POLGOV Fisipol UGM Diskusikan Tata Kelola Sumber Daya Berkelanjutan Melalui Buku Second Chance

Yogyakarta, 22 Maret 2024─Research Center of Politics and Government (PolGov) bekerja sama dengan Penerbit Obor dan Indonesia Initiative for Sustainable Mining (IISM) mengadakan diskusi buku berjudul “The Second Chance” pada Jumat (22/3) di Ruang Lab Big Data (BA 401), Gedung BA Lt. 4, Fisipol, UGM. Acara ini dihadiri oleh penulis buku, Rezki Syahrir Ph.D, dosen dari Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Hasrul Hanif, Ph.D, selaku penanggap dan dimoderatori oleh peneliti PolGov, Fitria Yuniarti. Diskusi ini juga turut mengundang para peneliti, para ahli, dosen dan juga mahasiswa sebagai ruang pertukaran ide dan pembahasan isu-isu tentang tata kelola pertambangan di Indonesia.

Buku The Second Chance ditulis oleh Rezki Syahrir yang terinspirasi dari disertasinya di University of Exeter, Inggris. Beliau adalah direktur IISM sekaligus alumnus Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM 2001. Melalui buku yang didiskusikan dalam acara ini, Rezki memaparkan praktik-praktik pengelolaan sumber daya serta isu-isu seputar sumber daya di Indonesia. Rezki mengeksplorasi argumen bahwa kekayaan mineral, baik nasional maupun sub nasional, melahirkan dua turunan berupa ancaman dan peluang bagi sebuah negara. Penulis juga memperkenalkan idiom the paradox of the mineral wealth contribution, kontradiksi yang dihadapi ketika negara terus meningkatkan kontribusi kekayaan mineralnya namun berubah menjadi ketergantungan yang berlebihan sehingga mengancam pembangunan berkelanjutan. Sebuah konsep “sustainability resource governance” atau tata kelola sumber daya yang berkelanjutan diperkenalkan oleh penulis sebagai syarat dan upaya agar dapat melepaskan diri dari jebakan kontribusi kekayaan mineral di Indonesia.

Selain menjelajahi medan kajian pertambangan timah (Pulau) Singkep, yang dieksplorasi semenjak pertengahan abad ke-19; diskusi juga melihat lima daerah pertambangan utama nasional kontemporer (Muara Enim, Kutai, Kolaka, Luwu Timur; dan Mimika Papua), hingga contoh “kegagalan” pengelolaan beberapa pertambangan di luar negeri. Diskusi buku semakin diperkaya dengan telaah dan analisis dari Dosen DPP, Hasrul Hanif tentang politik dan tata kelola sumber daya dan lingkungan. Diskusi ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) poin ke-9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur, poin ke-11 tentang kota dan pemukiman berkelanjutan, serta poin ke-17 yaitu kemitraan untuk mencapai tujuan. Kedepannya, diskusi ini diharapkan dapat memperluas gagasan tentang tata kelola sumber daya alam yang berkelanjutan.