Sastra sedang dalam masa-masa terburuk, atau justru kalau boleh menyebut, mencapai titik nadir. Mario Vargas Llosa, begawan kesusastraan Peru, menyatakan dalam buku kumpulan esainya yang berjudul “Matinya Seorang Penulis Besar”, bahwa kesusastraan di peradaban modern telah kehilangan peran magis. Padahal, pada puluhan dekade lalu, ia telah menempati posisi yang mirip dengan agama; sastrawan dan filsuf dari berbagai belahan bumi tumbuh seperti benih di tanah subur, dan kita mengenal mereka sebagai tonggak peradaban: Sartre, istrinya Simone, Zola, Borges, Chekov, Tolstoy, dan masih banyak lagi. Sementara pada masa sekarang, untuk menemukan penulis sekaliber mereka, kita harus tidur cukup lama sekaligus beruntung untuk memperoleh mimpi yang baik. read more