CDC Fisipol Ajak Mahasiswa Raih Beasiswa ke Norwegia

Yogyakarta, 21 September 2020—Career Development Center (CDC) Fisipol mengadakan webinar bertajuk “Sharing Beasiswa: Menembus Studi Lanjut di Norwegia” bersama Ayudhira Pradati, Penerima Beasiswa Quota Scheme Norwegia yang juga merupakan Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Oslo  yang membagikan serba-serbi pengalaman kuliah melalui Zoom.

Ayudhira Pradati— akrab dipanggil Dhira — memulai sharing beasiswa dengan menceritakan daya tarik Norwegia sebagai destinasi yang tepat dalam melanjutkan studi. “Di Norway, jurusan dan mata kuliahnya menarik dan bermacam-macam. Local culture dari seni, tradisi, musik-musik sampai makanan juga sangat kental. Namun sayang kurang ada promosi beasiswa kesana padahal dari segi major, banyak yang bisa ditawarkan dari Norway,” ujar Dhira.

“Sebenarnya Norwegia sendiri kampusnya bebas tuition fee, hanya diwajibkan untuk membayar biaya administrasi sekitar 1 juta rupiah per semester untuk layanan fasilitas seperti print, fotokopi, student card, dan lainnya. Namun biaya hidupnya lumayan mahal jadi butuh beasiswa,” ujar Dhira.

Dhira pun menjelaskan bahwa lingkungan belajar di Norwegia cukup menyenangkan. “Untuk urusan kesehatan mental, mahasiswa disini sangat dimanjakan. Di Universitas Oslo, ada kebijakan apabila ketika ujian soal dirasa sulit, mahasiswa boleh angkat tangan dan menyampaikan kesulitan mengerjakan soal. Nanti dua atau tiga hari kemudian mahasiswa boleh mengikuti ujian lagi hingga kesempatan sampai tiga kali,” tutur Dhira.

Kampus Norwegia yang menjadi favorit mahasiswa Indonesia diantaranya adalah University of Oslo, University of Bergen, University of Agder, University of Tromsø, dan NTNU.

“Untuk mahasiswa soshum sendiri kebanyakan berkuliah di Oslo dan Agder. Sedangkan NTNU kebanyakan dari jurusan sains seperti perminyakan dan perikanan,” ujar Dhira yang mengambil studi master  di Departement of Culture, Environmental, and Sustainability di University of Oslo.

Persyaratan administrasi yang dibutuhkan untuk mendaftar beasiswa di Norwegia, secara umum sama seperti beasiswa di negara lain yakni skor IELTS diatas 6.5, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)  diatas 3.00, membuat motivation letter, Curriculum Vitae (CV), dan proposal penelitian.

“Dalam mempersiapkan keperluan tersebut PPI Oslo juga banyak memberi mentoring seperti IELTS dari para alumni. Untuk tips menulis motivation letter yang pasti kita harus jujur, jangan malu untuk sharing ke senior kalau butuh masukan,” ucap Dhira.

Selanjutnya, Dhira juga menceritakan kehidupannya selama menjadi mahasiswa di Norwegia. “Biasanya mahasiswa yang berasal dari negara tropis sempat mengalami depresi karena gak ada matahari, disini juga musim dingin (winter) bisa mencapai -20°C . Puasa Ramadannya 18 jam, jam 11 malam buka puasa, jam 2 pagi sudah sahur,” tutur Dhira.

Sharing beasiswa yang diadakan selama satu setengah satu jam tersebut pun ditutup oleh sesi tanya jawab dari 20 peserta yang mengikuti acara tersebut. Informasi mengenai beasiswa di Norwegia bisa diakses melalui web http://studyinnorway.no/, maupun LPDP melalui www.lpdp.kemenkeu.go.id (/Afn)