Sebelum menyaksikan video luaran penelitian, pembawa acara mengajak para peneliti untuk berbagi terlebih dahulu mengenai dorongan awal lahirnya penelitian ini. Tidak lupa, pembawa acara juga menanyakan harapan para peneliti atas adanya penelitian kolaboratif semacam ini. Novi mengungkapkan bahwa ide untuk menyelenggarakan penelitian kolaboratif ini tercetus atas kesadaran bahwa seluruh pekerjaan terkena dampak dari pandemi. Dari situlah, lahir rasa solidaritas dan empati untuk berkolaborasi menciptakan sebuah penelitian bersama yang menyoroti strategi para pekerja kreatif di Yogyakarta dalam menghadapi tantangan masa pandemi COVID-19. Oki, selaku salah satu peneliti yang terlibat, berharap bahwa inisiasi kolaboratif tanpa batas antara akademisi dan pekerja kreatif semacam ini dapat dilanjutkan pada masa yang akan datang dengan bentuk kerja sama yang lebih produktif untuk menghadapi pandemi COVID-19.
Berita
Yogyakarta, 5 Maret 2021—Center for Digital Society (CfDS) UGM menyelenggarakan 90◦ Digitalk #46 bersama Haifa Inayah, CEO Catch Me Up!, selaku pembicara (05/03). Catch Me Up! merupakan platform news curator pertama di Indonesia yang merangkum berita dan mengirimkannya secara personal melalui surel (e-mail) para pelanggan (subscriber).
“Aku menyadari kalau tidak semua orang punya waktu untuk mencari berita. Banyak anak muda dan milenial yang penasaran dengan peristiwa terbaru tetapi terlalu sibuk untuk mengecek berbagai sumber yang bisa diakses,” kata Haifa. Catch Me Up! membantu para pelanggannya untuk mendapatkan informasi dari sumber-sumber terpercaya secara cepat dan lebih mudah, yaitu cukup dengan mengecek surel.
Menembus studi di Belanda memang bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu, Narasumber memberikan beberapa tips dan langkah-langkah penting bagi para pemburu beasiswa. Tips yang pertama adalah StudyFinder. Pada sesi ini, kita perlu melihat program apa saja yang ada di Belanda, dan kampus mana saja yang memiliki program tersebut. Untuk memperoleh informasi tersebut, kita dapat mencarinya melalui situs studyfinder yaitu www.studyfinder.nl . Langkah kedua, kita perlu mencari informasi terkait persyaratan dan cara untuk apply application di university website. Selanjutnya, kita perlu melengkapi dokumen, dan jika sudah lengkap segera submit application agar memperoleh LOA dari universitas tujuan. Biasanya, proses penerimaan untuk memperoleh LOA sendiri memerlukan waktu sekitar 4-6 bulan, LOA ini juga menjadi syarat utama untuk selanjutnya melamar beasiswa.
Dari hasil survei tersebut, Rizki menemukan ada lima alasan paling tinggi penolakan dan keraguan terhadap vaksin. Alasan tersebut antara lain takut dengan keamanan vaksin, ragu dengan efektivitas vaksin, takut pada efek samping yang ditimbulkan, serta ketidakpercayaan terhadap vaksin yang banyak ditemui pada kalangan anti vaksin. Selain itu hoaks mengenai vaksin haram dan tidak sesuai dengan kaidah agama turut berkontribusi dalam hal ini.
Senada dengan Rizki, Yuli Kristyanto mengakui bahwa meskipun pemerintah sudah melakukan kampanye secara masif, para penolak vaksin COVID-19 masih banyak. Menggunakan riset WHO, Yuli memaparkan ada 58 juta orang pengikut gerakan anti vaksin yang bergerak secara masif di internet. “Angka ini meningkat setiap tahunnya, bahkan satu tahun terakhir jumlah ini meningkat 19 persen”, tutur Yuli.
Setidaknya ada beberapa masalah COVID-19 di lingkungan kerja yang dirangkum oleh Adaninggar, diantaranya adalah lemahnya protokol kesehatan, ini juga terkait dengan pemahaman mengenai ventilasi yang kurang, jarak antar orang, serta jumlah pegawai dalam suatu ruangan. Adaninggar menambahkan bahwa terdapat beberapa titik lemah mengenai tes COVID-19 yang digunakan untuk kegiatan beresiko. Selain itu, ia juga menyebutkan masih banyak pemahaman mengenai masa isolasi dan karantina yang kurang tepat, serta pemahaman mengenai sembuh dan belum sembuh yang masih lemah.
Baik Anton maupun Dalipin pun memiliki pandangan yang sama mengenai keterkaitan ilmu hubungan internasional dengan karier di bidang jurnalistik: kesempatan untuk mengenal dunia secara lebih formal, seperti mempelajari suatu isu berdasarkan metode-metode yang ditetapkan. Selain itu, jurusan Hubungan Internasional juga memberikan kesempatan untuk mempelajari isu-isu yang kerap diangkat oleh pemberitaan, seperti current affairs dan politik-ekonomi internasional.
Berbicara mengenai disrupsi digital, Dalipin melihat bahwa sejatinya disrupsi berguna bagi kemajuan masyarakat, khususnya di bidang media. Perubahan paradigma—yang kemudian mengakibatkan disrupsi—melalui kehadiran teknologi baru selalu terjadi sejak pertama kali ada media massa. Namun, menurut Dalipin, disrupsi kadang terjadi tanpa adanya teknologi baru, dengan teknologi yang sama dapat pula tercipta disrupsi baru. Inilah yang disebut sebagai disrupsi melalui pola pikir, di samping memang terdapat pula disrupsi digital.
Dengan konsep bincang santai antara peserta dan narasumber, acara yang dilaksanakan melalui platform Google Meet ini menghadirkan Maulida Afifatu Tsalitsi, Nurul Qomariyah, dan M. Riza Nur Pratama, untuk berbagi seputar pengalaman yang mereka jalani selama proses PKM hingga PIMNAS.
Maulida—biasa dipanggil Ifa—membagikan pengalamannya secara detail mulai dari awal penyusunan proposal dan laporan, monitoring dan evaluasi, pengumpulan laporan, hingga persiapan dan pelaksanaan PIMNAS. Ifa menceritakan kendala-kendala yang dialaminya selama keseluruhan proses tadi, mulai dari pengumpulan berkas yang mepet, mengalami banyak revisi dalam penyusunan proposal dan laporan, hingga konflik dengan anggota timnya.
Yogyakarta, 3 Februari 2020—Fisipol Crisis Center (FCC), salah satu layanan dari FISIPOL UGM terkait penanganan dan pencegahan kekerasan seksual di kampus resmi dirilis Rabu (3/2) lalu. Unit tersebut dibentuk untuk mewujudkan lingkungan kampus yang aman dari berbagai bentuk kekerasan seksual. Acara launching FCC yang bertajuk Mewujudkan Ruang Aman Bebas Kekerasan Seksual di FISIPOL UGM menghadirkan Mustaghfiroh Rahayu, M.A selaku tim AdHoc FCC sekaligus dosen Departemen Sosiologi UGM, serta Budi Wulandari yang merupakan konselor psikologi di Women Crisis Center Rifka Annisa. Acara berlangsung melalui Zoom Meeting dan disiarkan melalui kanal YouTube FISIPOL UGM.
Yogyakarta, 30 Januari 2021—Festival Ajisaka 2020+ kembali hadir dengan salah satu rangkaian acaranya, yaitu webinar kreatif bertajuk “Pada Pandemi: Industri Komunikasi di Tengah Wabah”. Menghadirkan empat pembicara dari ranah yang berbeda—pemerintahan; industri hiburan; kehumasan; serta periklanan, webinar ini berupaya melihat dinamika industri komunikasi di tengah pandemi.Webinar ini secara garis besar terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi umum—seluruh peserta mengikuti sesi ini, dan sesi minat—peserta mengikuti sesi sesuai dengan bidang atau ranah yang dipilih. Sebagai pembuka acara, sesi umum yang dipandu oleh Anindya Ayu Krisherwina, Professional Public Speaker, menghadirkan Prof. Dr. Widodo Muktiyo selaku Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk membawakan materi dari sudut pandang pemerintah.Dengan materi bertajuk “Masa Pandemi: Industri Komunikasi di Tengah Wabah COVID-19”, Prof. Widodo banyak menjelaskan mengenai karakter-karakter era digital serta memasukkan konteks-konteks pandemi di Indonesia ke dalamnya. Contohnya, terkait dengan lima langkah percepatan transformasi digital sesuai dengan Arahan Presiden 3 Agustus 2020. Beliau juga mencontohkan berbagai bentuk transformasi digital dalam beragam aspek kehidupan yang terdapat di Indonesia, mulai dari ekonomi, transportasi, pendidikan, pertanian, kesehatan, kuliner, hiburan, hingga filantropi.
Yogyakarta, 29 Januari 2021—Dalam rangka mendukung kemajuan talenta digital di Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM bersama Center for Digital Society (CfDS) dan Forbil Institute dengan bangga melangsungkan rangkaian seri Kuliah Kecerdasan Digital 2020/2021 untuk 1.800 peserta didik. Program ini ditujukan kepada seluruh mahasiswa dan masyarakat umum yang memiliki ketertarikan untuk berkarya dan menciptakan inovasi di era disrupsi. Seri Kuliah ini hadir sebagai inisiasi dari Menteri Sektretaris Negara, Prof Pratikno; Dekan FISIPOL UGM, Prof. Erwan Agus Purwanto; dan Dr. Dedy Permadi selaku Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Dengan dukungan penuh dari Kementerian Sektretariat Negara, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Kementerian Badan Usaha Milik Negara, mata kuliah ini dirancang untuk memberikan pemahaman digital bagi para peserta kelas, terutama untuk mendorong kemampuan kritis dalam penyelesaian masalah sosial.