Yogyakarta, 1 Desember 2025—Duta Besar Timor Leste untuk ASEAN, H.E. Ambassador Natércia Cipriana Coelho da Silva kunjungi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Senin (1/12) di Ruang Sidang Dekanat Fisipol UGM. Dalam tajuk besar “Ambassadorial Lecture” bersama akademisi fakultas dan mahasiswa, Duta Besar Natércia mengawali paparannya dengan menegaskan proses yang tidak mudah untuk negara Timor-Leste bergabung menjadi anggota ASEAN.
“Proses untuk Timor-Leste bergabung ke ASEAN bukanlah proses yang singkat, dan bukan hal yang baru. Hal ini selalu menjadi kebijakan prioritas negara kami, bahkan sudah kami mulai jauh sebelum tahun 1970-an. Hingga pada tahun 2002, setelah kemerdekaan kami, ASEAN menjadi salah satu prioritas utama kebijakan luar negeri kami,” jelas Natércia dalam forum.
Natércia juga menggarisbawahi prinsip ASEAN yakni kebersamaan, saling menghormati, dan konsensus. Ia menekankan bahwa konsensus bukanlah hambatan, melainkan sarana untuk berdialog dan mencari solusi. “Kita mungkin tidak mencapai semua yang kita inginkan, tetapi kita akan sampai pada titik di mana kita sepakat untuk tidak sepakat, karena kita tahu bahwa untuk maju, kita harus bekerja bersama,” ujarnya.
Sebagai anggota baru, Timor-Leste membawa pengalaman dalam peacebuilding, tata kelola demokratis, dan rekonsiliasi—nilai-nilai yang sejalan dengan visi ASEAN yang berbasis aturan dan berpusat pada masyarakat. Dengan lebih dari 52% populasi berusia di bawah 25 tahun, Timor-Leste juga melihat populasi muda, sumber daya alam, dan pertumbuhan sektor swasta sebagai peluang baru untuk kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan inovasi.
Natércia juga menyoroti posisi unik Timor-Leste sebagai negara lusofon, yaitu istilah untuk wilayah atau seseorang yang berbahasa Portugis, mengingat Timor-Leste pernah dijajah oleh negara Portugis untuk waktu yang lama.
“Kami dapat menjadi jembatan bagi ASEAN untuk menjangkau komunitas berbahasa Portugis di seluruh dunia,” ujar Natércia, merujuk pada hubungan budaya dan ekonomi dengan negara-negara di Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika.
Menutup pernyataannya, ia menyebut keanggotaan ASEAN sebagai “akhir dari babak pertama” perjalanan diplomatik Timor-Leste, dan kini memasuki fase baru berupa implementasi penuh. Ia menyatakan bahwa Timor-Leste siap berpartisipasi aktif dan memberikan kontribusi nyata untuk menjaga sentralitas dan stabilitas kawasan, terutama dalam memperkuat jangkauan dan keberagaman regional ASEAN.
Timor Leste resmi menjadi anggota ASEAN ke-11 pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 26 Oktober 2025 lalu.