Humanitarian supply chain management (SCM) is defined by the IFRC as ‘acquiring and delivering requested supplies and services at the places and times they are needed, whilst ensuring best value for money; in the immediate aftermath of any [type of] disaster or reconstruction situation, including items that are vital for survival, such as food, water, temporary shelter and medicine’. Humanitarian Logistics is part and parcel of the wider humanitarian SCM. Recent research has shown a need for multi-dimensional understanding of humanitarian SCM. Both from a technical perspective (logistics, information gathering, warehousing, pre-positioning, transportation, distribution) as well as from a strategic perspective (decision making, co-ordination, inter-organisational co-operation, public-private partnerships, contribution to long-term recovery through knowledge transfer) conceptualisation and field-sustained research has been conducted for the benefit of producing deeper knowledge of global humanitarian SCM. With an estimated 22 billion USD spent in 2013 on humanitarian aid (GHA report 2014; calculations based on both public as well as private spending) in response to natural disasters and complex emergencies one can easily see the need for professional and efficient humanitarian SCM, which is involved in 80% of all relief activities.
Sleman, Tribun. Direktur Pendidikan Pengajaran Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Sri Peni Wastutiningsih mengatakan, tahun ini UGM menerima 3.371 calon mahasiswa program sarjana melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Calon mahasiswa yang diterima itu hanya 5 persen dari jumlah pendaftar SNMPTN yang mendaftar di UGM.
“Calon mahasiswa yang diterima ini berhasil masuk UGM setelah rekamprestasi akademiknya unggul bersaing dengan 66.748 peserta SNMPTN yang mendaftar di UGM,” papar Peni sesaat setelah pengumuman SNMPTN di UGM Sabtu (10/5) malam.
Ditulis oleh Derajad Sulistyo Widhyarto
Sosiolog UGM
Ada tiga penyebab mengapa harga tanah di Yogyakarta bisa sangat tinggi Penyebab pertama adalah dari faktor masyarakat itu sendiri. Saat ini penopang perekonomian di Indonesia telah didominasi dengan kegiatan konsumsi.
Isu-isu yang berkembang di masyarakat bukan lagi untuk memproduksi sesuatu. Melainkan cenderung ke daya beli, artinya masyrakat pun lebih konsumtif. Hal ini juga termasuk pembelian rumah dan tanah.
Kedua hal ini memang tidak bisa lagi dipisahkan. Masyarakat membeli tanah dan rumah tak lagi semata-mata untuk ditinggali, melainkan untuk inverstasi. Gaya hidup baru inilah yang ditangkap oleh pasar, sehingga mengakibatkan harga tanha menjadi selangit.
Munculnya krisis pada 1997 dan terakhir pada 2008 menyebabkan guncangan hebat perekonomian dunia tak terkecuali di Indonesia. Meski saat ini ekonomi sudah membaik, kekhawatiran terjadinya krisis ekonomi dunia seperti tahun-tahun sebelumnya masih menghantui. Di sisi yang lain, krisis yang dialami negara adidaya Amerika Serikat dan Eropa pada kenyataanya juga berdampak pada perekonomian negara lain. Hal itu berarti ketergantungan atau keterhubungan perekonomian dunia makin terasa pada era global saat ini. Apalagi dengan perpindahan kapital yang sangat banyak pun cepat ternyata sangat mempengaruhi perekonomian dunia.
Ditulis oleh Bayu Dardias
Dosen Jurusan Politik dan Pemerintahan
Fisipol UGM
Sultan Hamengku Buwono X mengeluarkan dua kali Sabdaraja dalam selisih lima hari. Sabdaraja pertama menyingkirkan rintangan kultural yang menghambat GKR Pembayun menjadi Putri Mahkota. Sabdaraja kedua menegaskan perubahan nama GKR Pembayun menjadi Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawono Langgeng ing Mataram. Menilik gelar Putra Mahkota yang umumnya bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Hanom Amengku Negara Sudibaya Raja Putra Narendra Mataram, pesan Sultan jelas; Pembayun adalah Putri Mahkota.
Senin (4/5) siang, Perpustakaan Pusat UGM bekerja sama dengan Perpustakaan Fisipol UGM mengadakan sosialisasi kebijakkan baru terkait sistem Unggah Mandiri baik skripsi dan tesis. Acara yang bertempat di ruang BA 109 ini, merupakan bagian dari proses pengenalan mengenai kebijakkan baru milik Perpustakaan Pusat UGM yang dikeluarkan khusus pelaporan karya akhir mahasiswa.Kegiatan sosialisasi ini menghadirkan Ide Yunianto, S.Si, staf Bidang Pengembangan Sistem dan Aplikasi Perpustakaan Pusat UGM sebagai pemateri sosialisasi.
Selasa (5/5) siang, Institute of International Studies (IIS) UGM menyelenggarakan kuliah umum bertajuk Bilateral Relations Between Indonesia and South Korea. Acara ini menghadirkan H.E Cho Tae-Yong, Ambassador of the Republic of Korea in Indonesia sebagai pemateri dan Suci Lestari Yuana, MIA (Dosen Hubungan Internasional) sebagai moderator. Kuliah umum yang bertempat di Ruang Seminar Timur Lt. 2 ini, diikuti tidak hanya dari Jurusan Hubungan Internasional, tetapi juga dari Jurusan Bahasa Korea dan Psikologi. Kegiatan ini merupakan bagian dari serial diskusi selama bulan Mei 2015 yang diselenggarakan oleh IIS UGM.
Pemberian gelar baru di lingkungan keraton adalah suatu hal yang lumra. Tetapi di balik nama atau gelar baru yang disematkan pada seseorang ada konsep tanggung jawab dan fungsi yang harus dijalankan.
Hal tersebut diungkapkan Prof dr Purwo Santoso, Guru Besar Fakultas Ilmu sosial dan Politik (fisipol) UGM menanggapi pemberian nama baru bagi GKR Pembayun.
“Setiap pemberian nama dan gelar baru akan ada peran yang didistribusikan atau komitmen yang janjikan. Tetapi untuk pemberian nama dan gelar kepada GKR Pembayun itu urusan keraton, saya juga asih menunggu penjelasan mengenai hal tersebut,” ujar Ketua Jurusan Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM ini.
Dendi Raditya Atmosuwito
Mahasiswa Manajemen dan Kebijakan Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM
30 April – 1 Mei masih dalam rangka memperingati 60 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung Jawa Barat diadakan Asian-African Student Conference (AASC) atau Konferensi Mahasiswa Asia Afrika 2015 (KMA) di Gedung Merdeka. Konfrensi ini merupakan yang kedua kalinya digelar, setelah konferensi pertama yang juga digelar di Bandung pada tahun 1956.
Dalam KMAA 2015 ini mengangkat enam fokus isu untuk dibahas. Keenam fokus isu tersebut yatu merumuskan strategi untuk mendorong peran kepemimpian mempromosikan nilai budaya Asia-Afrika, pendidikan inklusif, enterpreneurship, media sebagai pilar proses demokrasi, sumber terbuka untuk kemandirian digital, dan jaringan global mahasiswa Asia-Afrika.
Pakar politik dan Pemerintahan dari Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Dardias Kurniadi mengatakan, perubahan nama gelar itu akan berfek cukup luas. Sebab gelar sudah tercantum dalam Ketentuan Umum Pasal 1 poin 4 UUK. Pasal itu sengaja tidak menyebutkan angka “Sedasa” karena mengibaratkan gelar tidak berubah.
Bayu juga menilai, adanya Sabdatama yang dikeluarkan yang dikeluarkan Sultan HB X pada Jumat (6/3) lalu di Bangsal Kencana, dan ditambah adanya Sabdaraja pada Kamis (30/4) di Sitihinggil, menunjukkan Sultan sedang beupaya memuluskan pewaris tahta dari keturunan biologisnya.