Membedah FISIPOL pada #UGMUpdate Bincang Fakultas

Yogyakarta, 14 Mei 2020—UGM Update #Dirumahaja kembali hadir melalui kanal Youtube, Instagram dan Facebook. Dipandu oleh Iva Ariani, Humas UGM, episode kali ini bertajuk “Bincang Fakultas Hukum, Filsafat, ISIPOL”. Episode Bincang Fakultas yang pertama ini menghadirkan tiga pembicara dari tiga fakultas berbeda. Perwakilan masing-masing fakultas yaitu Dahliana Hasan, S.H., M.Tax., Ph.D., Wakil Dekan Fakultas Hukum; Dr. Wawan Mas’udi, Wakil Dekan Fisipol; dan Dr. Rr. Siti Murtiningsih, Wakil Dekan Fakultas Filsafat.

UGM Update kali ini khusus membahas fakultas yang ada di UGM. Pada Bincang Fakultas ini, dipersilahkan bagi audience atau khususnya calon mahasiswa baru bertanya tentang Fakultas Hukum, Filsafat dan FISIPOL. Dibawakan dengan perbincangan santai, audience bisa mengirim pertanyaan melalui masing-masing kolom komentar di setiap kanal. Pertanyaan yang terkirim akan dibacakan dan dijawab oleh wakil dekan yang dituju. Beberapa pertanyaan mengenai FISIPOL dijawab oleh Wawan selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FISIPOL.

Ada berapa program studi (prodi) yang ada di FISIPOL?

FISIPOL UGM memiliki enam departemen. Hampir semua departemen memiliki prodi S1, S2 dan S3.  Departemen yang memiliki prodi S1, S2, S3 adalah Departemen Politik Pemerintahan, Sosiologi, Komunikasi dan Manajemen Kebijakan Publik (MKP) yang memiliki masing-masing dua prodi S2 dan S3.  Departemen yang memiliki prodi S1 dan S2 yaitu Hubungan Internasional (HI) dan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK). Khusus untuk S1, jalur masuk mahasiswa baru selain kelas reguler juga ada kelas Internasional Undergraduate Program (IUP) yang ada di HI, MKP dan Komunikasi. Jadi, setidaknya ada delapan peluang masuk FISIPOL UGM yaitu melalui jalur regular dan IUP.

Apa perbedaan antara MKP dengan PSdK, karena sepertinya berhubungan?

Di MKP banyak dipelajari terkait bagaimana kebijakan negara dibuat termasuk anggaran negara, menganalisis formulasi kebijakan sampai dengan implementasi, dan yang paling utama yaitu cara bekerjanya birokrasi. PSdK lebih mengkaji bagaimana memperhatikan perkembangan yang ada di masyarakat, proses pemberdayaan masyarakat, mengelola kelompok marginal. Terlebih lagi sistem apa yang diperbuat agar kesejahteraan terdistribusi secara merata, termasuk disini ada peran negara, masyarakat, dan swasta dalam mendorong kesejahteraan. Memang selalu ada irisan keilmuan, tidak hanya MKP dengan PSdK saja, tetapi juga jurusan yang lain.

Apakah masuk HI harus bisa berbahasa Inggris?

Tidak hanya HI saja yang harus bisa berbahasa Inggris, masuk semua jurusan juga harus bisa. Karena bahasa Inggris digunakan secara universal dan dunia juga semakin berkembang, maka dari itu penting punya pengetahuan dasar mengenai itu. Untuk kelas reguler tes bahasa Inggris tidak menjadi hal pokok, tapi kalau IUP pasti ada tes bahasa Inggrisnya. Rata-rata, mahasiswa baru yang diterima HI IUP memiliki skor IELTS 7—8, MKP rata-rata skor IELTS 6,5—7, Komunikasi skornya sekitar 7.

Kenapa alumni FISIPOL banyak yang jadi Menteri?

Di fakultas lain juga banyak yang jadi menteri. Memang di FISIPOL yang dipelajari selain akademik juga non-akademik. Seperti karakter kepemimpinan, kemampuan berorganisasi, kebiasaan melakukan negosiasi, dan menyampaikan pendapat secara sitematis. Intinya banyak kemampuan lain yang dipelajari selain teori. Dari kemampuan yang bermacam-macam ini tadi, saya rasa tidak hanya alumni FISIPOL tapi alumni yang lain juga bisa memiliki kemampuan non-akademik penunjang karir.

Bagaimana prospek kerja secara umum di FISIPOL?

FISIPOL adalah fakultas yang didirikan  dengan tujuan menyediakan para birokrat pada awal republik ini terbentuk. Sampai tahun 1980-an, 80 persen lulusan FISIPOL bekerja di birokrasi. Kemudian tahun 1990-an mulai bergeser ada yang ke birokrasi, LSM, media, bahkan swasta. Tahun 2000-an yang ke birokrasi semakin sedikit. Bahkan tracer kami 3 hingga 4 tahun terakhir, sebagian besar alumni FISIPOL yang ke birokrasi mungkin sekitar 20 persen. Alumni banyak bekerja di multinational corporation, di perusahaan sebagai government relation, sebagai akademisi, dan di NGO juga banyak. Tidak hanya sebagai pekerja NGO, alumni juga banyak yang mendirikan NGO.

Bagaimana dengan mahasiswa FISIPOL dari wilayah 3T?

Ada upaya dari universitas untuk menjangkau sebanyak mungkin calon mahasiswa berkualitas dari wilayah 3T dan FISIPOL menjadi bagian dari itu. Tahun kemarin ada enam atau tujuh mahasiswa dari Papua, cukup banyak. Peluang untuk yang lain juga cukup terbuka karena kita meggabungkan dua hal yaitu free competention dimana yang paling baik yang masuk, dan juga tanggungjawab kebangsaan UGM. Jika tadi saya banyak menyinggung S1, justru kalau S2 profil mahasiswanya sangat bervariasi, baik dari latar belakang universitas maupun daerah. Ini perlu dilihat secara komprehensif bahwa UGM membuka peluang untuk seluruh bangsa.

Sebagai upaya yang lebih luas, FISIPOL khususnya untuk prodi S3 menawarkan FISIPOL Full PhD Schoolarship. Program ini merupakan beasiswa S3 penuh yang ditanggung oleh FISIPOL untuk dosen-dosen muda non-UGM dari seluruh Indonesia. Program ini mulai kita lakukan tahun ini dan ada tujuh slot yg disediakan. Beasiswa ini akan menanggung uang kuliah juga biaya hidup yang sebulannya sebesar 4 juta. Tapi syaratnya harus menjadi full time student, karena kalau tidak nanti kami putus. Ada juga beasiswa IUP yang kami tawarkan untuk warga negara ASEAN. Tahun ini ada enam slot beasiswa untuk alumni sma-sma di ASEAN. (/anf)