Fisipol UGM Gelar Media Gathering Bersama Media Massa

Yogyakarta, 25 Juli 2025—Dalam rangka mempererat silaturahmi dengan jejaring media dan akademik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada menggelar program Media Gathering “Sapa Fisipol (Silaturahmi dan Pemberitaan Aktual Fisipol)” pada Jumat (25/7). Acara ini merupakan wadah diskusi dan kolaborasi bersama media massa sebagai mitra strategis fakultas dalam berkontribusi pada isu kemasyarakatan.

Pada pertemuan pertama kali ini, Fisipol mengenalkan dua pusat riset yang aktif melakukan penelitian terhadap berbagai fenomena digital dan sosial di masyarakat, yakni Center for Digital Society (CfDS) UGM dan Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerja Sama (PPKK). Syaifa Tania, Executive Secretary of CfDS menyampaikan sejumlah komitmen CfDS untuk mewujudkan ekosistem digital yang sehat dan aman melalui edukasi masyarakat digital. “Tahun ini kami punya tiga fokus riset, seperti demokrasi digital dan tata kelola baru, human centered AI, serta teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tuturnya.

Pendekatan utama yang digunakan CfDS untuk melakukan hilirisasi terhadap hasil riset adalah dengan menanggapi isu-isu terkini. Baru-baru ini CfDS melakukan riset terhadap ekosistem lapangan kerja Indonesia untuk mewujudkan “Green Jobs” atau pekerjaan ramah lingkungan. Sejumlah sektor memiliki potensi yang besar, seperti pertanian, pengelolaan limbah, dan energi terbarukan. Namun di sisi lain, pemenuhan kesejahteraan dan kelayakan upah belum maksimal, sehingga masih banyak tantangan untuk melakukan transisi hijau.

Serupa dengan CfDS, Fisipol UGM juga memiliki unit Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama (PPKK) sebagai bentuk kontribusi terhadap pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dijelaskan Wakil Direktur PPKK UGM, Dr. Pradhikna Yunik Nurhayati, PPKK memiliki misi untuk menelaah berbagai isu kemasyarakatan melalui perspektif akademik. Melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, PPKK terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan penelitian secara mendalam. Lebih lanjut riset-riset tersebut dijadikan sebagai landasan bagi rekomendasi kebijakan pemerintah.

“Kami tidak berhenti di riset, jadi kami mengusahakan bagaimana temuan kita dapat memunculkan solusi atas masalah di masyarakat,” ucap Pradhikna. Sejak berdiri pada tahun 2010, PPKK secara aktif telah menjalin kerjasama dengan berbagai institusi baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri, serta lembaga internasional. Kegiatan utama yang dilakukan berupa pendampingan masyarakat, pendidikan, dan pelatihan. Pradhikna menegaskan, PPKK Fisipol UGM berupaya mendorong kesejahteraan melalui pendampingan masyarakat agar mampu meningkatkan taraf hidupnya.

Salah satu riset terbaru PPKK Fisipol UGM berhasil mengungkap kenyataan mengejutkan di balik pemberian bantuan sosial (Bansos) ke masyarakat. Program yang seharusnya menjadi solusi bagi kemiskinan, pada kenyataannya justru meningkatkan tingkat kemiskinan itu sendiri. Hasil riset mendalam PPKK menyebut, masyarakat justru ingin tetap berada di bawah kemiskinan agar tetap mendapatkan bantuan dari pemerintah. Kenyataan ini pun menimbulkan pertanyaan seputar komitmen pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.

Diskusi Sapa Fisipol menghadirkan berbagai perspektif menarik antara media dengan akademik. Ajang ini sekaligus menjadi wadah untuk membuka kesempatan berkolaborasi melalui opini tanggap isu dan penelitian dengan media massa. Melalui kerja sama dan sinergi, diharapkan muncul inovasi dan inisiasi yang dapat menciptakan perubahan demi mewujudkan pembangunan nasional yang merata dan berkeadilan. (/tsy)