Yogyakarta, 2 April 2024—Festival Ajisaka UGM 2024 kembali sukses dilaksanakan pada 23-24 Maret 2024. Kompetisi tahunan bagi mahasiswa nasional se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM ini mengangkat isu lingkungan sebagai tema utama. Tercatat sebanyak 392 peserta tergabung dalam 151 tim dari 38 perguruan tinggi nasional.
Memasuki satu dekade, Festival Ajisaka UGM 2024 mengangkat tema “Samarthya Bhumi” yang bermakna bumi dan kekuatannya. Dalam 10 tahun terakhir, laporan National Aeronautics and Space Administration (NASA) menyebutkan, bumi mengalami kenaikan suhu secara signifikan sebesar 1,02 derajat celcius. Berbagai pakar juga menyatakan bahwa kenaikan ini disebabkan oleh banyak faktor, khususnya perubahan iklim. Adapun pemicunya juga berasal dari berbagai aktivitas manusia yang cenderung membuat gas karbon terperangkap di atmosfer. Dampak kenaikan suhu bumi juga mengancam habitat manusia, hewan, dan tumbuhan. Isu ini sengaja diangkat untuk memberikan gambaran bagaimana dunia komunikasi bisa menjadi media untuk mengangkat isu-isu yang kurang diperhatikan masyarakat.
“Ini adalah bentuk kritik, ya. Ilmu komunikasi tidak hanya membahas tentang perkembangan teknologi, artificial intelligence, atau media, tapi bagaimana kemajuan teknologi ini dapat membawa isu-isu yang perlu diperhatikan di masyarakat. Harapannya, insan kreatif yang merupakan anak muda ini bisa turut berkontribusi tidak hanya dengan menyuarakan, tapi juga diimplementasikan melalui tindakan,” terang Tasya selaku Ketua Pelaksana Festival Ajisaka UGM 2024.
Sebagaimana dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya, #1DekadeAjisaka terdiri dari enam mata lomba, yakni Arjuna (Podcast), Nakula (Penelitian), Sadewa (Skippable-Ads), Prahasta (Kehumasan), Kresna (Film Dokumenter), dan Dewi Sinta (Business Model Canvas). Cabang lomba Dewi Sinta merupakan mata lomba baru yang dihadirkan khusus dalam memperingati #1DekadeAjisaka. Pendaftaran telah dibuka per 1 Januari 2024, dan terpilihlah lima tim finalis pada setiap cabang lomba untuk berkompetisi langsung di Fisipol UGM. Setelah itu, tiga tim dengan nilai tertinggi berhak mendapatkan apresiasi dalam bentuk hadiah pemenang.
Uniknya, khusus mata lomba Dewi Sinta tidak ada tim yang berhasil mendapatkan juara satu. “Ini belum banyak diterapkan dalam lomba-lomba di tingkat mahasiswa. Akan tetapi sangat umum ditemui dalam lomba-lomba berbasis nasional dan internasional lainnya, seperti Citra Pariwara. Kami dari pihak juri memutuskan hanya ada juara dua dan juara tiga dari lima tim yang berhasil maju ke final. Sekaligus ini upaya kami untuk meningkatkan standarisasi dalam menyelenggarakan perlombaan nasional mahasiswa,” jelas Syaifa Tania, SIP, MA, Dosen Ilmu Komunikasi UGM yang sekaligus menjadi Juri Dewi Sinta.
Tak hanya pelaksanaan lomba, Festival Ajisaka UGM 2024 juga menyelenggarakan serangkaian acara lain. Dimulai pada 1 Desember 2023, Festival Ajisaka UGM mengadakan diskusi dan screening film bertajuk “Janamejaya: Nature Conservation, Empowering Youth Advocacy Through Digital Media Creation” bersama WatchDoc Indonesia. Rangkaian Candradimuka juga dilengkapi oleh hadirnya pameran “Samarthya Bumi” yang terbuka untuk umum di Galeri Pameran Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
Acara ini tidak akan terlaksana tanpa adanya dukungan universitas dan berbagai pihak, yakni PT. Astra Honda Motor, Pupuk Indonesia, Avoskin Beauty, PT Samudera Indonesia Logistics, Explora Digital Printing, dan Implora. Harapannya, ajang kompetisi menjadi salah satu wadah bagi unit akademik untuk bekerja sama dan menjalin kemitraan dalam mengupayakan berbagai isu di masyarakat. Festival Ajisaka UGM 2024 juga menjadi wujud implementasi dan komitmen UGM terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dan 13 (Penanganan Perubahan Iklim), serta 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). (/tsy)