JSP Fisipol UGM Berhasil Terindeks Internasional

Yogyakarta, 8 Oktober 2019—Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JSP) Fisipol UGM berhasil terindeks internasional di Scopus (4/10/19). Jurnal yang pertama kali terbit pada 1997 ini merupakan jurnal yang dapat diakses secara terbuka oleh siapa pun. Pada tahun 2016, JSP sudah mendapatkan akreditasi nasional dari Kemenristekdikti dengan predikat Sinta 2.JSP adalah jurnal yang mengangkat berbagai isu seputar masalah sosial dan politik kontemporer. Mulai dari politik gender dan identitas, masyarakat digital dan disrupsi, gerakan masyarakat sipil, kesejahteraan masyarakat, pembangunan sosial, kewarganegaraan dan menejemen publik, hingga inovasi kebijakan publik. JSP juga menerima topik mengenai politik internasional dan keamanan, media, informasi, dan literasi, politik, pemerintahan, dan demokrasi, terakhir, radikalisme dan terorisme.

Sejak berhasil mendapatkan akreditasi nasional, Dwi Anggara atau yang biasa disapa Angga, tim redaksi JSP, mengatakan JSP kemudian memiliki keinginan untuk bisa terindeks di tingkat internasional. “Hal pertama yang kami lakukan adalah mengubah aturan penulisan. Sebelumnya, kami menerima artikel berbahasa Indonesia, pada tahun 2017, kami hanya menerima artikel berbahasa Inggris dan penulis yang kami cari berasal dari lingkup internasional,” kata Angga.

Angga mengaku, JSP sendiri pernah melakukan studi banding ke jurnal yang sudah terindeks Scopus, yaitu jurnal Agrivita milik Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Studi banding ini dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk mendaftarkan jurnal ke Scopus. “Mulai dari kualitas dan pengelolaan naskah, reviewer, dewan redaksi hingga tampilan website, kami sesuaikan,” kata Angga.

Untuk yang belum akrab dengan Scopus, Scopus adalah basis data sitasi atau jurnal ilmiah yang mulai dikenalkan pada tahun 2004 oleh penerbit Elsevier. Scopus sendiri tidak hanya menampilkan berbagai karya ilmiah, namun juga menyajikan data hak paten berbagai peneltian yang telah terbit di dunia. Jumlah data literatur ilmiah yang pernah diterbitkan Scopus sudah mencapai jutaan. Bahkan ada literatur yang diterbitkan sebelum Perang Dunia II. Scopus sendiri memiliki 4 fokus bidang penelitian ilmiah yaitu Ilmu Hayati, Ilmu Sosial, Ilmu Fisik, dan Ilmu Kesehatan.

Hardini selaku tim redaksi JSP menjelaskan, JSP melakukan proses pendaftaran Scopus pada tanggal 7 Januari 2019. Proses penilaian berlangsung selama kurang lebih 8 bulan 28 hari. Program terindeks internasional ini mendapat dukungan penuh dari Badan Penerbit dan Publikasi (BPP) dan Fisipol UGM. Hardini mengaku, dukungan ini sangatlah membantu proses terindeks internasional. “Mulai dari awal tahun 2018, BPP secara insentif mengadakan lokakarya untuk mengevaluasi dan memberi masukan ke JSP,” kata Hardini.

Selama proses menuju indeks internasional ini, memang banyak yang harus dipersiapkan. Mulai dari timeline persiapan sampai pendaftaran Scopus, menyiapkan 9 naskah berkualitas yang berasal dari penulis internasional, memperbaiki fokus dan ruang lingkup, hingga promosi JSP untuk meningkatkan jumlah kunjungan laman daring JSP dan sitasi artikel JSP baik di Google Scholar dan Scopus.

“Paling sulit itu untuk menerbitkan artikel berbahasa Inggris yang berkualitas dan meningkatkan jumlah sitasi artikel JSP di Scopus itu,” kata Angga. Menurut Angga, jurnal yang berhasil terindeks Scopus sudah termasuk sebagai jurnal internasional bereputasi tinggi yang telah diseleksi secara ketat. Scopus memiliki sistem penilaian untuk mengukur apakah sebuah jurnal ilmiah memiliki dampak signifikan atau tidak bernama Scimago Journal Rank (SJR).

SJR akan menilai sejauh mana jurnal ilmiah memiliki dampak scientific atau tingkat pengaruh berdasarkan hubungan sitasi oleh jurnal ilmiah lain pada periode tertentu. Melalui Scoous, peneliti bisa mengukur dan menentukan di mana akan menerbitkan jurnal atau artikel ilmiahnya.

Kualitas dan kredibilitas suatu jurnal akan dilihat secara seksama sebelum bisa diindeks ke dalam basis data Scopus. Jurnal yang telah terindeks oleh Scopus memiliki nilai kredit dan reputasi yang tinggi bagi dosen atau peneliti. “Melalui indeks jurnal Scopus itu kita bisa mengukur seberapa signifikan bidang penelitian yang kita buat dan menentukan di mana seharusnya jurnal kita diindeks,” kata Angga.

Indeks internasional Scopus ini dianggap membawa pengaruh yang signifikan bagi JSP. Hardini mengatakan ada tiga pengaruh utama yang didapatkan dari Scopus. Pertama, JSP sudah masuk kategori jurnal internasional yang bereputasi tinggi. Kedua, peringkat akreditasi nasional JSP naik menjadi Sinta 1 karena jurnal yang terindeks Scopus otomatis menjadi Sinta 1. “Ketiga, mengacu pada Kemenristekdikti, jurnal yang terindeks di Scopus memiliki angka kredit yang tinggi sehingga akan ada banyak penulis yang tertarik untuk submit naskah di JSP,” kata Hardini. (/hsn).