu diperhatikan yaitu format video berbentuk landscaspe serta pilihlah resolusi tertinggi dalam pengambilan video. Namun semakin  besar resolusi,  semakin boros baterai dan memori yang digunakan. Videografi memang diperuntukkan untuk short video.

Menurut Sigit, dalam mengambil video pengguna perlu mengenali pengaturan smartphone karena setiap ponsel memiliki spesifikasinya masing-masing.  Mempelajari mode manual juga akan berguna di kondisi tertentu seperti cahaya gelap atau tidak stabil. Maka mempelajari ISO, shutter speed dan  white balance sangatlah  dibutuhkan.

“Kedua, faktor penting yang memengaruhi kualitas adalah pencahayaan. Hindari merekam video pada tengah hari karena akan menghasilan pencahayaan yang keras dan bayangan. Waktu yang ideal adalah pada pukul 6 sampai 9 pagi serta jam 3 sore sampai 5 sore.  Menghindari siluet  atau backlight juga bisa dilakukan dengan posisi agak bidang. Apabila kekurangan cahaya dapat menggunakan flash LED. Ketiga, pengambilan video butuh stabil dan tenang,” papar Sigit. read more