Soft Launching Buku KHDTK: Refleksi Kolaborasi Sosial dan Ekologis di Kawasan Hutan

Yogyakarta, 17 Juli 2025 — Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) resmi menggelar soft launching buku “Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Berkelanjutan: Pengalaman dan Refleksi Bekerja Bersama Masyarakat di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Blora–Ngawi”, pada Kamis siang di Ruang Multimedia 1, Gedung Rektorat UGM. Buku ini menjadi dokumentasi reflektif dan ilmiah atas perjalanan panjang UGM dalam pengelolaan hutan berbasis komunitas sejak 2016.

Dalam sambutannya, Dr. Arie Sujito, selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM sekaligus salah satu editor buku, menyampaikan bahwa peluncuran buku ini adalah bagian dari upaya melestarikan hutan tidak hanya sebagai kawasan konservasi, melainkan sebagai ruang pemberdayaan yang hidup bagi masyarakat, akademisi, peneliti, dan para mitra.

Buku ini tidak hanya mencatat praktik pemberdayaan masyarakat yang berhasil diterapkan di kawasan KHDTK Blora–Ngawi, tetapi juga menggambarkan tantangan ekologis, ketimpangan akses sumber daya, dan kekuatan solidaritas sosial yang muncul dari lapangan. Narasi-narasi yang diangkat mencerminkan transformasi paradigma dari pendekatan eksploitatif menuju pengelolaan kolaboratif yang menjunjung prinsip keadilan sosial dan ekologi.

Isi buku menyajikan berbagai pendekatan inovatif, mulai dari analisis kemampuan lahan berbasis biofisik, praktik agroforestri, pengembangan ekonomi alternatif berbasis komunitas, hingga perspektif ekofeminisme yang mengangkat peran perempuan dalam pengelolaan hutan. Kegiatan ini juga menjadi forum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor antara akademisi, pemerintah, masyarakat sipil, hingga dunia usaha, yang sejalan dengan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Inisiatif ini berkaitan langsung dengan sejumlah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 5 (Kesetaraan Gender), SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan SDG 15 (Menjaga Ekosistem Daratan). Melalui penguatan kelembagaan lokal, pelibatan pemuda dan perempuan, serta praktik kehutanan berbasis ilmu pengetahuan dan kearifan lokal, KHDTK UGM menjelma menjadi laboratorium hidup pemberdayaan dan konservasi yang visioner.

Peluncuran buku ini menjadi pengingat bahwa keberlanjutan tidak semata soal kelestarian lingkungan, melainkan juga hasil dari proses sosial yang demokratis, setara, dan berbasis kepercayaan. Ke depan, UGM berharap inisiatif ini dapat menginspirasi praktik serupa di berbagai wilayah lain serta memperkaya diskursus nasional mengenai tata kelola sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan.