Yogyakarta, 22 Agustus 2025—Fisipol Creative Hub menggelar webinar yang bertajuk “Tech for Shaping Sustainable Enterprises for The Future”. Webinar ini sekaligus menjadi pembuka dari rangkaian acara Program Talent Pitching batch #9. Diskusi dalam webinar ini memberikan edukasi mengenai inovasi dalam menciptakan kewirausahaan yang berkelanjutan di masa yang akan datang. Dalam webinar ini mengundang dua narasumber, yaitu Bogar Baskoro (Partnership Lead, Jejakin) dan Ahmad Zaini Pratama (Program Specialist, Ecoxyztem).
Pengembangan bisnis berbasis keberlanjutan dilatarbelakangi oleh maraknya kerusakan lingkungan. Secara fundamental, “sustainability” atau keberlanjutan tidak hanya menekankan keberlanjutan bagi alam, melainkan juga berkaitan dengan keberlangsungan hidup manusia itu sendiri. Maka dari itu, ecopreneurship merupakan salah satu inovasi bisnis yang menawarkan solusi dalam menciptakan produk yang mampu meminimalisir kerusakan lingkungan. Keluaran dari bisnis ini tidak hanya mendapatkan profit semata, melainkan juga lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan dalam mendorong transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Pada perkembangannya, Ecoxyztem telah memetakan masalah utama yang ditemukan pada saat merintis ecopreneurship. Pertama, terdapat kesenjangan pengetahuan secara metodologis–adanya ketidakpahaman secara mendalam mengenai informasi, terutama menyangkut ketidaksesuaian nilai bisnis, kurangnya literasi mengenai investasi dan ekuitas, dsb. Kedua, kurangnya akses terhadap risk capital–bisnis pemula membutuhkan dorongan investor untuk mempercepat program yang telah dicanangkan. Ketiga, sulit untuk menavigasikan hambatan pasar, banyak kasus-kasus yang menunjukkan bahwa para pembuat produk tidak dapat membuat produk sesuai dengan permintaan pasar sehingga sulit menembus jangkauan ke pasar.
“Sekali lagi kita tekankan di sini ya, bahwasannya tidak perlu menjadi seorang ecopreneurs gitu (untuk memulai bisnis ini). Kebetulan aku di sini juga mentor di Tanoto Foundation di mana di sana bukti bahwasannya anak-anak muda diajak juga untuk ngebuat sesuatu yang berdampak terhadap masyarakat dan terhadap lingkungan. Itu juga bisa teman-teman dari komunitas bergerak atau himpunan mahasiswa bahkan punya program yang programnya selama ini mungkin masih bersifat branding ke internal tapi coba deh buat sesuatu yang lebih ber-impactful terhadap lingkungan,” jelas Zaini.
Tidak berhenti di situ, selain ecopreneurship, model bisnis berbasis keberlanjutan juga dapat diarahkan menjadi social entrepreneurship. Kewirausahaan dalam model bisnis ini menjembatani antara inovasi dengan pemberdayaan komunitas dengan instrumen teknologi. Dengan begitu, sistem kewirausahaan akan lebih holistik yang dapat fokus terdapat tiga hal, yakni people center solutions, integrasi keberlanjutan bisnis & dampak sosial, serta membuat teknologi lebih menjangkau berbagai skala dan akuntabel.
Dengan demikian, di tengah era disrupsi, perkembangan bisnis juga menyesuaikan tren dan diarahkan untuk memiliki nilai kebermanfaatan. Sehingga tidak hanya menekankan profit, bisnis juga diarahkan untuk memiliki nilai brand yang cenderung disukai oleh konsumen.