Magister Ilmu Komunikasi UGM Gelar Simposium Internasional Angkat Isu Media Digital, Inklusivitas, dan Keberlanjutan

Yogyakarta, 18 November 2025—Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM kembali menghadirkan The 3rd Graduate Students Symposium on Communications (GSSC) 2025, sebuah forum akademik internasional yang mempertemukan mahasiswa pascasarjana, peneliti muda, dan praktisi dari berbagai negara. Tahun ini, GSSC mengusung tema besar “Sustainable, Digital, Inclusive: Redefining Communication for a Changing World” sebagai respons terhadap dinamika global yang menuntut inovasi serta perspektif baru dalam kajian komunikasi.

Tema tersebut menyoroti bagaimana komunikasi memainkan peran strategis dalam menghadapi isu keberlanjutan lingkungan, cepatnya transformasi digital, dan upaya menciptakan masyarakat yang lebih inklusif. GSSC 2025 menjadi wadah dialog lintas negara dan disiplin ilmu untuk membedah bagaimana komunikasi mampu memperkuat ketahanan sosial, memperluas akses pengetahuan, hingga memastikan perkembangan teknologi tetap berprinsip keadilan sosial.

Dr. Alexandra Dane, pakar budaya, media, dan inklusivitas University of Melbourne menjelaskan, dunia telah banyak mengalami perubahan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Media memiliki pengaruh yang lebih luas, tidak hanya sebagai saluran informasi dan komunikasi saja. “Keberlanjutan menciptakan spektrum yang luas. Inklusivitas misalnya, dapat direpresentasikan melalui saluran-saluran, pola, dan gaya komunikasi yang digunakan. Cara kita berkomunikasi akan menentukan bagaimana kita memberikan perubahan,” ujarnya pada Kamis (20/11).

Selain Alexandra, Guru Besar Ilmu Komunikasi, Universitas Gadjah Mada juga menjelaskan bahwa agenda sustainability telah berevolusi memberikan banyak dampak, sehingga dapat dikatakan agenda tersebut lebih dari sekedar target komite internasional. “Dalam beberapa tahun terakhir kita selalu mendiskusikan tentang sustainability, dan ini adalah agenda global hingga tahun 2030. Ini menghasilkan suatu resiko yang menantang masyarakat saat ini,” kata Hermin.

Tak hanya itu, Aulia Hadi, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan gambaran mengenai kehadiran media digital yang memotret kembali berbagai kenyataan di masyarakat. Indonesia adalah salah satu negara besar dengan pengguna aktif media digital terbanyak. Hal ini diungkapkannya telah membuka ruang interaksi baru yang luas, terpisah dari kenyataan, dan tentunya memunculkan disrupsi. “Perkembangan digital memang membawa perubahan yang signifikan, semua jadi terasa mudah. Namun banyak yang aspek yang memunculkan kesenjangan baru, ketidaksetaraan baru, itulah yang perlu disoroti,” paparnya.

GSSC 2025 mengundang ratusan peserta untuk berpartisipasi dalam berbagai topik utama, seperti Komunikasi untuk Keberlanjutan, Representasi Media dan Kesetaraan Sosial, Etika dan Literasi Digital, Komunikasi Strategis untuk Perubahan Sosial, serta Kebijakan Advokasi di Era Digital. Peneliti-peneliti nasional maupun internasional turut hadir untuk memberikan sumbangsih, membuka diskusi, dan bertukar pikiran dalam sejumlah sesi.

Dengan hadirnya kalangan pakar, akademisi, dan pemerintah dalam acara ini, GSSC 2025 sukses memberikan wadah bagi peneliti muda untuk menggaungkan kembali isu keberlanjutan. Harapannya, acara ini dapat menegaskan komitmen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM dan Departemen Ilmu Komunikasi terhadap agenda keberlanjutan serta menginspirasi banyak kalangan.