Refleksi Perpolitikan Indonesia Pasca 20 Tahun Reformasi Dalam Workshop Internasional PCD Journal

Yogyakarta, 27 September 2018-Prof. Cornelis Lay, Dosen Ilmu Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM mengungkapkan bahwa dalam 20 tahun pascareformasi, cara kita memahami demokrasi mengalami proses reduksi yang luar biasa. Demokrasi di Indonesia dipahami secara sempit, yang terbatas pada ‘pemilihan’. Hal ini memiliki konsekuensi yang luar biasa, yang kemudian dibahas dalam salah satu sesi acara workshop internasional yang diselenggarakan oleh Power, Conflict and Democracy (PCD) Journal, di bawah naungan Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM. Workshop internasional bertemakan“Reflection on 20 Years ‘Reformasi’ in Indonesia” ini berlangsung selama tiga hari yang dimulai pada tanggal 26 Setember – 28 September 2018 bertempat di Prime Plaza Hotel Yogyakarta.Agenda workshop internasional dilaksanakan selama dua hari yaitu pada 26 – 27 September 2018, sedangkan pada tanggal 28 September 2018 dilaksanakan board meeting PCD Journal. Sambutan diberikan oleh Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. Dalam kesempatan ini Dr. Erwan Agus Purwanto menyampaikan selamat kepada PCD (Power, Conflict, and Democracy) Journal, karena telah menjadi jurnal internasional pertama di FISIPOL. Selain itu, Dekan Fisipol UGM ini juga mendorong berjalannya workshop internasional ini. Terutama karena bukan hal yang mudah untuk menciptakan jurnal akademik. Beliau mengimbuhkan bahwa tugas yang paling menantang adalah menciptakan tulisan yang baik, workshop ini bisa menjadi salah satu usaha untuk menciptakan jurnal dengan kualitas yang tinggi, juga dapat menjadi bentuk bekerjasama untuk menghasilkan jurnal yang baik.

IWPCD (International Workshop on Power, Conflict, and Democracy) 2018 diisi dengan sesi workshop internasional dengan materi seperti, electoral governance, civil society, local politics, citizenship and walfare, dan berbagai materi lain. Penyelenggaraan acara ini didukung oleh CIRIS (Centre for Indonesia Risk Studies), WASKITA, ABIPRAYA, AirNav Indonesia, Angkasa Pura Airports, dan GBK (Gelora Bung Karno).

IWPCD dihadiri oleh 17 peserta dari berbagai daerah di Indonesia yang sudah terpilih dan telah mengirimkan naskah kepada pihak penyelenggara. Acara ini juga dihadiri oleh beberapa pemateri baik dari dalam maupun luar negeri seperti, Prof. Gerry Van Klinken (The Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies), Prof. Olle Törnquist (University of Oslo), Prof. Meredith L. Weiss (University at Albany, State University of New York), Prof. Purwo Santoso (Universitas Gadjah Mada), Dr. Max Lane (The Institute of Southeast Asian Studies), Prof. Cornelis Lay (Universitas Gadjah Mada), Najib Azca, Ph.D (Universitas Gadjah Mada), Aris Arif Mundayat (Universitas Pertahanan), Prof. Stale Agen Rye (Norwegian University of Science and Technology), Dr. Nicolaas Warouw (University of New South Weles), dan Dr. Amalinda Savirani (Universitas Gadjah Mada). Tidak hanya itu, hadir juga beberapa reviewer seperti, Dr. Wawan Mas’udi (Universitas Gadjah Mada), Dr. Nanang Indra Kurniawan (Universitas Gadjah Mada), Dr.rer.pol. Mada Sukmajati (Universitas Gadjah Mada), dan Prof. Kristian Stokke (University of Oslo).

Dr. Nanang Indra Kurniawan selaku ketua penyelenggara IWPCD 2018 mengungkapkan tujuan diadakannya workshop internasional ini adalah untuk mendiskusikan kembali masalah dan capaian demokratisasi Indonesia dalam 20 tahun pascareformasi. Hal ini kemudian diupayakan dengan cara mengumpulkan naskah-naskah berkualitas yang dapat berkontribusi dalam pemahaman isu ini. Nantinya naskah-naskah tersebut akan diterbitkan dalam Power, Conflict and Democracy (PCD) Journal. (rilis DPP/IWPCD)