Arsip:

Berita

Ketika Agama Bawa Damai, Bukan Perang

YOGYAKARTA – Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Gadjah Mada, Institue of International Studies, dan Pusat Studi Agama dan Demokrasi Paramadina, menggelar kegiatan peluncuran buku Ketika Agama Bawa Damai, Bukan Perang: Belajar dari ‘Imam dan Pastor’ pada Senin (16/10) di Auditorium Lantai 4 FISIPOL UGM.

Buku Ketika Agama Bawa Damai, Bukan Perang: Belajar dari ‘Imam dan Pastor’ diterbitkan dalam rangka menyambut kedatangan Imam Muhammad Ashafa dan Pastor James Wuye dari Nigeria. Keduanya adalah pemuka agama yang sama-sama hijrah: bekas milisi dalam konflik berbasis agama yang beralih jadi fasilitator untuk upaya damai di komunitas masing-masing. Mereka memutus rantai kekerasan dengan menggiatkan pendekatan nirkekerasan untuk juru damai muda di Nigeria, bahkan dunia. Alih-alih menjadikan agama sebagai penggerak kekerasan, mereka gunakan agama sebagai sumberdaya perdamaian. read more

Pentingnya Kematangan dan Kecerdasan Emosional dalam Literasi Digital

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) serta Tim Siber Kreasi sukses menyelenggarakan acara bertajuk “Festival Literasi Digital (Firal)”. Firal digelar Minggu, 15 Oktober 2017 bertempat di Kampus Bulaksumur Fisipol UGM sejak pukul 09.00 WIB. Firal berhasil menghadirkan langsung Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara sebagai pembicara. Tidak hanya dari kalangan pemerintah, acara ini juga menghadirkan pembicara dari pelbagai bidang yang berbeda, diantaranya adalah Nasaruddin Umar dari akademisi UIN, Samuel Rizal dari Persatuan Artis Film Indonesia, serta Tretan Muslim dan Gerald Sebastian sebagai Koordinator Kreator Youtuber. read more

Ternak Lele Antarkan Pasangan Ini Jadi Jawara SOPREMA 2017

Puncak perhelatan Sociopreneur Muda Indonesia (SOPREMA) 2017 sukses digelar pada Kamis (12/10) lalu. Dalam jamuan makan malam dan malam apresiasi, SOPREMA 2017 malam itu ramai dan meriah. Mengadopsi tema kemerdekaan Agustus lalu di Istana Negara, nuansa kebudayaan tampak di setiap sudut Selasar Barat Fisipol UGM.

Acara dibuka dengan penampilan tarian yang bertajuk Tari Senyum Indonesia persembahan dari Bagong Kussudiardja. Tidak mau kalah, perwakilan peserta dari 29 provinsi dengan ciamik melakukan defile dengan menggunakan baju adat masing-masing. Setelahnya, sesi sambutan dimulai oleh Dr. Hempri Suyatna, M.Si selaku Ketua SOPREMA 2017. Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan apresiasinya pada seluruh peserta dan semua pihak yang terlibat dalam SOPREMA 2017. Ia juga menyampaikan hasil evaluasi SOPREMA 2017 dari peserta dan juri yang dihimpun melalui kuisioner online yang telah disebarkan sebelumnya. read more

Tanggap Fenomena, Salah Satu Karakter Sukses Wirausahawan

Seminar “Aksi Pemuda untuk Indonesia” menjadi bagian dari perhelatan Sociopreneur Muda Indonesia (SOPREMA) 2017 yang digelar Kamis (12/10). Bertempat di Hall Gedung Grha Sabha Pramana (GSP) UGM lantai satu, kegiatan ini mengundang Senior Vice President Bank rakyat Indonesia (BRI) Agus Rachmadi, Presiden Komisaris Kumparan.com Budiono Darsono, dan Presiden 4.0 Komunitas Tangan di Atas (TDA) Mustofa Romdloni sebagai pembicara. Turut hadir Jonni Mardizal selaku Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia. read more

Konflik Agraria dan Ketimpangan Struktur Feodalisme Picu Revolusi Sosial Banyuwangi

Land reform sebagai sebuah kebijakan yang dibuat pasca kemerdekaan nyatanya tidak mulus dalam  implementasinya. Banyak konflik sosial yang terjadi di masyarakat, karena banyak aturan yang dilanggar oleh kelompok-kelompok elit. Pada akhirnya, masyarakatlah yang paling banyak berjuang untuk mendapatkan keadilan atas masalah ketimpangan pemilikan tanah. Selasa (10/10), bertempat di Lobby Magister Administrasi Publik, Fisipol Unit 2, Sekip, MAP Corner Klub MKP UGM  melaksanakan diskusi dengan tema “Kontra Land Reform dan Ketimpangan Agraria”. Dalam diskusi ini, bahan sekaligus materi yang digunakan adalah hasil penelitan Ahmad Nashih Lutfi yang berjudul  “Menyediakan Tanah Petani; Kekerasan dan Kontra Land Reform Pasca ‘65  di Banyuwangi, Jawa Timur”.   read more

SOPREMA 2017 Fasilitasi 120 Entrepreneur dan Sociopreneur

Selasa (10/10) bertempat di Grha Sabha Pramana, Expo Sociopreneur Muda Indonesia (SOPREMA) 2017 resmi dibuka. Pembukaan ditandai dengan pemotongan pita oleh Dr. Paripurna, SH, M.Hum., LL.M selaku Wakil Rektor Bidang Usaha Kerjasama dan Alumni, UGM. Dalam kesempatan ini turut hadir Dr. Hempri Suyatna. S.Sos, M.Si selaku ketua panitia, Dr.  Wawan Mas’udi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fisipol, dosen-dosen Fisipol, dan beberapa perwakilan instansi mitra acara SOPREMA 2017.  Expo SOPREMA 2017 sebagai rangkaian dari acara akan berlangsung hingga Kamis, 12 Oktober 2017. read more

Budaya Parental dengan Nilai Feminim, Pergeseran Peranan Perempuan di Era Milenial

Prof. Dr. Partini, SU., telah resmi menjadi Guru Besar dalam Bidang Sosiologi. Bertempat di Ruang Balai Senat Universitas Gadjah Mada, prosesi pengukuhan guru besar Partini dihadiri oleh majelis wali amanat, dewan guru besar, senat akademik, rektor, wakil rektor, pimpinan fakultas, dan segenap civitas akademika UGM. Dalam prosesi, guru besar perempuan pertama di Fisipol tersebut memberikan pidato yang berjudul Perubahan Peranan Perempuan: Peluang dan Tantangan.

Partini mengungkapkan bahwa selama menekuni studi perempuan, banyak hal yang berubah, terutama sejak maraknya penggunaan teknologi advanced yakni teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini ditandai dengan dominasi generasi Y (lahir pada tahun 1977-1994) dan generasi Z (lahir setelah tahun 1995) di dalam masyarakat. Kehidupan generasi Y dan Z sebagai generasi milenial inilah yang disebut sebagai digital native. “Istilah digital native digulirkan pertama kali tahun 2001 oleh Pengarang Amerika Serikat, Prensky. Ia mengatakan bahwa digital native adalah generasi muda yang tumbuh dikelilingi komputer, ponsel, dan perangkat lain yang selalu terhubung secara online,” tambahnya. read more

Pertemukan Investor dan Wirausaha Muda, Terobosan Baru SOPREMA 2017

Perhelatan wirausaha sosial akbar, Sociopreneur Muda Indonesia (SOPREMA) 2017 kembali digelar. Setelah sukses diadakan tahun sebelumnya, gelaran yang diinisiasi oleh Youth Studies Center (YouSure) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM yang bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini digelar pada Selasa-Kamis (10-12/10) mendatang. SOPREMA sendiri merupakan sebuah ajang kompetisi yang ditujukan untuk pemuda dalam membuat proposal usaha yang mempunyai dampak pada pemberdayaan masyarakat atau yang dikenal dengan sociopreneur. Pada kali keduanya, SOPREMA 2017 memiliki dua kategori kompetisi, yaitu Kick-Off untuk usaha yang memiliki usia kurang dari satu tahun dan kategori Start-Up yang memiliki usaha satu hingga tiga tahun. Masing-masing diambil 40 tim untuk kategori start-up dan 50 tim untuk kick-off untuk berlaga di tahap semifinal. Dilaksanakan di Kampus Fisipol Bulaksumur dan Grha Sabha Pramana UGM, kegiatan ini juga mencakup expo, workshop, coaching clinic, seminar, win the challenge, dan field trip sebagai rangkaian acara. read more

Merespon Hoax, Mapres Fisipol UGM Menawarkan Solusi Literasi Berbasis Akademis dan Platform Digital

Rangkaian kegiatan pemilihan mahasiswa berprestasi Fisipol UGM telah usai. Dalam acara puncak acara yang telah selesai digelar tersebut, terpilih Raditya Darning dari Departemen Ilmu Hubungan Internasional sebagai Mapres di tingkat fakultas.

Dalam sesi wawancara dengan Tim Faculty Secretary Fisipol UGM, Radit – sapaan akrab Raditya Daning mengatakan bahwa debat merupakan passion yang sudah ia temukan sejak SMA. Keputusan Radit untuk kuliah di Departemen Ilmu Hubungan Internasional menjadi salah satu supporting system yang dirasa Radit sangat mendukung passionnya dalam debat. read more

Memaknai Perdamaian melalui Persahabatan Imam dan Pastor Nigeria

Nigeria, dekade 1990an, menjadi latar belakang perang antara dua kelompok milisi yang mewakili dua agama mayoritas di Nigeria. Tersebutlah Pastor James Wuye, dari agama Kristen dan Imam Muhammad Ashafa dari agama Islam yang kemudian menjadi pemimpin masing-masing kubu. Di awal perang, kebencian dan amarah menjadi fitur utama dari keduanya. Sang lawan selalu dianggap sebagai seseorang yang bersalah karena telah membunuh sesama dari dalam komunitas masing-masing.

Pastor James bahkan mengungkapkan bahwa kebenciannya terhadap oarang-orang Muslim kala itu tidak terbatas, “Tidak ada yang Muslim yang mengesankanku. Apapun yang dilakukannya.” Hingga akhirnya, kedua tokoh ini mendapatkan pencerahan untuk memaafkan melalui momentumnya sendiri-sendiri. Mereka lantas dipertemukan dalam suatu kesempatan yang tidak disengaja. Singkat cerita, mereka kemudian saling memaafkan dan memulai misi untuk mengatasi konflik agama dan etnis yang terjadi di Nigeria melalui sebuah badan bernama Interfaith Mediation Center. Melalui berbagai usahanya untuk mengembangkan bina-damai dan tata kelola pemerintahan yang inklusif, mereka didaulat sebagai tokoh agama yang berjasa dalam pengentasan konflik agama di Nigeria bahkan Afrika. Scene terakhir menunjukkan betapa lekatnya mereka berdua, bahwasanya dengan saling memaafkan dan percaya, mereka bisa menjadi teman yang saling berdamai, meskipun perbedaan adalah sebuah keniscayaan. read more