WhatsApp Workflow: Saat Pesan Masuk Bisa Selamatkan Produksi Pangan Nasional

Telah Terbit: Artikel Megashift FISIPOL UGM
“Orkestrasi Digital untuk Agrikultur Indonesia: Dari WhatsApp Workflow ke Ketahanan Pangan”
Karya: Setiawan Guntoro

Yogyakarta, 15 Agustus 2025 — Megashift FISIPOL UGM kembali merilis artikel yang memantik diskusi tentang masa depan pertanian dan ketahanan pangan di Indonesia. Artikel ini mengangkat gagasan sederhana tapi revolusioner: bagaimana aplikasi sehari-hari seperti WhatsApp bisa menjadi tulang punggung digitalisasi pertanian.

Tulisan ini menyoroti masalah klasik dalam agrikultur, khususnya di budidaya ayam broiler: lambatnya arus data lapangan dari kandang ke manajemen, yang menyebabkan keputusan penting sering diambil terlambat dan berisiko. Banyak startup agritech gagal karena aplikasinya tidak sesuai kebiasaan petani. Namun, WhatsApp—yang digunakan 9 dari 10 orang Indonesia—menjadi solusi alternatif.

Lewat konsep WhatsApp Workflow, percakapan harian diubah menjadi data real-time yang siap dipakai untuk pengambilan keputusan. Sistem ini, yang sudah diuji dalam aplikasi “Rahayu”, mampu memangkas pekerjaan repetitif, menutup celah kecurangan, dan mempercepat respons terhadap kondisi kritis di lapangan. Ke depan, WhatsApp Workflow bahkan bisa berkembang dengan AI untuk menganalisis tren data, memberi rekomendasi panen, atau mendeteksi masalah kesehatan ternak.

Lebih dari sekadar efisiensi, artikel ini menekankan bahwa digitalisasi harus inklusif. Teknologi bukan hanya untuk korporasi besar, tetapi juga untuk petani dan peternak kecil yang menjadi ujung tombak ketahanan pangan. Dengan cara ini, transformasi digital tidak hanya mendukung produktivitas, tetapi juga mengurangi kesenjangan keterampilan, mempercepat upskilling generasi muda, serta mendukung agenda Indonesia Emas 2045.

Tulisan selengkapnya dapat dibaca di website megashift.