Seminar Nasional & Temu Alumni MAP UGM: Ruang Eksplorasi Ide dan Refleksi atas Birokrasi

Yogyakarta, 21 Desember 2019—Salah satu agenda besar pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo adalah perombakan kebijakan dan reformasi birokrasi. Kedua hal tersebut menjadi fokus utama Presiden Joko Widodo pada periode kedua masa jabatannya di tahun 2019-2024.

Dalam pidato pelantikan presiden pada 20 Oktober lalu, Joko Widodo menyatakan akan memangkas proses birokrasi untuk mencapai tujuan efektivitas birokrasi. Benang merah tujuan yang hendak dicapai sejatinya meliputi dua hal: pertama, birokrasi yang sebelumnya lamban dan kaku menjadi lebih fleksibel dan gesit dalam mengikuti pola perkembangan kebutuhan masyarakat, dan kedua, meminimalisir politik tukar guling jabatan dan politik balas budi yang dilakukan oleh pemimpin politik pasca Pemilu.

Sebagai respon atas fakta tersebut, Magister Administrasi Publik UGM berinisiatif mengadakan acara Seminar Nasional dan Temu Alumni bertajuk “Pemangkasan Birokrasi: Arah Kebijakan dan Antisipasi Dampaknya”. Acara tersebut diadakan di Ruang Seminar Magister Administrasi Publik Fisipol UGM, Jl. Prof. dr. Sardjito, Sekip, Yogyakarta pada hari Sabtu, 21 Desember 2019.

Rangkaian acara sudah dimulai sejak pukul 07.30 dengan registrasi peserta oleh panitia dan baru berakhir pada pukul 17.00 dengan dilaksanakannya reuni akbar. Adapun rangkaian reuni akbar dilaksanakan dengan Musyawarah Keluarga Alumni MAP UGM dan penampilan musik dari band alumni bernama Teuku Dalin dan Gaspol.

Selain bertujuan menyambung kembali hubungan dengan sesama kolega, acara Seminar Nasional dan Temu Alumni penting dijalankan mengingat MAP UGM berposisi sebagai kawah candradimuka bagi para administrator mengembangkan ilmu pengetahuan dan advokasi kebijakan. Acara tersebut menjadi sarana untuk saling bertukar ide dan gagasan tentang kebijakan pemerintah mengenai pemangkasan birokrasi.

Semangat semacam itu wajar belaka dimiliki para alumni MAP UGM. Sebagai institusi pendidikan, MAP UGM, berikut para sivitas akademikanya memiliki tekad untuk menyadarkan masyarakat supaya mengetahui, memahami, dan memiliki preferensi terhadap pemerintahan yang gesit secara birokrasi di era disrupsi. Hal tersebut, tentu saja, bertujuan untuk memastikan bahwa kualitas pelayanan publik di tingkat Nasional maupun daerah dapat terus mengalami peningkatan.

Selain itu, dalam rangkaian seminar juga dilaksanakan launching buku berjudul Kebijakan Publik Kontemporer: Analisis terhadap Kasus Kebijakan Publik di Indonesia yang dieditori oleh Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo sebagai akademisi MAP UGM yang berfokus pada bahasan tentang public policy.

Acara launching buku dimoderatori oleh Wahyudi sendiri, dan berlanjut pada pembahasan isi buku oleh beberapa pembicara berikut: Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.A.P. (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Alumni MAP), Prof. Dr. Agus Pramusinto (Ketua KASN), Drs. Dwi Wahyu Atmaji, MPA (Sesmen PAN RB), Robert Na Endi Jaweng (Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), dan Zul Elvian, MSi (Walikota Solok, alumni MAP).

Dalam dunia akademik, berbagai bentuk fenomena dan permasalahan sosial seringkali merupakan tanggung jawab bersama yang harus dibahas secara serius. Melalui acara seminar dan temu alumni semacam ini, MAP UGM setidaknya telah menghidupkan usaha itu dan paham bahwa hubungan baik dengan orang-orang terdekat adalah langkah jitu buat melanjutkan langkah yang lebih besar: menjamin terpenuhinya kepentingan publik nasional. (/Snr)