Yogyakarta, 20 Oktober 2023─Universitas Gadjah Mada menjalin kerja sama dengan PT ExxonMobil Cepu Limited dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Penandatanganan kerja sama dilakukan di Auditorium Mandiri lt.4, Fisipol UGM sekaligus pengadaan Kuliah Umum bertema “Peran Industri Migas dalam Transisi Energi” (20/10). Selain itu juga terdapat penyerahan bantuan sarana pendukung akademik dari PT ExxonMobil Cepu Limited kepada Universitas Gadjah Mada yang diwakilkan oleh Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan UGM Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si.
Pada kesempatan ini, nota kesepahaman yang ditandatangani Muhammad Nurdin, Senior Vice President Production PT ExxonMobil Cepu Limited dan Prof. Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt Direktur Kemitraan dan Relasi Global mewakili UGM menyebutkan tentang pemberian dukungan dalam beberapa kegiatan seperti penelitian, penyelenggaraan sesi pendidikan atau kuliah umum, pelatihan, kesempatan magang serta program pengembangan masyarakat.
“Kegiatan pagi hari ini adalah strategi universitas untuk lebih mendekatkan mahasiswa dengan sektor industri. Sejalan dengan salah satu program MBKM kita, untuk meningkatkan kualitas lulusan mahasiswa, harus diekspos dengan isu-isu saat ini yang perlu mendapatkan perhatian salah satunya transisi industri,” ujar Puji.
Puji menekankan bahwa melalui pengetahuan dan keterampilan yang cukup dapat mendukung mahasiswa dalam beradaptasi di dunia kerja. Melalui nota kesepakatan ini kerja sama dengan ExxonMobil diharapkan dapat lebih banyak membuka kesempatan bagi fakultas maupun mahasiswa untuk belajar di perusahaan industri PT ExxonMobil.
“Atas nama PT ExxonMobil Indonesia kami sangat berbangga karena pada hari ini, kita tidak hanya memperkuat kerjasama antara dunia akademik dan sektor industri bidang pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat tapi juga mempererat hubungan kerjasama yang telah terjalin selama ini,” ujar Nurdin.
ExxonMobil percaya bahwa kolaborasi ini sebagai landasan bagi inovasi dan solusi terukur dalam menghadapi tantangan energi global yang sedang dihadapi bersama. ExxonMobil meyakini peran penting dunia akademik dalam pengembangan teknologi di industri minyak dan gas serta penerapan pendekatan sosial ekonomi yang beragam dan tepat pada kebijakan masyarakat.
Sementara itu, Prof. Ir. Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D., Kepala Pusat Studi Energi UGM menyebut bahwa transisi energi perlu dilakukan karena energi telah menjadi kebutuhan utama selain sandang, pangan dan papan. Padahal energi yang selama ini dimanfaatkan telah mengakibatkan climate change yang berdampak pada seluruh dunia.
“Ada Paris Agreement yang menyebut untuk membuat dunia lebih hijau (dunia lebih indah emisi),” jelas Sarjiya.
Sementara Prof. Dr. Poppy Sulistyaning Winanti, Dosen Ilmu Hubungan Internasional UGM menyatakan bahwa terdapat perubahan mindset di tingkat global tentang penggunaan energi namun hal ini kurang sesuai diterapkan di Indonesia yang masih membutuhkan energi dalam jumlah luar biasa untuk pembangunan.
“Indonesia memang punya banyak potensi sumber daya, namun itu belum termanifestasi dengan baik untuk menjadi potensi yang teraktualisasi,” jelas Poppy.
Poppy juga menyebut bahwa perlu adanya pemetaan aktor, komitmen politik, pemetaan penguasaan teknologi dan social acceptance untuk menghadapi distribusi transisi energi ini. Sementara itu, kegiatan dan kerjasama ini mendukung keberhasilan pencapaian program SDGs poin 7 yakni Energi Bersih dan Terjangkau dan SDGs poin 17 yakni Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (/dt)