Tak Jadi Halangan, Pandemi Corona Justru Pantik Semangat Gerakan Sosial

Yogyakarta, 4 April 2020 –Berbagai gerakan atau aktivisme sosial muncul di tengah situasi pandemi Corona untuk menciptakan suasana yang lebih baik. Hal ini dibahas dalam Digital Future Discussion (Difussion) #21 oleh Center for Digital Society (CfDS) UGM (03/04). Obed Kresna dan Ahmad Fikri Danurdoro selaku pelopor Gerakan Gotong Royong Bantu Usaha Kecil Cegah Corona serta Anaq Duanaiko selaku Project Officer of Reasearch CfDS hadir sebagai pembicara dalam diskusi melalui kanal Youtube resmi CfDS tersebut.

Diskusi dibuka dengan penjelasan perspektif teoritis tentang gerakan sosial oleh Anaq Duanaiko. Beberapa teori yang dibahas adalah structural strain theory, political process theory, resources mobilization theory, dan deprivation theory. Teori-teori ini menjelaskan tentang berbagai karakteristik dan tujuan gerakan-gerakan sosial yang dikembangkan para ahli sebelumnya.

Anaq menjelaskan bahwa terdapat perubahan konsep tentang gerakan sosial dan kampanye seiring berjalannya waktu. Beberapa ahli dulu meyakini bahwa  kampanye berbeda dengan gerakan sosial. Menurut Anaq, di era media sosial seperti sekarang, kampanye merupakan bagian dari gerakan sosial. Misalnya, masyarakat bisa melakukan gerakan sosial melalui kampanye di media sosial meskipun terjebak dalam kondisi physical distancing seperti saat ini.

“Gerakan positif sekecil apa pun di media sosial akan berguna di tengah situasi pandemi Corona ini karena bisa mendorong orang lain untuk berbuat yang sama,” kata Anaq. Gerakannya pun bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti membagikan klarifikasi berita hoax. Hanya saja, terdapat kekurangan yang harus diwaspadai dalam gerakan-gerakan di media sosial. Anaq menambahkan bahwa hoaks dan beragam pendapat dari pengguna lain di media sosial bisa mengganggu atau menjatuhkan semangat gerakan sosial.

Salah satu gerakan sosial di tengah pandemi corona ini adalah Gerakan Gotong Royong Bantu Usaha Kecil Cegah Corona yang dicetuskan oleh Obed Kresna dan Ahmad Fikri Danurdoro. Ide untuk menyelenggarakan gerakan ini muncul karena keduanya juga terjun dalam bidang usaha ekonomi mikro. Tujuan gerakan ini adalah membagikan perlengkapan kesehatan untuk para pekerja agar tetap bisa beraktivitas di luar dengan aman dari virus Corona.

“Karena kami tahu, kalau tidak bisa keluar rumah padahal hidupnya sangat bergantung pada pekerjaan di luar sana itu sangat sulit,” kata Fikri.

Donasi dibuka mulai tanggal 18 Maret 2020 hingga 27 Maret 2020. Hasil dari donasi ini kemudian digunakan untuk membeli hand sanitizer, sabun cuci tangan, dan membuat brosur tentang Corona yang akan dibagikan. Gerakan ini fokus ditujukan untuk usaha-usaha yang menggunakan gerobak, pedagang kaki lima, tukang becak, dan rumah makan kecil milik warga di sekitar UGM.

Obed dan Fikri mengaku bahwa media sosial sangat membantu keberlangsungan gerakan ini. Tidak hanya sebagai wadah untuk promosi, mereka memanfaatkan media sosial untuk mengumpulkan relawan dan berkoordinasi. Tautan grup Whatsapp dibagikan secara terbuka sehingga masyarakat umum bisa ikut berpartisipasi. Selain itu, semangat dan cerita-cerita positif di media sosial juga menghadirkan inspirasi bagi mereka untuk membantu sesama.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa tantangan dalam melaksanakan gerakan ini. Menurut Obed, kerja kerelawanan seperti ini tidak hanya kerja fisik tetapi juga kerja mental. Selain rasa capek, mereka juga harus melawan ketakutan dan stres. Terkadang, mereka juga khawatir tertular atau justru menularkan Corona ketika berkumpul. Untuk mengantisipasi hal  tersebut, para relawan diharapkan tetap menjaga kesehatan dan kebersihan diri. Obed dan FIkri juga tidak memaksa para relawan untuk bekerja ketika merasa tidak enak badan.

Gerakan Gotong Royong Bantu Usaha Kecil Cegah Corona akan dilanjutkan sampai stok bantuan habis. Obed dan Fikri mengaku bahwa banyak pelajaran yang diambil dari kerja kerelawanan ini. Harapannya, mereka bisa menginspirasi teman-teman yang lain untuk terus berbuat baik meskipun gerakan ini nantinya sudah diakhiri.