Yogyakarta 6 November 2023─Menyambut Dies Natalies Fisipol ke-68, Departemen Hubungan Internasional selenggarakan Annual Convention on The Global South (Go South) pada Senin (06/11) melalui Zoom Meeting. Konferensi ini menghadirkan keynote speaker Dr. Radhika Desai (University of Manitoba), dan para pembicara Dr. Nobuhiro Aizawa (Kyushu University), Prof. Dr. Poppy S. Winarti (Universitas Gadjah Mada), serta Marc Saxer (Friedrich-Ebert-Stiftung ing the Asia Pacific). Pemaparan materi para pembicara dipandu oleh Muhadi Sugiono dan Luqman-Nul Hakim (Dosen Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM).
Go South merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Institute of International Studies dan Departemen Hubungan Internasional sejak tahun 2019 lalu. Go South 2023 bertujuan menjadi platform untuk menyediakan diskusi mengenai dinamika di Indo-Pasifik dari berbagai perspektif.
“Perubahan yang terjadi di kawasan Indo-Pasifik akan berpotensi membuka ruang bagi negara-negara di kawasan Indo-Pasifik untuk menavigasi proyeksi mereka dalam perubahan tatanan dunia. Penyelenggaraan Go South 2023 oleh Institute of International Studies sebagai tuan rumah merupakan komitmen untuk memahami tentang dinamika Indo-Pacific lewat konferensi tahunan ini,” sambutan Prof. Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt Direktur Kemitraan dan Relasi Global UGM.
Dalam keynote speech-nya, Radhika Desai memaparkan tentang “Geo Political Economy of The Indo-Pacific: War vs Development” yang menyoroti kekuatan wilayah Utara dan Selatan yang dicontohkan lewat ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat sebagai negara adidaya dalam perekonomian dunia dan posisi Indo-Pasifik di kancah tatanan internasional.
“Kita mungkin akan menyaksikan lebih banyak perang selama tidak ada perubahan politik di Amerika. Tetapi mereka mungkin belum mewujudkan satu elemen laboratorium dari gagasan asli Indo-Pasifik tentang Asia yang bebas dari dominasi kolonialisme Anglo-Amerika dan Eropa Barat, dan pemimpin dalam pembentukan tatanan internasional baru,” jelas Desai.
Sementara itu, Indo-Pasifik muncul sebagai pusat ekonomi dan strategis dunia dimana pembangunan dan peningkatan kekuatan bersaing satu sama lain. Indo-Pasifik menjadi lima perekonomian terbesar di dunia, memiliki negara yang paling demokratis di dunia, memiliki beberapa militer yang berkembang, memiliki nuklir sebagai alat adidaya terkemuka, serta muncul sebagai penantang dari segi maritim.
“Tidak diragukan lagi, Indo-Pasifik merupakan politik kekuasaan dan dibentuk oleh kekuatan besar. Global South ini percaya bahwa Indo-Pasifik adalah realitas sosio-politik yang kompleks mengenai kemandirian dan keterhubungan yang dibutuhkan semua pihak untuk memperjuangkan stabilitas,” jelas Muhadi Sugiono.
Kegiatan konferensi tahunan terkait Indo-Pasifik ini merupakan komitmen Fisipol UGM untuk mencapai tujuan SDGs poin 17 tentang Kemitraan untuk mencapai tujuan.