IIS FISIPOL UGM Terbitkan Monthly Review Mei 2025: Soroti Dinamika Ekonomi Global, Politik Domestik, dan Tantangan Transnasional

Yogyakarta, 3 Juni 2025—Institute of International Studies (IIS) FISIPOL UGM menerbitkan Monthly Review #1 edisi Mei 2025. Publikasi ini menghimpun tulisan-tulisan analitis dari penulis muda lintas kampus, membahas isu-isu strategis yang mencerminkan kompleksitas politik, ekonomi, dan keamanan global kontemporer. Edisi ini mengangkat empat fokus utama: dinamika pasar modal Indonesia, kejahatan transnasional, regulasi digital global, serta de-dolarisasi di negara-negara Global South.

Salah satu tulisan menyoroti kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Maret 2025 yang disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi domestik, termasuk pembentukan lembaga dana abadi nasional Danantara. Penulis mengkritisi potensi konflik kepentingan dan kurangnya transparansi yang memicu penarikan besar-besaran investor asing. Refleksi ini penting dalam memperkuat komitmen terhadap SDGs nomor 16 tentang perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh, khususnya dalam memastikan tata kelola yang akuntabel dan transparan.

Tulisan lain membahas kasus kejahatan transnasional berbasis digital, seperti perdagangan manusia yang melibatkan aparat negara dan lintas yurisdiksi. Penulis menekankan pentingnya ratifikasi protokol internasional oleh Indonesia serta peningkatan kerja sama lintas negara dalam penegakan hukum. Wacana ini sejalan dengan SDGs nomor 5 (Kesetaraan Gender) dan SDGs nomor 16, karena menyentuh aspek perlindungan korban kekerasan seksual dan anak, serta penguatan sistem hukum yang responsif terhadap tantangan lintas batas.

Pada bidang ekonomi digital global, Monthly Review edisi ini mengulas fenomena “Brussels Effect”, yaitu dominasi regulasi Uni Eropa terhadap raksasa teknologi dunia. Dengan menyoroti denda terhadap Apple dan Meta dalam kerangka Digital Markets Act, tulisan ini mengajak pembaca merefleksikan urgensi kedaulatan digital negara-negara Global South dan pentingnya regulasi yang adil. Diskursus ini memiliki relevansi kuat dengan SDGs nomor 9 (Industri, Inovasi dan Infrastruktur) dan SDGs nomor 10 (Pengurangan Kesenjangan).

Di sisi lain, analisis tentang gerakan de-dolarisasi oleh BRICS menunjukkan bagaimana negara-negara berkembang mencoba menciptakan sistem keuangan multipolar untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Meski belum ada kekuatan tunggal yang mampu menyaingi dominasi dolar, upaya ini mencerminkan aspirasi menuju sistem keuangan global yang lebih setara dan inklusif—selaras dengan SDGs nomor 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dan SDGs nomor 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Melalui publikasi ini, IIS FISIPOL UGM tidak hanya menghadirkan ruang akademik bagi para penulis muda untuk menyuarakan gagasan kritisnya, tetapi juga turut memperluas literasi publik terhadap isu-isu internasional yang berdampak langsung pada tata kelola nasional. Monthly Review menjadi bagian dari kontribusi kampus dalam memperkuat peran generasi muda dalam diplomasi pengetahuan dan advokasi kebijakan berbasis data dan keadilan.

Baca disini: https://iis.fisipol.ugm.ac.id/2025/06/03/iis-monthly-review-1-edisi-may-2025/