Arsip:

Berita

Peresmian Journal of Social Development Studies oleh Departemen PSdK

Yogyakarta, 26 Maret 2021—Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) FISIPOL UGM mengadakan peluncuran Journal of Social Development Studies pada Jumat (26/03). Peluncuran jurnal dilakukan secara daring melalui Zoom dan dapat disaksikan di kanal Youtube PSdK FISIPOL UGM. Sebagai simbol peresmian jurnal dilakukan pemotongan tumpeng oleh Dr. Krisdyatmiko, S.Sos., M.Si., Ketua Departemen PSdK. Peluncuran jurnal dipandu oleh Kafa Abdallah Kafaa, S.Sos., M.A., editor JSDS dan dosen PSdK. Dalam peluncuran jurnal ini juga dilakukan diskusi dan tanya jawab dengan para penulis artikel jurnal.Pemotongan tumpeng secara simbolik dilakukan Krisdyatmiko kepada Nurhadi, S.Sos., M.Si., Ph.D, selaku Editor in Chief JSDS. Dalam sambutan singkatnya, Krisdyatmiko mengungkapkan prosesi pemotongan tumpeng yang diberikan kepada Nurhadi merupakan bentuk simbolik untuk terus mengawal jurnal ini dari awal hingga dilanjutkan pada pengelola jurnal berikutnya. Nurhadi mewakili editor JSDS menerima simbol tumpeng sebagai amanah untuk menjadikan JSDS semakin berkembang dalam mengawal produksi pengetahuan di PSdK.

Dalam sambutan umumnya, Krisdyatmiko menyebutkan peluncuran jurnal JSDS ini merupakan bentuk pengawalan gagasan para pendiri Departemen untuk selalu berpihak pada masyarakat yang marjinal. Krisdyatmiko mengakui peluncuran jurnal ini merupakan salah satu cita-cita Departemen yang diharapkan tidak hanya memberi kajian tetapi juga praktek-praktek dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui agenda-agenda pembangunan sosial. Pada akhir sambutannya Krisdyatmiko mengajak para hadirin untuk mengirim artikel pada JSDS. “Mari meramaikan jurnal ini dengan mengirim berbagai artikel yang nanti akan diseleksi dan dipublikasikan untuk terbit di JSDS”, imbuhnya.  read more

Staf Kominfo Sebut Perlunya Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur Internet di Indonesia

Yogyakarta, 18 Maret 2021—Social Development Talks (SoDeT) mengadakan diskusi bertajuk “Peta Jalan Transformasi dan Inklusi Digital Indonesia”, pada Kamis (18/03). SoDeT yang merupakan bagian dari Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) FISIPOL ini, melaksanakan diskusi daring melalui Zoom. Diskusi menghadirkan Dr. Dedy Permadi, dosen Hubungan Internasional FISIPOL UGM dan Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia sebagai pembicara. Moderator dalam diskusi kali ini adalah Zita Wahyu Larasati, S.Sos., M.A., dosen PSdK FISIPOL UGM. read more

Diskusi “Women’s Struggle in Misogynistic Society” alam Ruang Aman Eunoia

Yogyakarta, 14 Maret 2021—Dewan Mahasiswa FISIPOL UGM menyelenggarakan ruang diskusi aman untuk bertukar pikiran mengenai isu-isu yang terdapat di masyarakat bernama Eunoia. Masih dalam momentum Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret lalu, dalam pertemuan pertama Eunoia ini, Dema FISIPOL UGM mengundang Julia Opki selaku Koordinator Umum Aksi IWD 2021 Yogyakarta dan Presidium Serikat Pembebasan Perempuan (SIEMPRE) untuk membahas berbagai permasalahan perempuan dan isu-isu gender lain yang lahir dari pola pikir misoginis di masyarakat.Dalam sesi pengantar diskusi, Julia memaparkan bahwa pola pikir misoginis di masyarakat dapat dengan mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari, terlihat dari perlakuan-perlakuan di suatu lingkungan. Tidak hanya itu, pola pikir misoginis ini juga tercermin dalam kurangnya ruang diskusi yang mendengarkan suara-suara perempuan, serta aturan-aturan dan norma sosial yang secara khusus dilekatkan pada perempuan.Untuk memahami pengaruh pola pikir misoginis terhadap perempuan dan minoritas gender lainnya, Julia mengawali pembahasannya dengan menjelaskan sejarah singkat kemunculan budaya misoginis. Awalnya, pola pikir misoginis lahir dari konstruksi-konstruksi sosial atas perempuan yang mengakar dan menjadi budaya ‘legal’ di masyarakat, sehingga menimbulkan subordinasi, objektifikasi, marginalisasi, hingga feminisasi kemiskinan. Namun, selain misoginis itu sendiri, Julia menyatakan bahwa konstruksi sosial memiliki dampak lain yang lebih luas, yaitu seksisme—perlakuan dan pandangan diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, identitas dan ekspresi gender, serta orientasi seksual tertentu.

Tidak hanya itu, Julia juga membicarakan tentang bagaimana pandemi COVID-19 memperparah kondisi perempuan di Indonesia dalam diskusi yang bertajuk “Women’s Struggle in Misogynistic Society” ini. Segala permasalahan yang dihadapi perempuan kemudian dinaikkan dan disuarakan dalam tuntutan peringatan Hari Perempuan Internasional. Sejak awal Hari Perempuan Internasional diperingati, hingga saat ini, tuntutan yang dibawakan selalu membawa satu suara yang sama, yaitu mewujudkan kesetaraan di berbagai aspek. Meski begitu, tuntutan-tuntutan ini juga selalu disesuaikan lagi dengan konteks tempat dan waktu peringatan Hari Perempuan Internasional. read more

Perlunya Kesiapan dalam Menghadapi Digital Workplace

Yogyakarta, 13 Maret 2021—Keluarga Alumni FISIPOL Universitas Gadjah Mada Angkatan ’88 (KAFGAMA 88) mengadakan webinar pada Sabtu (13-03). Webinar kali ini bertajuk “Reshaping Employee, Menjawab Tantangan Lapangan Pekerjaan”. Webinar dibuka oleh sambutan Prof. Dr. Erwan A. Purwanto, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. Webinar kemudian dilanjutkan oleh Anwar Sanusi, Ph.D, Sekjen Kementerian Tenaga Kerja RI serta Wakil Ketua Umum II PP Kagama sebagai keynote speech. Webinar juga menghadirkan dua narasumber yaitu Drs. Anung Anindita, MA., SVP Human Resources PT. Pegadaian dan Drs. Sudarsono, MM., mantan Pemimpin Redaksi Koran Tempo. Moderator dalam webinar ini adalah Surria Dwi Wahyu, S.Sos., pemilik Quantum Inspirasi Personal Development Center. read more

Pembukaan Festival 8×3: Gerak Bising dalam Ruang Hening

Yogyakarta, 8 Maret 2021Dalam rangka menyoroti tantangan dan strategi subjek kreatif dalam menghadapi pandemi COVID-19, Youth Studies Center atau YouSure FISIPOL UGM mengadakan penelitian kolaboratif antara akademisi dengan pekerja kreatif. Hasil dari penelitian yang bekerja sama dengan Faculty of Arts, University of Melbourne ini dituangkan dalam sebuah festival seni daring bertajuk “Festival 8×3: Gerak Bising dalam Ruang Hening”. Melalui platform Zoom Meeting dan ditayangkan langsung di kanal Youtube FISIPOL UGM, pembukaan dari festival seni daring ini diselenggarakan dengan mengundang langsung Dr. Oki Rahadianto Sutopo, Gregorius ragil Wibawanto M.A., dan Dr. Novi Kurnia selaku peneliti dari YouSure FISIPOL UGM. Turut bergabung juga secara daring peneliti dari University of Melbourne, Dr. Annisa R. Beta dan Dr. Ariane Utomo. 

Sebelum menyaksikan video luaran penelitian, pembawa acara mengajak para peneliti untuk berbagi terlebih dahulu mengenai dorongan awal lahirnya penelitian ini. Tidak lupa, pembawa acara juga menanyakan harapan para peneliti atas adanya penelitian kolaboratif semacam ini. Novi mengungkapkan bahwa ide untuk menyelenggarakan penelitian kolaboratif ini tercetus atas kesadaran bahwa seluruh pekerjaan terkena dampak dari pandemi. Dari situlah, lahir rasa solidaritas dan empati untuk berkolaborasi menciptakan sebuah penelitian bersama yang menyoroti strategi para pekerja kreatif di Yogyakarta dalam menghadapi tantangan masa pandemi COVID-19. Oki, selaku salah satu peneliti yang terlibat, berharap bahwa inisiasi kolaboratif tanpa batas antara akademisi dan pekerja kreatif semacam ini dapat dilanjutkan pada masa yang akan datang dengan bentuk kerja sama yang lebih produktif untuk menghadapi pandemi COVID-19. read more

Digitalk #46 CfDS: Catch Me Up! Memudahkan Konsumsi Berita sekaligus Meningkatkan Literasi

Yogyakarta, 5 Maret 2021—Center for Digital Society (CfDS) UGM menyelenggarakan 90◦ Digitalk #46 bersama Haifa Inayah, CEO Catch Me Up!, selaku pembicara (05/03). Catch Me Up! merupakan platform news curator pertama di Indonesia yang merangkum berita dan mengirimkannya secara personal melalui surel (e-mail) para pelanggan (subscriber).

“Aku menyadari kalau tidak semua orang punya waktu untuk mencari berita. Banyak anak muda dan milenial yang penasaran dengan peristiwa terbaru tetapi terlalu sibuk untuk mengecek berbagai sumber yang bisa diakses,” kata Haifa. Catch Me Up! membantu para pelanggannya untuk mendapatkan informasi dari sumber-sumber terpercaya secara cepat dan lebih mudah, yaitu cukup dengan mengecek surel. read more

Sharing Beasiswa: Menembus Studi Lanjut di Belanda

=&0=&Career Development Center (CDC) Fisipol UGM kembali menyelenggarakan diskusi sharing beasiswa dengan tema, Menembus Studi Lanjut di Belanda (Studeren in Nederland). Pada kesempatan kali ini, Latifah Helmy Masyhur Awardee Studeren in Nederland dari Universitas Twente hadir sebagai narasumber. Acara ini diselenggarakan secara daring pada tanggal 5 Maret 2021.Mengawali sesi sharing, Narasumber menceritakan beberapa pengalaman studi di Belanda. Sebelumnya, Ia sendiri memang sudah memiliki rencana untuk melanjutkan studi Master di Belanda. Menurut Latifah, Belanda memiliki lingkungan edukasi maupun budaya yang menarik. Di Belanda, sudah terdapat banyak program studi internasional yang dapat di apply bagi para pelajar atau mahasiswa. Selain itu, mayoritas program master di Belanda juga sudah menggunakan Bahasa Inggris, sehingga dapat diikuti dengan mudah bagi pelajar internasional. Sedangkan dari sisi lingkungan budaya, Belanda menempati posisi pertama dari English Proficiency Index. Dengan angka 95 persen, mayoritas warga negara Belanda mampu berbahasa inggris dengan lancar, sehingga keseharian di Belanda juga tidak akan sulit bagi mahasiswa internasional.

Menembus studi di Belanda memang bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu, Narasumber memberikan beberapa tips dan langkah-langkah penting bagi para pemburu beasiswa. Tips yang pertama adalah StudyFinder. Pada sesi ini, kita perlu melihat program apa saja yang ada di Belanda, dan kampus mana saja yang memiliki program tersebut. Untuk memperoleh informasi tersebut, kita dapat mencarinya melalui situs studyfinder yaitu www.studyfinder.nl . Langkah kedua, kita perlu mencari informasi terkait persyaratan dan cara untuk apply application di university website. Selanjutnya, kita perlu melengkapi dokumen, dan jika sudah lengkap segera submit application agar memperoleh LOA dari universitas tujuan. Biasanya, proses penerimaan untuk memperoleh LOA sendiri memerlukan waktu sekitar 4-6 bulan, LOA ini juga menjadi syarat utama untuk selanjutnya melamar beasiswa. read more

Beragam Survei Sebut Penolakan dan Keraguan Masyarakat Terhadap Vaksin COVID-19

Yogyakarta, 4 Maret 2021—Institute of Policy Development bekerja sama dengan GAMAPI FISIPOL UGM melaksanakan webinar bertajuk “Progres dan Tantangan Vaksinasi COVID-19 di Indonesia”, pada Kamis (4-03). Webinar menghadirkan tiga pembicara yaitu: dr. R. Yuli Kristyanto, MSc, SpA., dokter RSUD Sleman serta Pengamat Gerakan Anti-Vaksin; Rizki Ardinanta, junior researcher Institute of Policy Development; dan Dr. AG. Suharsono, M.Si., MA., dosen Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM. Webinar yang diselenggarakan melalui Zoom Meeting ini dihadiri lebih dari 90 peserta.Rizki memaparkan beragam survei mengenai vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Survei yang dilakukan sebelum pandemi oleh Indikator Politik Indonesia (IDI) mendapati hanya 45 persen penduduk kelompok usia 22—25 tahun yang mau divaksin. Survei yang dilakukan oleh CSIS juga menemukan 63 persen proporsi anak muda di DKI Jakarta dan 55 persen anak muda di Yogyakarta usia 17—22 tahun yang kurang percaya atau tidak percaya pada vaksin. Berbeda dengan survey IDI dan CSIS, survei yang dilakukan oleh WHO bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Nasional dan UNICEF menemukan bahwa 64 persen warga bersedia divaksin. “Ada anomali mengapa anak muda menolak divaksin”, terang Rizki.

Dari hasil survei tersebut, Rizki menemukan ada lima alasan paling tinggi penolakan dan keraguan terhadap vaksin. Alasan tersebut antara lain takut dengan keamanan vaksin, ragu dengan efektivitas vaksin, takut pada efek samping yang ditimbulkan, serta ketidakpercayaan terhadap vaksin yang banyak ditemui pada kalangan anti vaksin. Selain itu hoaks mengenai vaksin haram dan tidak sesuai dengan kaidah agama turut berkontribusi dalam hal ini.

Senada dengan Rizki, Yuli Kristyanto mengakui bahwa meskipun pemerintah sudah melakukan kampanye secara masif, para penolak vaksin COVID-19 masih banyak. Menggunakan riset WHO, Yuli memaparkan ada 58 juta orang pengikut gerakan anti vaksin yang bergerak secara masif di internet. “Angka ini meningkat setiap tahunnya, bahkan satu tahun terakhir jumlah ini meningkat 19 persen”, tutur Yuli. read more

Bincang Sehat Menjaga Kesehatan Diri dan Lingkungan Kerja Selama Pandemi

Yogyakarta, 27 Februari 2021—Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM bekerja sama dengan Health Promoting University (HPU) mengadakan Bincang Sehat dalam Virtual Webinar Series #1 yang bertajuk “Pandemi COVID-19: Antisipasi & Penanganannya di Lingkungan Kerja & Komunintas”. Webinar yang diselenggarakan Jumat (26-2) ini menghadirkan dr. R.A. Adaninggar, SpPD., edukator dan praktisi kesehatan sebagai pembicara. Webinar  yang diselenggarakan melalui Zoom dimoderatori oleh Alfiansyah dan dihadiri oleh lebih dari 100 peserta. Pada akhir acara panitia membagikan doorprize kepada enam orang peserta secara acak dan satu penanya terbaik.Adaninggar menjelaskan masih banyak terjadi stigma dan misinformasi mengenai COVID-19 di lingkungan kerja. Menurutnya, ini menyebabkan banyak orang yang takut untuk melakuka tes, tidak kooperatif saat melakukan pelacakan, tidak melakukan protokol kesehatan dengan benar, tidak jujur dan cenderung menutupi kasus. “Hal ini muncul dari informasi dan edukasi yang kurang tepat”, tuturnya.

Setidaknya ada beberapa masalah COVID-19 di lingkungan kerja yang dirangkum oleh Adaninggar, diantaranya adalah lemahnya protokol kesehatan, ini juga terkait dengan pemahaman mengenai ventilasi yang kurang, jarak antar orang, serta jumlah pegawai dalam suatu ruangan. Adaninggar menambahkan bahwa terdapat beberapa titik lemah mengenai tes COVID-19 yang digunakan untuk kegiatan beresiko. Selain itu, ia juga menyebutkan masih banyak pemahaman mengenai masa isolasi dan karantina yang kurang tepat, serta pemahaman mengenai sembuh dan belum sembuh yang masih lemah. read more

Membincang Media Internasional dan Disrupsi Digital bersama para Jurnalis di DiskusHI #6

Yogyakarta, 20 Februari 2021—Berkarier sebagai jurnalis merupakan pilihan yang dapat diambil oleh lulusan dari berbagai jurusan, termasuk dari jurusan Hubungan Internasional. Apalagi, profesi ini memberi perspektif berbeda dalam memahami sebuah peristiwa, sama seperti cara berpikir yang diajarkan dalam studi hubungan internasional. Untuk melihat keterkaitan antara studi hubungan internasional dengan bidang jurnalistik, Keluarga Alumni Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada mengadakan DiskusHI #6 bertajuk “Catatan para Jurnalis, Media Internasional, dan Disrupsi Digital”. Menghadirkan alumni Hubungan Internasional yang pernah berkarier di media internasional, diskusi yang diselenggarakan melalui platform Zoom Meeting ini juga mengulik pengaruh disrupsi digital terhadap bidang profesi jurnalisme saat ini.Dipandu oleh Ainur Rohmah, seorang kontributor media internasional, diskusi dimulai dengan membahas awal ketertarikan para narasumber pada bidang jurnalistik. Anton Alifandi, Associate Director at IHS Markit sekaligus mantan jurnalis BBC World Service dan The Jakarta Post, bercerita bahwa ia memiliki ketertarikan di bidang jurnalistik dari kecil, dari kebiasaannya membaca koran yang dilanggan oleh keluarganya. Begitu pula dengan kisah yang diungkap Yusuf “Dalipin” Arifin, Chief Storyteller Kumparan sekaligus mantan jurnalis BBC World Service dan ABC. Namun, berbeda dari Anton, Dalipin pada awalnya lebih tertarik untuk menjadi penulis ketimbang jurnalis. Pada masa kuliah lah ia baru ‘tertarik’ dan mulai berjalan di bidang jurnalistik.

Baik Anton maupun Dalipin pun memiliki pandangan yang sama mengenai keterkaitan ilmu hubungan internasional dengan karier di bidang jurnalistik: kesempatan untuk mengenal dunia secara lebih formal, seperti mempelajari suatu isu berdasarkan metode-metode yang ditetapkan. Selain itu, jurusan Hubungan Internasional juga memberikan kesempatan untuk mempelajari isu-isu yang kerap diangkat oleh pemberitaan, seperti current affairs dan politik-ekonomi internasional.

Berbicara mengenai disrupsi digital, Dalipin melihat bahwa sejatinya disrupsi berguna bagi kemajuan masyarakat, khususnya di bidang media. Perubahan paradigma—yang kemudian mengakibatkan disrupsi—melalui kehadiran teknologi baru selalu terjadi sejak pertama kali ada media massa. Namun, menurut Dalipin, disrupsi kadang terjadi tanpa adanya teknologi baru, dengan teknologi yang sama dapat pula tercipta disrupsi baru. Inilah yang disebut sebagai disrupsi melalui pola pikir, di samping memang terdapat pula disrupsi digital. read more