Press Conference Institute of International Studies: Virus Corona Bukan Masalah Sepele, Pemerintah Indonesia harus Mengambil Langkah Tepat

Yogyakarta, 5 Februari 2020—Novel Coronavirus (selanjutnya disebut Virus Corona) yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Cina, datang dan menjadi kabar buruk bagi masyarakat dunia di awal tahun 2020.

Sejak kasus pertama korban Virus Corona ditemukan di awal Januari lalu, virus tersebut telah menyebar ke berbagai wilayah di Cina dan beberapa negara di dunia seperti Korea Selatan, Jepang, Vietnam, Malaysia, Prancis, hingga Amerika Serikat.

Menanggapi fenomena itu, pada Rabu pagi, 5 Februari lalu, Institute of International Studies (IIS) UGM mengadakan press conference bertajuk “Pengaruh Penyebaran 2019-nCoV (Virus Corona) terhadap Politik dan Ekonomi Global serta Implikasinya terhadap Indonesia”. Acara dilaksanakan di Ruang 503 Gedung BA Fisipol UGM dan berlangsung selama setengah jam.

Secara umum, press conference tersebut berfokus pada dua bahasan utama; pertama, soal langkah pemerintah Indonesia dalam menghadapi masalah penyebaran Virus Corona, dan yang kedua ialah mengenai dampak penyebaran tersebut terhadap kondisi ekonomi maupun politik dunia global. Adalah Arindha Nityasari dan Indrawan Jatmika selaku periset IIS UGM yang menyampaikan press conference kepada hadirin.

“Di sini, kami menyatakan bahwa langkah pemerintah (Indonesia) untuk mengevakuasi WNI yang berada di Cina dan memulangkannya ke sini adalah keputusan yang tepat,” kata Arindha. Setelah World Health Organization (WHO) menyebut epidemi Virus Corona sebagai “ancaman kesehatan global”, pada 2 Februari lalu, sebanyak 238 WNI telah dievakuasi dari Wuhan ke Natuna.

Keputusan tersebut dinilai tepat karena sejalan dengan bunyi Pasal 21 UU Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, bahwa “Dalam hal warga negara Indonesia terancam bahaya nyata, Perwakilan Republik Indonesia berkewajiban memberikan perlindungan, membantu, dan menghimpun mereka di wilayah yang aman, serta mengusahakan untuk memulangkan mereka ke Indonesia atas biaya negara.”

Saat ini, 7 dari 10 negara ASEAN telah dinyatakan positif terdampak Virus Corona. Indonesia belum masuk dalam daftar tersebut. Meskipun begitu, pemerintah mesti mengambil langkah preventif guna menyetop kemungkinan Virus Corona menyebar ke tanah air.

Adapun selain evakuasi WNI, pemerintah juga telah mengambil langkah untuk memberhentikan perjalanan lintas negara dari dan ke Cina. Arindha menyatakan bahwa langkah tersebut berdampak pada menurunnya kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Cina.

“Indonesia dan Cina telah menjalin kerjasama ekonomi yang cukup intens. Di bidang pariwisata, Cina merupakan turis terbesar kedua di Indonesia setelah Malaysia,” kata Arindha.

Ketergantungan Indonesia terhadap Cina di bidang ekonomi memang tergolong tinggi. Di sisi lain, Arindha menyatakan, merebaknya Virus Corona justru meningkatkan sentimen anti-Cina di berbagai penjuru negeri. “Padahal, tiga proyek ekonomi besar-besaran yang sedang dicanangkan pemerintah meliputi proyek kereta cepat, pembangunan kawasan dan infrastruktur ekonomi di Kalimantan Timur, serta pembangunan hydropower di Papua, semuanya melibatkan Cina,” tambah Arindha.

Tren geliat kerjasama ekonomi yang menurun semacam itu tak hanya terjadi di Indonesia. Di banyak negara-negara lain di dunia, epidemi Virus Corona menjadi tembok yang menghalangi masuknya tenaga kerja, kapital, serta barang-barang konsumsi dari dan menuju Cina.

“Kemunculan Virus Corona telah mengkhawatirkan banyak perusahaan besar dunia mengingat Cina merupakan target pasar dan konsumen terbesar mereka,” jelas Indrawan. Hingga saat ini, beberapa perusahaan seperti Apple dan Starbucks telah menutup industri mereka di Cina untuk sementara. “Perputaran uang di Cina jadi turun cukup signifikan. Harga saham menurun hingga 8%  atau senilai 445 milliar dollar AS,” tambah Indrawan.

Terlepas dari kelesuan kegiatan ekonomi di berbagai negara, keberadaan Virus Corona adalah permasalahan tentang nyawa manusia. Maka dari itu, wajar belaka bagi masyarakat dunia—terlebih Indonesia—mengalami kecemasan.

Berkaitan dengan hal tersebut, lewat press conference ini, IIS UGM berharap dapat memberi gambaran mengenai permasalahan epidemi Virus Corona pada masyarakat secara efektif. Kita perlu mengetahui bahaya, gejala, dan banyak kemungkinan masalah yang timbul dari keberadaan virus yang menjadi musuh bersama dunia saat ini. Hasilnya, masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat lebih waspada, karena kita tahu, kecemasan dan ketakutan seringkali lahir dari ketidaktahuan dan kelalaian kita terhadap suatu hal. (/Snr)