Selama Pandemi, Fisipol Ngapain Aja, Sih?

Hadirnya pandemi COVID-19 secara tiba-tiba telah membawa kita pada kondisi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kuliah online yang awalnya terpikir hanya akan berlangsung selama dua pekan, ternyata hingga kini sudah terhitung lebih dari tiga bulan. Semua aktivitas terhambat, tak ada yang berani mengambil risiko jika perkuliahan tetap berlangsung secara normal. Meskipun banyak keluhan akibat adanya peralihan metode pembelajaran, sepertinya memang inilah yang terbaik demi keselamatan. Sejak dikeluarkannya Surat Edaran Dekan Nomor 1916/J01.SP/ADM-5/III/2020 pada tanggal 14 Maret 2020, Fisipol terpaksa mengosongkan gedungnya.

Hanya satu-dua orang yang duduk di bangku San Siro ditemani hembusan angin dan dedaunan kering yang berserakan. Selasar Barat terasa sunyi tanpa adanya lingkaran diskusi dan acara yang mengisi. Meja dan kursi Fisipoint tertata rapi tak ada pengunjung. Mushola Mandiri Syariah tinggal gulungan karpet dan mukena yang terlipat. Barisan orang yang dengan sabar mengantre toyagama Fisipol hanya tersisa bayang-bayang saja. Pun tak terlihat lagi pintu Fisipmart yang berulang kali terbuka-tertutup akibat banyaknya mahasiswa yang keluar-masuk.

Begitulah kondisinya saat itu, kampus impian yang ditinggal penghuni. Menanggapi hal tersebut, pihak kampus tidak diam saja. Apalagi banyak mahasiswa yang masih berdiam di indekos karena akses transportasi yang segera ditutup membuat mereka tak bisa kembali ke rumah. Maka dari itu, Fisipol melakukan screening data untuk memastikan keberadaan dan kondisi setiap mahasiswanya. Sebagai rasa peduli terhadap mahasiswanya, Fisipol memberikan bantuan logistik maupun finansial bagi yang terdampak. Bantuan seperti sembako dan bahan makanan lain disalurkan untuk memenuhi kebutuhan pangan mahasiswa yang masih bertahan di indekos. Bahkan tidak hanya sekali, Fisipol membuka beberapa gelombang bantuan logistik bagi siapa saja yang masih kesulitan mencari bahan pangan karena adanya pembatasan mobilisasi.

Bahan makanan seperti minyak, tepung, telur, roti gandum, dan mie instan diharapkan dapat menghidupi mahasiswa selama tak bisa pulang dari perantauan. Selain itu, Fisipol juga memberikan bantuan sejumlah uang untuk kebutuhan membeli kuota internet bagi seluruh mahasiswanya. Hal tersebut dimaksudkan agar mereka dapat mengikuti proses pembelajaran tanpa terhalang oleh jaringan data. Semua bantuan yang diberikan adalah semata-mata untuk memastikan kegiatan perkuliahan online dapat berjalan semestinya sesuai yang telah direncanakan.

Tanggapan Fisipol terhadap efek pandemi tidak terbatas bantuan itu saja, masih ada upaya-upaya lain untuk memperhatikan mahasiswanya. Melalui akun resmi media sosial Instagram, Fisipol membagikan berbagai informasi mengenai pencegahan penyebaran COVID-19 terkait protokol kesehatan dan himbauan untuk tetap aman. Solidaritas sosial antar-sesama juga terlihat melalui himpunan mahasiswa pada beberapa departemen yang menggalang donasi untuk membantu teman yang terdampak secara ekonomi. Ada pula dosen-dosen yang turut memberikan dukungan spiritual dengan membuat video dan swafoto kelompok berisi ucapan semangat untuk mahasiswanya dalam menghadapi hari-hari perkuliahan di tengah pandemi.

Untuk mengisi momentum pandemi global, Fisipol juga mengadakan serial diskusi dengan topik “Penanganan Krisis COVID-19” dalam rangka menanggapi krisis unprecedented. Acara ini bertujuan guna memahami dinamika respon dan tata kelola krisis COVID-19 serta untuk memberi masukan ke berbagai stakeholders. Adapun pembicara dalam serial diskusi ini adalah dekan dan dosen-dosen Fisipol sendiri. Tidak hanya itu, Fisipol juga mengadakan soft launching dan diskusi buku “Tata Kelola Penanganan COVID-19 di Indonesia: Kajian Awal” yang merupakan buku hasil kontribusi yang disusun oleh para akademisi Fisipol UGM yang berkolaborasi dengan para akademisi dari berbagai disiplin ilmu yang lain.

Kemudian, terkait wacana new normal yang akhir-akhir ini ramai digaungkan pemerintah, Fisipol UGM akan menerapkan tiga tahapan menuju kenormalan baru, yakni Fase Simulasi (15 s.d. 28 Juni 2020), Fase Transisi (29 Juni s.d. 30 Agustus 2020), dan Fase New Normal (dimulai tanggal 31 Agustus 2020). Melalui video simulasi new normal yang diunggah di akun Instagram dan Youtube, Fisipol mengajak sivitas akademika untuk melihat kebiasaan baru yang diberlakukan di area kampus, baik itu di Kampus Fisipol Bulaksumur maupun Kampus Fisipol Unit II Sekip, dalam rangka menyambut kenormalan baru. Pada Fase Simulasi yang akan diberlakukan hingga dua minggu, beberapa unit layanan di fakultas mulai beroperasi kembali. Diantaranya adalah: Akademik dan Kemahasiswaan, Keuangan, Umum Perlengkapan, Sumber Daya Manusia (Kepegawaian), Teknologi Informasi, GEO, UP3M, Media, Perpustakaan dan Digilib, SKKK, dan Parkir.

Selama Fase Simulasi, seluruh sivitas akademika Fisipol UGM juga dihimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah dan Universitas Gadjah Mada. Untuk menunjang kebiasaan baru, Fisipol UGM juga menyediakan sejumlah fasilitas tambahan seperti pengadaan pos-pos pengecekan, tempat cuci tangan, penyediaan multivitamin, face shield, masker untuk pegawai, dan sebagainya. Meskipun sudah menyiapkan segala hal, semua berharap agar pandemi segera berlalu. (/Wfr)