Sambil Merencanakan Karir, Yuk Ikut Program Magang!

Yogyakarta, 4 Maret 2018 –  “Dunia kuliah dan dunia kerja itu punya gap, ada suasana dan tuntutan yang berbeda. Magang bisa menjembatani masalah ini,” ujar Luqman Tifa Perwira, founder Astadaya Consulting yang menjadi pemateri pembekalan magang periode Maret 2019 oleh Career Development Center (CDC) Fisipol UGM pada Senin (4/3) di ruang BA 204.Dalam memasuki dunia kerja, biasanya kegagalan di tahap rekrutmen ada tiga, yakni belum mememiliki kompetensi, belum sadar telah memiliki kompetensi, dan belum mampu mempromosikan kompetensinya. Lantas apa yang harus dilakukan?

  1. Refleksi Diri dan Temukan Jawaban ‘Apa yang harus dikembangkan?’

Pengembangan diri terdiri dari tiga hal yaitu pertama, knowledge yang mencakup pengetahuan teknis dan pengetahuan umum. Kedua, ability yakni pengalaman dan kecerdasan yang harus dilatih sejak dini. Terakhir, skills yang mencakup problem solving, leadership, dan komunikasi. Karakteristik lainnya meliputi attitude dan  personality. Hasil dari pengembangan diri seperti kemampuan presentasi yang kurang meyakinkan bisa direfleksikan melalui magang. “Branding diri itu penting tanpa harus overconfident, pede aja. Nantinya, jarak waktu antara magang hingga kelulusan bisa dipakai untuk mengisi gap kekurangan diri,” ujar Luqman.

 

  1. Kuasai Konsep Tripod

Setelah memahami kebutuhan akan pengembangan diri, kunci setelahnya adalah menguasai konsep tripod, pertama adalah profesional, yakni keterampilan dan penguasaan pekerjaannya. Kedua etika berupa komitmen dan menanamkan work ethics, dan yang ketiga adalah etiket, yakni hal – hal yang nampak seperti sopan santun dan senyum. “Apabila ada yang tidak seimbang, bagaikan tripod yang tidak bisa berdiri tegak,” ujar Luqman. Selain itu, magang juga bisa dilakukan untuk memperisapkan karir di masa  depan. Lantas, Apa bedanya karir dengan pekerjaan?

 

  1. Bedakan Karir Dengan Pekerjaan

Karir merupakan prospek kehidupan jangka panjang karena melibatkan emosi dan minat. Karir memiliki engagement dengan profesinya sehingga memiliki peluang untuk mengembangkan diri dan skill jangka panjang. Sedangkan  pekerjaan sifatnya sementara tanpa prospek kedepan yang hanya dilakukan saat ini. “Kalau terdorong untuk melakukan hal lebih, kita harus punya pijakan kuat kenapa memilih karir yang kita inginkan,” ujar Luqman.

 

  1. Bingung Menentukan Karirmu Kedepan?

Career anchor atau skala jangka karir yang dibuat oleh Edgar Schein memiliki delapan karakteristik yang bisa membantumu menentukan karir yang cocok mulai dari kompetensi teknis hingga lifestyle. Selain itu,  Ikigai Japanese Concept yang berbentuk diagram venn juga membanntu pilihan karirmu melalui indikator; apa yang kamu sukai, apa yang kamu kuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang dibayar dari anda.

 

Sebagai penutup sesi pembekalan, Luqman menekankan untuk menetapkan tujuan kesuksesan bagi masing-masing orang. “Sukses itu gak selalu linier, bisa jadi profesi yang kita tekuni akan berbeda dengan latar belakang pendidikan. Menetukan karir akan lebih mudah kalau tahu tujuan tapi belum ada kompetensi. Disinilah magang turut berperan dalam menentukan minat kita,” ujar Luqman.

Bagaimana dengan teman-teman Fisipol? Yuk ikut magang dan siapkan rencana karirmu dari sekarang! (/Afn)