![](https://fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/18/2025/02/Snapinst.app_473733274_18437670754075247_2345371504682325961_n_1080-408x510.jpg)
Yogyakarta, 7 Februari 2025 – Institute of International Studies Fisipol UGM berhasil menerbitkan IIS Research Monograph #7. Research Monograph yang berjudul, “No Man’s Land No Longer: Kontestasi Sumber Daya dan Geopolitik di Kawasan Arktik”. Publikasi ini ditulis oleh tim peneliti IIS, yakni Wendi Wiliyanto, Anggita Fitri Ayu Lestari, Tria Nadila Desanti Margono, dan Cornelia Laras Gigih Kineta.
Alih-alih dipandang sebagai kawasan terabaikan, Arktik kini bertransformasi menjadi kawasan strategis yang kaya sumber daya alam serta jalur pelayaran baru akibat mencairnya es. Berbagai negara mulai memperebutkan kawasan Arktik untuk memperluas pengaruh serta mengamankan kepentingan tanpa memperhatikan keberlanjutan eksistensi masyarakat adat Arktik. Implikasinya, masyarakat adat Arktik kerap diperlakukan sebagai subjek pasif. Dengan berbagai tekanan terhadap pergulatan geopolitik dan kontestasi sumber daya antarnegara, masyarakat adat secara simultan menemukan cara untuk turut terlibat aktif dalam dinamika tersebut.
IIS Research Monograph berjudul No Man’s Land No Longer: Kontestasi Sumber Daya dan Geopolitik di Kawasan Arktik akan membahas dinamika reposisi Arktik dari kawasan yang terabaikan menjadi arena pergulatan geopolitik dengan tiga konteks diskursif besar: (1) Kolonialisme hingga Perang Dingin, (2) Pasca-Perang Dingin, dan (3) Tata dunia pasca-unipolar.
Publikasi ini berkontribuasi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yakni TPB 4 (Pendidikan Berkualitas), TPB 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab), dan TPB 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kemitraan yang Tangguh). Simak lebih lanjut melalui http://ugm.id/IISMonograph7
Alih-alih dipandang sebagai kawasan terabaikan, Arktik kini bertransformasi menjadi kawasan strategis yang kaya sumber daya alam serta jalur pelayaran baru akibat mencairnya es. Berbagai negara mulai memperebutkan kawasan Arktik untuk memperluas pengaruh serta mengamankan kepentingan tanpa memperhatikan keberlanjutan eksistensi masyarakat adat Arktik. Implikasinya, masyarakat adat Arktik kerap diperlakukan sebagai subjek pasif. Dengan berbagai tekanan terhadap pergulatan geopolitik dan kontestasi sumber daya antarnegara, masyarakat adat secara simultan menemukan cara untuk turut terlibat aktif dalam dinamika tersebut.
IIS Research Monograph berjudul No Man’s Land No Longer: Kontestasi Sumber Daya dan Geopolitik di Kawasan Arktik akan membahas dinamika reposisi Arktik dari kawasan yang terabaikan menjadi arena pergulatan geopolitik dengan tiga konteks diskursif besar: (1) Kolonialisme hingga Perang Dingin, (2) Pasca-Perang Dingin, dan (3) Tata dunia pasca-unipolar.
Publikasi ini berkontribuasi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yakni TPB 4 (Pendidikan Berkualitas), TPB 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab), dan TPB 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kemitraan yang Tangguh). Simak lebih lanjut melalui http://ugm.id/IISMonograph7