DARI JURNALISME KEKINIAN HINGGA BISNIS : SARASEHAN ONE WEEK ONE ALUMNI BERSAMA SIRAJUDIN HASBI    

Yogyakarta, 15 Agustus 2018—Dunia jurnalistik saat ini telah semakin beragam dengan hadirnya laman-laman jurnal populer, seperti Mojok.co, Tirto.id, Kumparan, Fandom_id, dan Querta. Menanggapi tren jurnalistik yang semakin beragam ini, Media Fisipol UGM mengundang Sirajudin Hasbi, co-founder Fandom_id sekaligus sebagai alumni Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM, untuk hadir dalam acara One Week One Alumni bertajuk “Journalism and Millenials”.

Bertempat di Ruang Sidang Dekanat FISIPOL UGM,  Hasbi, begitu beliau biasa disapa; memulai diskusi pada pagi hari itu dengan menceritakan terlebih dahulu beberapa kesibukan, pekerjaan, dan bisnis yang telah dan tengah ia jalani setelah lulus dari Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM tahun 2007. Tak hanya bergelut di bidang jurnalistik melalui situs Fandom.id yang turut didirikannya atau kesibukannya sebagai salah satu penulis konten sepak bola Indonesia di Mojok.co, Hasbi juga menceritakan bagaimana ia tetap mampu mengelola bisnis-bisnis yang dimilikinya secara pribadi maupun ia dirikan bersama dengan komunitasnya. Adapun beberapa bisnis tersebut antara lain usaha restoran cepat saji “Chicken Day” yang telah memiliki 3 cabang walau baru dibangun sejak pertengahan 2016, bisnis retail swalayan “Fajar” yang telah ia bangun sejak Oktober 2017 kemarin, hingga “Mojok Store” sebagai lini toko daring sekaligus komunitas yang menjual buku dan barang dagangan lain yang ia kelola bersama beberapa penulis Mojok.co.

Dalam kesempatan kali itu, Hasbi lebih banyak mengungkapkan bagaimana pengalamannya selama ini dalam bekerja sama dengan banyak pihak, baik itu rekan kerja, atasan, maupun pegawainya; yang memiliki keunikan tersendiri dan mewarnai proses tumbuh-kembang bisnis maupun pekerjaan yang ia jalani. Berdasarkan pengalamannya mulai dari mengajar ketika ih duduk di bangku kuliah hingga kini membangun usaha maupun menjadi jurnalis, Hasbi mengungkapkan inovasi memang menjadi salah satu kunci utama kesuksesan banyak bidang pekerjaan atau karir yang ada. Dalam hal ini, inovasi tak hanya dapat dipandang secara naif sebagai pembaruan atau modernisasi dari cara-cara atau proses tradisional saja. “Inovasi perlu dilihat sebagai metode atau mekanisme kombinasi dari cara tradisional maupun cara baru, yang dapat secara cepat dan efektif memberi respon atas kendala atau tantangan yang dihadapi dalam melakukan suatu pekerjaan; bukan hanya segala sesuatu diperbarui atau modernisasi,” ungkapnya.

Namun demikian, Hasbi juga meyakini bahwa sumber daya manusia dan pengelolaannya, menjadi aspek yang tak kalah penting dalam menentukan kesuksesan bisnis atau pekerjaan yang ia jalani. “Mengetahui apa yang menjadi kebutuhan orang yang bekerja dengan kita, menjadi kunci hubungan saling percaya dalam pekerjaan,” jawabnya terhadap salah satu pertanyaan peserta diskusi perihal bagaimana beliau mampu menjaga kepercayaan dengan sesama jurnalis atau penulis konten maupun pegawai pada berbagai bisnis yang ia jalankan.  Hasbi berpendapat bahwa kepercayaan dalam dunia kerja biasanya harus didasari dari pemenuhan kebutuhan antar pihak, baik dalam hubungan vertikal maupun horizontal. Selaku pemilik usaha misalnya, Hasbi membiasakan dirinya untuk memahami apa yang menjadi kebutuhan atau prioritas utama para pegawai maupun rekan kerjanya. Menurutnya, tidak semua pekerja memprioritaskan pendapatan atau uang. Banyak orang yang keluar dari pekerjaan-pekerjaan bergaji besar karena posisi tersebut tidak dapat memahami dan memfasilitasinya dalam memenuhi apa yang menjadi prioritasnya; baik itu waktu bersama keluarga, hobi, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu,  Hasbi mengemukakan pentingnya mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan prioritas orang-orang yang bekerja bersamanya, agar nantinya semua pekerjaan dapat berhasil karena dilakukan dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab, sebab kebutuhan dari tiap-tiap pihak itu sendiri telah terpenuhi dengan baik.

Di akhir sesi diskusi sekaligus menjawab pertanyaan mengenai bagaimana beliau dapat mengatur waktu dan prioritas antara karirnya sebagai pengusaha maupun jurnalis,  Hasbi menyimpulkan bahwa semangatnya untuk terus berbagi dan menginspirasi banyak orang melalui gagasannya menjadi pendorong utama yang membuatnya mampu menjalani banyak pekerjaan tersebut. “Semua bisnis saya, dibangun melalui narasi. Narasi mengenai bagaimana saya bisa menyediakan kebutuhan sehari-hari orang lain, bagaimana saya bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, dan ih banyak lagi. Begitu pula dengan yang saya lakukan ketika menulis. Pengusaha yang sukses di Indonesia banyak, tetapi tidak banyak yang ih memiliki waktu dan mau menyebarkan gagasan dan menginspirasi orang lain. Saya, melalui tulisan-tulisan saya, ingin seperti itu,” tutupnya sekaligus mengakhiri diskusi One Week One Alumni pada siang hari itu. (/sno)