Dukung Ketahanan Pangan dan Pertumbuhan Ekonomi, Mahasiswa Fisipol dan Tim KKN-PPM UGM Perkuat Family Farming

Yogyakarta, 28 Agustus 2025─Pada 22 Juni hingga 10 Agustus 2025 silam, mahasiswa Fisipol UGM bersama Tim KKN-PPM Periode II Tahun 2025 Karsa Saka di bawah pendampingan R. Derajad Sulistyo Widhyharto, S.Sos., M.Si. melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Pagerkidul dan Pagerlor, Kab. Pacitan dengan tema “KKN Tematik Integrasi Wilayah: Optimalisasi Sumber Daya Lokal melalui Inisiasi ‘Family Farming’ dan Penguatan Ekonomi Desa sebagai Upaya Menciptakan Kemandirian Pangan dan Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan di Desa Pager Lor dan Pager Kidul, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan.

Pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dengan tema tersebut dilatarbelakangi oleh sejarah Indonesia yang dahulu dikenal sebagai negara lumbung padi atau negara agraris karena jumlah petani yang tinggi. Selain itu, petani adalah salah satu pekerjaan yang mendukung ketahanan pangan. Namun, jumlah petani kontemporer terus menurun setiap tahunnya walaupun angka usia produktif di Indonesia terus meningkat, di mana pada saat yang bersamaan juga terus mengalami lonjakan angka kelahiran yang semakin meningkatkan kebutuhan pangan.

Tren pergeseran pekerjaan yang semakin menurunkan jumlah petani ditunjukkan dengan maraknya urbanisasi yang didominasi oleh pekerjaan industri hilir, bukan di bidang pertanian. Oleh karena itu, petani sebagai pekerjaan menjadi semakin tidak banyak dilirik oleh pemuda di Indonesia.

Mayoritas pemuda di Desa Pagerkidul dan Pagerlor juga menunjukkan tren pergeseran pekerjaan dari bidang pertanian menuju bidang-bidang lainnya—meskipun sektor pertanian di kedua desa tersebut memiliki potensi yang menjanjikan. Oleh karena itu, R. Derajad Sulistyo Widhyharto, S.Sos., M.Si., Ilham Maulana Rasyid (Fisipol), Naufal Ali Wahyu Jatmiko (Fisipol), Nia Rosmiati (Fisipol), dan Tim KKN-PPM Periode II Tahun 2025 Karsa Saka menginisiasi penguatan pertanian keluarga atau ‘family farming’ di Desa Pagerkidul dan Pagerlor yang didukung dengan penguatan integrasi wilayah desa yang bersebelahan.

Penguatan integrasi wilayah tersebut didukung dengan persamaan karakteristik masyarakat Desa Pagerkidul dan Pagerlor yang bergantung pada hasil tani di kebun ataupun hutan di sekitar desa. Family farming yang kontemporer marak digaungkan di media sosial pun sebenarnya sudah terjadi di kedua desa tersebut, sebagai contoh dalam hal penanaman padi. Mayoritas keluarga di kedua desa telah mencapai ketahanan pangan untuk beras karena panen beras selama satu musim sudah dapat mencukupi kebutuhan beras masing-masing keluarga. Selain beras, masyarakat juga kerap mengolah ketela menjadi thiwul yang bahannya dipanen dari ladang sendiri.

Meskipun masyarakat Desa Pagerkidul dan Pagerlor bergantung pada bidang pertanian, kondisi pekerjaan di sektor pertanian berbanding terbalik di kalangan generasi muda yang mayoritas telah bertransformasi ke bidang-bidang lainnya dan memilih untuk merantau. Padahal, Desa Pagerkidul
dan Pagerlor memiliki potensi yang luar biasa di sektor pertanian.

Melalui pengabdian selama 50 hari, mahasiswa dengan latar belakang yang bervariasi belajar bersama masyarakat di Desa Pagerkidul dan Pagerlor. Melalui penerapan metode-metode yang dipelajari di kampus dan metode yang biasa digunakan masyarakat setempat, mahasiswa menginisiasi program kerja yang bertujuan untuk menguatkan pertanian keluarga.

Sebelum mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat akan kegiatan pemberdayaan, pendekatan kepada masyarakat, pemangku kebijakan setempat, dan industri dilakukan pada awal kedatangan mahasiswa dengan harapan menyukseskan program pemberdayaan ini. Dukungan juga datang dari Pemerintah Desa, Kecamatan Sudimoro, dan Bappeda Pacitan. Bahkan beberapa perusahaan juga mendukung program-program yang diajukan oleh kawan-kawan mahasiswa seperti Bank BPD DIY, EIGER Tropical Adventure, PT PLN Indonesia Power UBP Priok, PT PLN Nusantara Power UP Pacitan, PT Sari Dele Trans, Waroeng SS, dan PT Phapros. Dukungan tersebut tentu berdampak positif pada kelancaran pelaksanaan program pemberdayaan.

Lebih lanjut, program pemberdayaan dilakukan bersama dengan berbagai lapisan masyarakat, meliputi pemerintah desa, kelompok tani, PKK, dan karang taruna, sebagai upaya mempersatukan visi dan misi dalam bidang pertanian yang diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian lokal. Oleh karena itu, berbagai macam program kerja juga dilakukan secara lintas disiplin untuk mendukung tema besar yang diusung seperti pembuatan EM-4 lokal, pembuatan pupuk MKP, pupuk KNO-3, sensor pertanian, Pupuk JLF, pelatihan dan pengenalan hidroponik dengan wick system, pengenalan Gamaumami, pengenalan bibit Gamagora, sosialisasi penggunaan pestisida, sosialisasi bertani tanpa residu, pengenalan konsep bisnis model kanvas, pembuatan minyak cabai, pembuatan tepung kacang hijau, pembuatan pangan sehat dan bergizi berupa flakes kacang hijau, pelatihan manajemen usaha dan literasi keuangan dasar, pelatihan pemasaran online, dan berbagai program kerja lainnya yang dilakukan untuk memperkuat sektor pertanian dan perekonomian di Desa Pagerkidul dan Pagerlor.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini juga mencakup Tujuan Pembangunan Berkelanjutan poin ke-1 tanpa kemiskinan, poin ke-2 tanpa kelaparan, poin ke 3 kesehatan dan kesejahteraan, poin ke-8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, poin ke-9 industri, inovasi, dan infrastruktur, poin ke-12 konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab tentang pembangunan berkelanjutan, dan poin ke-17 terkait kemitraan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, program ini juga sejalan dengan pengembangan disiplin ilmu di FISIPOL UGM untuk pembangunan masyarakat yang berkualitas.

Kontributor: Ilham Maulana