Yogyakarta, 21 Mei 2021━Sebagai bentuk peringatan 23 tahun reformasi, Korps Mahasiswa Politik Pemerintahan (KOMAP) Fisipol UGM menyelenggarakan acara diskusi warung politik dengan tajuk “Mempertanyakan 1998: Reformasi atau Reinkarnasi Otoritarianisme?”. Acara ini diselenggarakan secara daring dengan menghadirkan tokoh-tokoh aktivis HAM yaitu Maria Catarina Sumarsih, aktivis HAM keluarga korban Semanggi 1, Eko Prasetyo selaku Aktivis 98, dan Keanu sebagai perwakilan dari Amnesty Internasional. Diskusi ini diikuti oleh 30 peserta, dengan dimoderatori oleh Ubaidillah Hanif, mahasiswa DPP 2020 dan membahas berbagai dinamika pelanggaran HAM di Indonesia dan upaya penyelesaiannya yang masih belum tuntas hingga saat ini.Sebagai intermezzo diskusi moderator menyampaikan sedikit pengantar bahwa momentum reformasi merupakan awal dari proses demokratisasi di Indonesia. Pada perkembangannya, apakah momentum ini sesuai dengan yang diharapkan atau justru mengalami kemunduran menuju otoritarianisme?
Mengawali sesi diskusi, narasumber pertama, Sumarsih menceritakan bahwa ketika berbicara mengenai reformasi bayangan yang muncul dalam pikirannya adalah demonstrasi mahasiswa yang menuntut ditegakkannya agenda reformasi. Putra beliau Bernardus Realino Norma Irawan merupakan salah satu korban penembakan pada tragedi Semanggi 1. Bagi Sumarsih, hidup dan mati ada di tangan tuhan, namun cara meninggal wawan dan kawan-kawannya yang menjadi masalah. Sebagai bentuk upaya menuntut keadilan, beliau melakukan aksi kamisan sejak tahun 2007 dan pada perkembangannya mendapat banyak dukungan yang silih berganti dari berbagai daerah. read more