Brief history of the Rohingya Refugee Crisis menjadi topik yang disampaikan oleh Dian. Masyarakat Rohingya adalah masyarakat minoritas yang tinggal di utara Arakan (Burma) yang selanjutnya berganti nama menjadi Rakhine State (Myanmar). Adanya Operation Dragon King pada tahun 1978 di Burma waktu itu, menjadi momen Burma secara resmi sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah Buddhist, sementara Islam, menjadi kelompok agama yang minoritas. Kala itu, Burma menetapkan etnis apa saja yang diakui dan Rohingya tidak termasuk didalamnya.
Berita
Pada aspek daya penetrasi, Heychael mengungkapkan bahwa televisi nyatanya masih menempati peringkat tertinggi di Indonesia, yakni 96%. Internet, meskipun dengan tren yang terus meningkat akibat peningkatan infrastruktur, justru masih menempati urutan ketiga. Penggunaan internet justru dominasi dengan fungsi dual user, yaitu penggunaan untuk menonton video/televisi digital seperti Youtube dan Vimeo.
Fakta-fakta ini, menurut Heychael lantas membuktikan asumsi bahwa internet merupakan media terpenting dalam hidup masyarakat Indonesia masa kini. Sebaliknya, tren penggunaan internet yang terus naik membuat kepercayaan publik terhadap media konvensional seperti televisi, menurun. Hal ini menurut Heychael tak terlepas dari polarisasi kepercayaan terhadap media, dimana publik meyakini bahwa setiap kanal media televisi dikuasai atau mendukung golongan politik tertentu. Sehingga akhirnya, keputusan masyarakat untuk “mengkonsumsi” dan mempercayai informasi dari kanal tersebut pun terpolar, dan akan sangat bergantung pada pilihan politiknya masing-masing.
Menurut Sigit, dalam mengambil video pengguna perlu mengenali pengaturan smartphone karena setiap ponsel memiliki spesifikasinya masing-masing. Mempelajari mode manual juga akan berguna di kondisi tertentu seperti cahaya gelap atau tidak stabil. Maka mempelajari ISO, shutter speed dan white balance sangatlah dibutuhkan.
“Kedua, faktor penting yang memengaruhi kualitas adalah pencahayaan. Hindari merekam video pada tengah hari karena akan menghasilan pencahayaan yang keras dan bayangan. Waktu yang ideal adalah pada pukul 6 sampai 9 pagi serta jam 3 sore sampai 5 sore. Menghindari siluet atau backlight juga bisa dilakukan dengan posisi agak bidang. Apabila kekurangan cahaya dapat menggunakan flash LED. Ketiga, pengambilan video butuh stabil dan tenang,” papar Sigit.
VLOG Competition “Pelayanan Publik di Kantor Pemerintah”
- Video berdurasi 5-7 menit
- Terbuka untuk umum
- Setiap peserta hanya boleh mengirimkan 1 Vlog
Periode Pendaftaran : 1 November – 30 Desember 2018
Link Pendaftaran : http://ugm.id/LombaVlogMAP
Deadline : 20 Januari 2019
Hari terakhir Soprema, Rabu (14/11) dimulai dengan penyelenggaraan presentasi semi finalis kategori Start-Up dan Kick-Off pada pagi hari. Untuk peserta Start-Up dan Kick-Off yang belum lolos ke tahap final, wajib mengikuti coaching clinic yang masing-masing diisi Mohammad Genta Mahardika, S.E. MBA dan Moch Andriza Syarifudin, ST. Peserta Inkubasi pada tahun ini juga ikut serta dalam Pitching Investor yang dimentori oleh perwakilan Usaha Desa, TunaiKita, Pinjam.co.id, Plug and Play, dan BEKRAF. Expo Soprema tahun ini ditutup dengan penampilan dari Tricotado dan penyelenggaraan Birema (Bincang Soprema) keenam dengan tema Sociopreneur Milenial: Kolaborasi Ide Bisnis Sosial di Era Digital.
Mengangkat tema besar “Ekonomi Kreatif di Indonesia”, Korps Mahasiswa HI (KOMAHI) UGM menyelenggarakan Yogyakarta Youth Strategic Forum (YYSF) 2018 sebagai salah satu rangkaian acara HIPHORIA (16/11).
Acara seminar ini mendatangkan dua pembicara utama dengan Mukti R. Setianto, Direktur Perdagangan, Komoditas, dan Hak Intelektual Kementrian Luar Negeri Indonesia, sebagai moderator.
Ardantya Syahreza, Branding Marketing Consultant IDCreativeBrand, mengawali seminar dengan menjelaskan perlunya kreativitas dalam industri ekonomi kreatif. “Kalau barang yang ada di pasar sama, barang tersebut cenderung akan dibandingkan secara harga,” jelasnya.
Seusai istirahat, seluruh peserta inkubasi dan semifinalis kompetisi mengikuti seminar nasional bertajuk “Optimalisasi Wirausaha Muda di Era Disrupsi Digital”, dengan Dr. Imam Gunawan, MAP (Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga RI) sebagai keynote speaker serta Hendro Padmono (Pimpinan BRI Wilayah Yogyakarta), Anggoro (Staf Ahli Talent Development MIKTI), dan Goris Mustaqim (Presiden ASGAR Foundation) sebagai pemateri. Seminar ini dihadiri oleh hampir dua ratus peserta, baik dari kalangan sociopreneur maupun pelajar/mahasiswa.