Yogyakarta, 10 Maret 2022─Profesor Ana Nadhya Abrar, profesor dari Departemen Ilmu Komunikasi (Dikom), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Gadjah Mada (UGM) dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Jurnalisme di Balai Senat UGM.
Dalam acara pengukuhan, yang diselenggarakan secara luring terbatas dan daring itu, Prof. Abrar menyampaikan pidato berjudul “Menarik Garis Batas Jurnalisme dalam Penulisan Biografi”. Prof. Abrar menjelaskan empat batas yang menjadi dasar teknis jurnalisme dalam menulis biografi. Pertama, batas kanan jurnalisme merupakan pengutamaan nilai kemanusiaan. Kedua, batas kiri jurnalisme ialah membentuk selera narasi. Ketiga, batas atas jurnalisme adalah meningkatkan intelektualitas khalayak. Terakhir, batas bawah, yakni memanfaatkan jurnalisme investigasi.
“Ketika keempatnya saling membentuk garis, sesungguhnya ia membentuk ruangan yang harus diisi oleh jurnalisme dalam penulisan biografi,” tuturnya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim telah menetapkan Prof. Abrar sebagai guru besar ilmu jurnalisme sejak 1 November 2021. Sebelum menyandang gelar profesor, Prof. Abrar telah menunjukkan ketertarikan dalam bidang jurnalisme sejak tahun 1982, tahun ketika ia menyelesaikan pendidikan sarjana di jurusan Publisistik UGM. Pada tahun 1994, Prof. Abrar mendapatkan gelar Master of Environmental Studies bidang Jurnalisme Lingkungan Hidup dari York University, Toronto, Kanada. Enam belas tahun kemudian, Prof. Abrar mendapat gelar Doktor bidang Jurnalisme dari Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia.
“Saat ini, Profesor Ana Nadhya Abrar merupakan satu dari 17 Guru Besar aktif di Fisipol UGM dan 353 Guru Besar di UGM,” jelas Prof. Mochammad Maksum, Ketua Dewan Guru Besar UGM dalam acara pengukuhan tersebut.
Sekretaris Departemen Dikom, Fisipol, UGM, Lidwina Mutia Sadasri, menuturkan bahwa pengukuhan Prof. Abrar akan memperkuat motor di Dikom dalam pengembangan peminatan jurnalisme gaya Bulaksumur. Kehadiran Guru Besar Jurnalisme diharapkan mampu membakar semangat civitas akademika untuk makin mengupayakan jurnalisme yang ideal dan inklusif.
“Pengukuhan Guru Besar ini juga menandaskan ruh Dikom, yang awalnya bernama jurusan publisistik, yang kental dengan orientasi jurnalisme sebagai pilar dalam mendukung demokrasi,” imbuhnya.
Ucapan selamat atas pengukuhan Prof. Abrar pun datang dari berbagai pihak. Satu di antara dosen Jurnalisme Dikom yang pernah menjadi mahasiswa bimbingan Prof. Abrar semasa menempuh pendidikan magister di Dikom Fisipol UGM, Zainuddin Muda Z. Monggilo, menyebut Prof. Abrar sebagai guru, mentor, dan motivator baginya.
“Semoga pengukuhan Bang Abrar sebagai Guru Besar Jurnalisme hari ini semakin menguatkan dan meluaskan jurnalisme sebagai keilmuan yang khitahnya untuk memanusiakan manusia, seperti yang selalu digaungkannya hingga kini,” kata laki-laki yang akrab disapa Zam itu. Acara pengukuhan Prof. Abrar masih dapat disaksikan melalui kanal Youtube Fisipol UGM berikut. (/NIF)