Yogyakarta, 22 November 2023—Ketekunan dan komitmen dalam membangun kolaborasi akademik, membawa Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Dr. Wawan Mas’udi, S.IP., MPA menerima penghargaan dalam Kategori Penelitian Kolaboratif Klaster Soshum 2023. Apresiasi tersebut diberikan pada Malam Anugerah Insan UGM Berprestasi Tahun 2023 pada Rabu (15/11).
Malam Anugerah Insan UGM Berprestasi merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan untuk memberikan apresiasi pada alumni, dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa. Berbagai kategori untuk keempat klaster, yaitu saintek, soshum, agrokompleks, dan kesehatan diberikan pada civitas akademika terpilih yang telah menghasilkan karya terbaiknya.Tahun ini, Dr. Wawan berhasil meraih penghargaan dengan karya penelitian berjudul “Morality Policies and The Prospect for Inclusive Citizenship in Decentralized Indonesia: A Study of West Java”. Anugerah tersebut tentu menjadi prestasi membanggakan sekaligus dorongan untuk terus menelurkan karya-karya akademik di bidang sosial dan politik.
Tak tanggung-tanggung, penelitian Dr. Wawan merupakan buah dari usaha selama tiga tahun, yaitu sejak Januari 2020 hingga Maret 2023. Berangkat dari keresahan akan ketidaksetaraan dan marginalisasi kelompok minoritas, penelitian berusaha menemukan pengaruh kebijakan pada kelompok tersebut. Riset SETARA Institute mengungkap bahwa kota-kota di Jawa Barat memiliki hanya memiliki indeks toleransi sebesar 4.80 di tahun 2018, di mana angka ini merupakan penurunan dari tahun 2017 dengan besaran 4.97. Hal inilah yang mendasari Jawa Barat sebagai cakupan yang dipilih dalam penelitian.
Penelitian dikerjakan oleh Dr. Wawan dan lima dosen Fisipol UGM lainnya, yakni Ayu Diasti Rahmawati (Dosen Hubungan Internasional), Raras Cahyafitri (Dosen Hubungan Internasional), Amelia Maika (Dosen Sosiologi), Mustaghfiroh Rahayu (Dosen Sosiologi), dan Fuji Riang Prastowo (Dosen Sosiologi). Isu utama yang diangkat adalah diskriminasi terhadap kelompok minoritas LGBTQ+ dan kelompok konservatif dengan kepercayaan tertentu. Keduanya seringkali tidak dianggap sebagai bagian dari masyarakat, serta mendapatkan perlakuan tidak baik, hingga kekerasan. Sedangkan pemerintah sendiri belum memiliki perhatian dalam isu kelompok minoritas ini.
Poin Suistanable Development Goals (SDGs) yang dibawa dalam penelitian adalah poin untuk mengurangi ketidaksetaraan atau poin ke-10 SDGs. Kesetaraan menjadi isu penting, khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia dengan kesenjangan sosial yang tinggi. Namun seiring dengan berkembangnya informasi dan kemunculan berbagai disrupsi, kesetaraan tidak lagi dimaknai sebatas perekonomian saja. Untuk itu, hadirnya penelitian memberikan gambaran intoleransi di tengah masyarakat, dan bagaimana seharusnya pemerintah bisa memberikan kebijakan terhadap kelompok marginal.
Penghargaan terhadap penelitian kolaboratif kali ini menjadi inspirasi bagi dunia akademik untuk lebih bersikap kontributif. Selama menjabat sebagai Dekan Fisipol UGM, Dr. Wawan merumuskan tiga fokus penelitian yang dirumuskan Fisipol. Ketiganya adalah isu mengenai perubahan iklim, transformasi digital, dan substansi demokrasi. Tak lupa beliau selalu menekankan untuk membawa aspek inklusivitas dan keberlanjutan dalam bentuk kontribusi akademik apapun. Karena dengan begitu, bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan masyarakat yang solid, kolaboratif, dan peduli akan keberlanjutan di masa mendatang. (/tsy)