
Yogyakarta, 11 Juni 2025—Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali memperkuat kolaborasi akademik internasional melalui penyelenggaraan program SMU x UGM Summer Course 2025, yang berlangsung mulai 8 hingga 10 Juni 2025 dan melibatkan 34 peserta yang terdiri dari 19 mahasiswa Singapore Management University (SMU) dan 15 mahasiswa UGM.
Program dimulai dengan welcoming dinner di Hotel Loman, Yogyakarta, yang menjadi ajang perkenalan lintas budaya antara peserta dari dua negara. Pada hari berikutnya, Senin (9/6), peserta menjalani cultural excursion ke Desa Wisata Pentingsari dan mengikuti Lava Tour Merapi. Di Pentingsari, para mahasiswa terlibat langsung dalam aktivitas budaya seperti membatik dan bermain gamelan, yang tak hanya meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya Indonesia tetapi juga memperkuat diplomasi budaya di kalangan generasi muda global. Lava Tour kemudian membawa peserta menyusuri lereng Gunung Merapi dengan kendaraan 4WD, menyaksikan lanskap dramatis akibat erupsi besar tahun 2010, dan mengenal lebih dalam relasi antara manusia, alam, dan ketangguhan komunitas lokal.
Program kemudian dilanjutkan pada Selasa (10/6) di FISIPOL UGM dengan sesi kuliah bertema “Creative Economy Industry Development in Indonesia” oleh Gregorius Ragil Wibawanto, S.Sos., MAPS., “Circular Economic in Indonesia” oleh Suci Lestari Yuana, S.IP., M.I.A., serta “The Rise and Fall of Indonesian Political Reform” oleh Dr. Joash Elisha Stephen Tapiheru, M.A.. Seluruh rangkaian program ini mendukung pencapaian SDG 4: Quality Education, karena memberikan pengalaman pembelajaran lintas negara yang bersifat kontekstual dan partisipatif.
Selain itu, topik kuliah seperti ekonomi kreatif dan ekonomi sirkular berkaitan erat dengan SDG 8: Decent Work and Economic Growth serta SDG 12: Responsible Consumption and Production, yang mendorong pola ekonomi berkelanjutan. Sementara eksplorasi kawasan Merapi dan penguatan kapasitas kebencanaan komunitas mendukung SDG 11: Sustainable Cities and Communities dan SDG 13: Climate Action. Melalui kolaborasi ini, UGM dan SMU tidak hanya membangun pertukaran ilmu pengetahuan, tetapi juga memperkuat solidaritas antar generasi muda Asia dalam menanggapi tantangan global melalui pemahaman budaya, keberlanjutan, dan kebijakan publik.