[RILIS] FISIPOL UGM Hadirkan Prof. Vedi Hadiz dalam Visiting Professor 2025

Yogyakarta, 25 September 2025—Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) resmi menghadirkan Prof. Vedi R. Hadiz, ilmuwan sosial sekaligus sosiolog politik terkemuka asal Indonesia, sebagai Visiting Professor pada periode 17 September–17 Oktober 2025.

Prof. Vedi Hadiz saat ini menjabat sebagai Profesor Studi Asia di Asia Institute, University of Melbourne, Australia, dan dikenal luas atas reputasi internasionalnya dalam kajian sistem kekuasaan, ekonomi-politik, serta dinamika sosial kontemporer di Indonesia dan Asia Tenggara. Kehadirannya di FISIPOL UGM diharapkan dapat memperkuat tradisi riset kritis, mendorong publikasi internasional, sekaligus membuka ruang diskursus yang lebih luas bagi akademisi muda.

Selama satu bulan di Yogyakarta, Prof. Vedi Hadiz dijadwalkan akan mengisi berbagai kegiatan akademik, mulai dari kuliah umum, workshop, konferensi, hingga diskusi terbatas. Kegiatan dibuka dengan Public Lecture berjudul “Masa Depan Demokrasi di Era Popular Discontent” pada Rabu, 24 September 2025, dimoderatori oleh Fina Itriyati, Ph.D., dosen Departemen Sosiologi FISIPOL UGM.

Dalam kuliah umum ini, Prof. Vedi menyoroti fenomena popular discontent atau ketidakpuasan publik yang semakin menguat di banyak negara, termasuk Indonesia. Fenomena tersebut erat kaitannya dengan menguatnya populisme, melemahnya institusi demokrasi, serta kembalinya praktik oligarki di era pasca-Reformasi.

Menurutnya, krisis demokrasi yang berlangsung saat ini bukanlah gejala instan.

“Krisis demokrasi sekarang ini ditandai dengan semakin besarnya skeptisisme terhadap institusi negara, meski mayoritas masyarakat masih menginginkan demokrasi. Ini bukan muncul tiba-tiba, melainkan akumulasi proses panjang selama 40 hingga 50 tahun terakhir,” jelasnya.

Rangkaian kegiatan berikutnya akan dilanjutkan dengan Public Lecture kedua bertajuk “Oligarki Setelah Reformasi Berakhir” yang dimoderatori oleh Dr. Luqman Nul Hakim, dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIPOL UGM.

Topik ini mengulas kembali tesis besar yang pernah ia bangun bersama Richard Robison dalam buku klasik Reorganising Power in Indonesia (2004), yang menjadi rujukan utama kajian politik Indonesia pasca-otoritarianisme. Dua dekade kemudian, Prof. Vedi akan mengevaluasi bagaimana relasi sosial oligarkis telah berevolusi, apa strategi barunya, serta bagaimana hal itu membentuk trajektori demokrasi Indonesia hari ini.

Selain kuliah umum, sejumlah agenda penting Prof. Vedi selama di FISIPOL UGM antara lain:

    • GO SOUTH Conference 2025: Keynote Speech & Panel Diskusi – 1 Oktober
    • Workshop: Contesting Hegemony: Labour, Ideology, and the Limits of Resistance in Post-Authoritarian Indonesia – 2 Oktober
    • Diskusi Terbatas FORDEKIIS: Memperkuat Kajian Ilmu Sosial Kritis di Indonesia – 6 Oktober
    • Workshop Penulisan Disertasi untuk mahasiswa S3 FISIPOL UGM – 7–10 Oktober (tentatif)
  • Workshop Publikasi Internasional untuk peneliti dan dosen FISIPOL UGM – 7–10 Oktober

Sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam kajian politik dan ekonomi Indonesia serta Asia Tenggara, kehadiran Prof. Vedi Hadiz di FISIPOL UGM diharapkan memberikan dampak signifikan bagi penguatan riset dan peningkatan kualitas publikasi internasional.

Lebih jauh, program Visiting Professor ini juga ditujukan untuk membentuk ruang publik intelektual yang lebih kritis, terbuka, dan relevan dengan tantangan demokrasi kontemporer. Dengan karya ilmiah yang telah dipublikasikan di berbagai jurnal bereputasi serta jejaring akademik global yang luas, Prof. Vedi Hadiz diyakini dapat memperkaya perspektif civitas akademika sekaligus memperluas kolaborasi riset internasional FISIPOL UGM.