Yogyakarta, 24 Juli 2024─Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (DIHI FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Pusat Studi Sosial Asia Tenggara UGM; Pusat Studi Asia Tenggara, National Chengchi University; Department of Educational and Futures Design, Tamkang University; menyelenggarakan diskusi mendalam berjudul “Strategi KASI (Inisiatif Solidaritas Korea-ASEAN) & Hubungan Indonesia-Korea Selatan.” Acara yang berlangsung secara hybrid ini diikuti oleh lebih dari 50 peserta, termasuk dosen, staf, dan mahasiswa. Adapun, kuliah umum disampaikan oleh Prof. Gu Bo Kyung dari Busan University of Foreign Studies, bersama dengan Muhammad Rum, dosen dari Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM sebagai moderator.
Prof. Gu Bo Kyung memulai sesi dengan menyoroti dampak signifikan gelombang Korea (Korean Wave) pada masyarakat Indonesia, yang mencakup hiburan, makanan, budaya, dan banyak lagi. Melalui analisis komprehensif, Prof. Gu memaparkan tentang hubungan multifaset antara Indonesia dan Korea, dengan fokus pada kolaborasi ekonomi dan pertukaran budaya. Pembicaraan tersebut menekankan pentingnya strategis Inisiatif Solidaritas Korea-ASEAN dalam membina hubungan yang lebih erat antar kedua negara. Dari perspektif Korea, strategi Pasifik Indonesia sangat penting dalam dinamika regional yang lebih luas. Lokasi strategis Indonesia dan partisipasi aktif dalam urusan Pasifik meningkatkan signifikansinya sebagai mitra bagi Korea. Strategi Pasifik selaras dengan tujuan regional Korea untuk mempromosikan stabilitas, pertumbuhan ekonomi, dan kerja sama multilateral. Prof. Gu menyoroti bahwa upaya Indonesia untuk terlibat lebih dalam dengan negara-negara Pasifik selaras dengan visi Korea tentang kawasan yang terhubung dan kolaboratif.
Selain itu, ASEAN dikenal sebagai mesin pertumbuhan ekonomi global dan pusat multilateralisme regional. Pusat yang mengoordinasikan hubungan antara tiga negara atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dan mengelola masalah bersama melalui pendekatan kooperatif. Alasan utama pentingnya ASEAN meliputi posisi geostrategisnya, kekuatan ekonomi, dan mekanisme kerja sama yang terdepan. Pembicara juga menekankan mengapa Indonesia berharga bagi Korea. Indonesia berfungsi sebagai sumber penting bagi rantai pasokan, pemimpin regional, dan negara berkembang yang kuat. Khususnya, Indonesia memiliki populasi terbesar keempat di dunia, yang menjadikannya pasar yang substansial bagi Korea. Faktor-faktor ini menggarisbawahi peran strategis Indonesia dalam strategi ekonomi regional dan global Korea.
Setelah kuliah, Prof. Gu mengundang peserta untuk memberikan saran tentang cara untuk semakin memperkuat hubungan Korea-Indonesia. Dua area utama diidentifikasi untuk kolaborasi potensial. Pertama, Kolaborasi Antar-Lembaga. Membangun kemitraan antara lembaga akademis dan penelitian di Korea dan Indonesia dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan, proyek penelitian bersama, dan kerja sama akademis. Kedua, pertukaran pengetahuan dan teknologi perikanan. Berbagi keahlian dan teknologi di sektor perikanan dapat menguntungkan kedua negara, meningkatkan praktik keberlanjutan, meningkatkan pengelolaan perikanan, dan mendorong inovasi dalam akuakultur. Saran-saran ini bertujuan untuk memperdalam hubungan bilateral dan meningkatkan manfaat bersama di bidang-bidang penting ini.
Artikel selengkapnya dapat diakses melalui tautan berikut.