Seri Globalization Talk Institute International Studies :  Internalisasi Global Citizenship dalam Sektor Pariwisata

Yogyakarta, 24 Februari 2020—Seri Globalization Talk kembali diadakan oleh Institute International Studies (IIS) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM. Kali ini, dengan mengangkat tema “Global Citizenship and Educating on Globalization” seminar ini berfokus pada diskusi mengenai sektor pendidikan dalam dinamika globalisasi. Bertempat di Seminar Timur FISIPOL UGM, seminar ini dihadiri oleh mahasiswa, publik, dan juga Bapak Ibu Guru dari berbagai Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta. Sebelumnya, Seri Globalization Talk oleh IIS ini mengangkat tema industri kreatif.Mengundang Associate Professor of Graduate School for International Development and Cooperation, Hiroshima University, Prof.Dr.Ayami Nakaya, dan Dr.Riza Noer Arfani sebagai Direktur Institute of International Studies sebagai pembicara, seminar ini banyak membahas mengenai konsep global citizenship yang diinternalisasikan dalam pendidikan melalui pariwisata.

“Global Citizenship membawa konsep untuk menerima perbedaan, menghormati hak asasi manusia, mindset untuk berkolaborasi, dan memiliki pengetahuan yang dalam terhadap isu gobal dan nilai universal. Pariwisata dapat membantu untuk mendiseminasikan nilai-nilai global citizenship kepada masyarakat. Diharapkan, masyarakat yang aktif dalam sektor pariwisata dapat menciptakan masyarakat yang sehat,” jelas Prof. Dr, Ayami

Beberapa isu yang melanda mengenai persoalan global citizenship menjadi tantangan dalam membiacarakan internalisasi nilai-nilai global citizenship. “Isu-isu dalam global citizenship beberapa diantaranya adalah bagaimana mengaplikasikan nilai tersebut kedalam domestic citizenship,” ungkap Prof. Dr. Ayami. Hal tersebut dapat ditangani melalui beberapa alternatif. “Melalui pariwisata, masyarakat dapat saling bertukar nilai dan rasa pengertian bersama dengan bergaul, dan berkolaborasi melalui partisipasi aktif dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat,” tambah Prof. Ayami

“Salah satu hal yang paling menarik dari pengembangan global citizenship melalui pariwisata adalah sektor pariwisata dengan dibantu oleh masyarakat sehingga dapat digunakan oleh penduduk untuk meningkatkan ekonomi namun juga untuk memenuhi social justice dan inklusi,” jelas Dr.Riza. “Potensi ekonomi sangat besar, pasalnya pariwisata terus meningkat. Contohnya saja, di tahun 2016 terdapat 3,6 juta turis domestik dan luar negeri, meningkat 3,8 juta di tahun 2017, dan 4,1 juta di  tahun 2018.  Potensi ekonomi yang tinggi bahkan dalam dan antar domestik dalam negeri, serta kesempatan pertukaran ide dan pengalaman menjadikan diseminasi nilai-nilai global citizenship terbuka lebar,” tambahnya.

Dalam menginternalisasikan nilai-nilai global citizenship dibutuhkan tiga komponen utama “ Political literacy, sensitivitas terhadap kekerasan, dan social justice menjadi tiga parameter utama dalam menyelesaikan isu dampak negatif dari globalisasi, yang dapat diambil dari pariwisata melalui pertukaran ide dengan para turis,” jelas Prof. Ayami. (/fdr)