Yogyakarta, 18 September 2024—Vu Minh Anh, alumni mahasiswa asing Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM berhasil mendapatkan beasiswa Yenching Academy Scholarship dari Peking University. Ia terpilih sebagai salah satu dari 106 penerima beasiswa yang diseleksi dari 3.000 pendaftar. Prestasi ini tentu sangat membanggakan mengingat Vu Minh juga sebelumnya merupakan penerima beasiswa FIAS Fisipol UGM.
Ketertarikan Vu Minh di bidang diplomasi membawanya memulai jenjang pendidikan lanjut di program studi Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada di Indonesia. Selama masa studi, ia aktif menjalani magang di Sekretariat ASEAN dan aktif menjadi penghubung antara seminar-seminar di UGM dengan akademis dan organisasi internasional. Vu Minh menyusun skripsi mengenai korupsi dan sistem politik di Tiongkok dan Vietnam. Keinginannya untuk memperdalam ilmu politik dalam urusan internasional menginspirasinya untuk terus belajar. Ia pun menjatuhkan pilihannya pada Peking University melalui Program Yenching Academy di bidang Politik dan Hubungan Internasional.
Vu Minh resmi lulus dari program studi Hubungan Internasional kelas International Undergraduate Programs (IUP) di tingkat sarjana pada Mei 2024 lalu. Ia diwisuda bersama 1.423 wisudawan UGM program sarjana lainnya. Melalui pidatonya, ia merasa senang bisa melanjutkan pendidikan di luar negaranya dan sukses mendapat predikat cumlaude. “Melangkah ke Indonesia pertama kali adalah pengalaman mengesankan bagi saya. Ada banyak perbedaan bahasa, budaya, dan lingkungan belajar, tapi saya bisa beradaptasi dengan itu semua. Saya yakin telah membuat keputusan terbaik dengan keluar dari zona nyaman saya,” ucapnya.
Menurut Vu Minh, Indonesia saat ini memang belum menjadi tempat utama untuk melanjutkan pendidikan. Tapi pengalamannya membuktikan bahwa memilih studi di luar negeri tidak hanya memberikan pengalaman menarik, namun juga membentuk karakter yang adaptif dan berani mengambil tantangan. Vu Minh mengaku awalnya sempat khawatir dengan lingkungan yang jauh berbeda dengan negara asalnya. Namun setelah empat tahun menjalani masa studi, Vu Minh merasa banyak pelajaran yang ia dapatkan selain berkuliah.
“Saya harus mengakui bahwa saya juga memiliki beberapa ketidakpastian di awal perjalanan saya. Tanpa keputusan saya belajar di Fisipol UGM, saya tidak akan mempunyai begitu banyak pelajaran untuk dipelajari, begitu banyak teman untuk ditemui, dan begitu banyak petualangan untuk dijalani,” ujarnya. Ia bersyukur dengan adanya bantuan dari pihak kampus yang menyediakan berbagai program untuk membantunya beradaptasi, seperti program orientasi, pengenalan budaya, dan program pengabdian masyarakat.
Beasiswa FIAS UGM yang didapatkan oleh Vu Minh merupakan inisiasi Fisipol UGM guna memberikan kesempatan belajar di UGM bagi mahasiswa luar negeri, khususnya dari negara-negara ASEAN dan Timor Leste. Program ini terbuka untuk tiga program studi, yakni Department of International Relations, Department of Public Policy and Management, dan Department of Communication Science. Mahasiswa akan mendapat pembiayaan penuh untuk biaya pendidikan, uang saku setiap bulan, dan program kebudayaan.
“Saya mendengar banyak orang mengatakan bahwa Fisipol UGM merupakan salah satu metode pengajaran yang paling progresif dan liberal, dan saya sangat setuju dengan mereka. Semua dosen saya ramah dan berpengetahuan luas, selalu siap membantu mahasiswa dalam perjalanan akademisnya,” paparnya dengan antusias.
Pembelajaran selama empat tahun membentuknya menjadi pribadi yang kuat dan berani mengambil resiko. Vu Minh dikenal sebagai mahasiswa yang selalu antusias, bahkan memiliki kemauan besar untuk mempelajari budaya negara lain. Baginya, keputusan besar harus selalu dibuat untuk mencapai kesuksesan di setiap langkahnya. Go Big or Go Home, prinsip itulah yang dipegang erat oleh Vu Minh dalam setiap langkahnya.
Kali ini, Vu Minh kembali menyambut perjalanannya menuntut ilmu dengan beasiswa Yenching Academy Scholarship di Peking University. Program ini dirancang untuk memberikan pendidikan bagi mahasiswa internasional dari dataran Tiongkok dan banyak negara lain. Vu Minh akan memulai studi masternya pada September, tepat di musim gugur. Vu Minh berharap mengembangkan pandangan yang lebih mendalam hubungan antara korupsi dan pembangunan. Nantinya, ia bercita-cita untuk terjun dalam bidang urusan internasional atau pemerintahan setelah lulus untuk meningkatkan hubungan antar pemerintah, khususnya hubungan diplomatik Vietnam-Tiongkok. Sebagai bagian dari alumni, Fisipol UGM memberikan dukungan sepenuhnya agar Vu Minh sukses menjalani pendidikan masternya di Peking University. (/tsy)